2. Kandungan lembab
Kandungan lembab dapat mempengaruhi sifat fisika kimia sediaan padat. Keseimbangan kandungan lembab dapat mempengaruhi aliran dan
karakteristik kompresi serbuk, kekerasan granul, serta stabilitas obat Lachman dan Liebermann, 1989. Kandungan lembab granul effervescent perlu diketahui
untuk melihat apakah ada reaksi effervescent yang prematur sehingga dapat mengakibatkan jumlah gas karbondioksida yang dihasilkan berkurang sehingga
berpengaruh terhadap kenyamanan orang yang mengkonsumsi sediaan granul effervescent. Menurut Dash 2000, persyaratan kandungan lembab untuk granul
effervescent antara 0,4-0,7 dan mudah larut dalam air.
3. Waktu larut
Menurut Wehling and Fred 2004, granul effervescent yang baik diharapkan larut dalam waktu kurang dari 2,5 menit 150 detik menggunakan
200 ml air membentuk larutan jernih, dengan kata lain residu yang tidak larut harus seminimal mungkin.
I. Bahan-Bahan Pembuatan Granul Effervescent
Pemilihan bahan dalam pembuatan granul effervescent lebih rumit dibandingkan dengan bahan dalam pembuatan granul konvensional. Hal ini terkait
dengan kandungan lembab. Sumber asam dan sumber karbonat dalam granul effervescent dengan adanya air akan bereaksi membebaskan CO
2
, hal ini akan menyebabkan granul hancur. Reaksi ini dapat berlangsung dengan adanya
sejumlah kecil air yang terikat atau diserap oleh bahan penyusun granul. Jika hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini terjadi setelah pembuatan granul, akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, bahan penyusun granul dipilih dalam bentuk anhidrat yang
sedikit atau tidak menyerap lembab atau bentuk hidrat mengikat air dalam molekulnya yang stabil dianjurkan untuk dipakai. Kelarutan bahan merupakan
sifat lain yang penting dalam pembuatan granul effervescent. Jika bahan tidak larut, maka reaksi effervescent tidak akan terjadi dan granul tidak akan larut secara
cepat Mohrle, 1980.
1. Sumber karbonat
Sumber karbonat digunakan sebagai sumber timbulnya gas karbondioksida pada produk effervescent. Sumber karbonat yang biasa digunakan
dalam produk effervescent adalah natrium bikarbonat NaHCO
3
dan natrium karbonat Na
2
CO
3
Mohrle, 1980.
2. Sumber asam
Dalam pembuatan sediaan effervescent pada umumnya diolah dengan kombinasi dua jenis sumber asam, mengingat penggunaan asam tunggal dalam
sediaan effervescent akan menimbulkan kesukaran, yaitu akan menghasilkan granul yang menggumpal Ansel, 1989. Menurut Mohrle 1980 asam yang
dibutuhkan dalam reaksi effervescent berasal dari 3 jenis sumber asam yaitu food acid soda kue, asam anhidrat, dan garam-garam asam. Sumber asam yang paling
sering digunakan adalah dari jenis food acid. Yang termasuk food acid antara lain asam tartrat, asam sitrat, asam suksinat, asam malat dan asam fumarat.
Bentuk anhidrat dari food acid dapat digunakan dalam produk effervescent. Ketika dicampur dengan air, asam anhidrat akan terhidrolisis
menjadi bentuk asamnya, yang kemudian dapat bereaksi dengan sumber karbonat untuk menghasilkan reaksi effervescent Mohrle, 1980.
3. Bahan pengisi
Pada peracikan obat dalam jumlah yang sangat kecil diperlukan bahan pengisi, untuk memungkinkan suatu pengempaan. Bahan pengisi ini menjamin
granul memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan Voigt, 1994. Pengisi juga dapat ditambah karena alasan yang lain yaitu untuk memperbaiki daya kohesi
sehingga dapat dikempa langsung jika ingin dibuat menjadi tablet atau untuk memacu aliran Banker and Anderson, 1986.
4. Bahan pengikat