1. Metode granulasi basah
Menurut Mohrle 1980, pada prinsipnya proses granulasi untuk granul effervescent memiliki dasar yang sama dengan granulasi pada granul
konvensional. Teknik-teknik granulasi basah melibatkan pencampuran bahan- bahan kering dengan cairan penggranul untuk membuat massa adonan yang
dapat dibentuk. Granulasi basah pada effervescent dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu dengan penggunaan panas, dengan cairan non reaktif, dan cairan
reaktif. a. Penggunaan panas. Metode ini meliputi pelepasan air dari bahan-
bahan hidrat dalam formulasi pada suhu tinggi membentuk massa yang dapat dibentuk. Proses ini sulit untuk dikontrol agar mendapatkan hasil
yang reprodusibel Mohrle, 1980. Pengulangan pengadukan diperlukan untuk menghasilkan keseragaman komponen dalam formulasi Lindberg,
et al., 1992. b. Dengan cairan nonreaktif. Metode ini lebih sering digunakan dan
memiliki cara yang sama dengan granulasi pada granul konvensional. Cairan granulasi secara perlahan-lahan ditambahkan dalam campuran
komponen formula hingga cairan granulasi terdistribusi merata. Bahan pengikat larut alkohol seperti PVP dilarutkan ke dalam cairan granulasi
kemudian ditambahkan ke dalam campuran komponen. Massa yang terbentuk dikeringkan ke dalam oven. Setelah granul kering kemudian
diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang diperlukan dan dapat langsung ditablet Mohrle, 1980.
c. Dengan cairan reaktif. Cairan atau pelarut yang sering digunakan dalam metode ini adalah air. Proses ini sulit dikendalikan saat massa
granul yang terbentuk harus dengan cepat dikeringkan guna menghentikan reaksi effervescent yang terjadi Mohrle, 1980.
2. Metode granulasi kering
Granulasi dengan metode slugging atau dengan mengkompresi masa tablet yang berukuran besar menggunakan heavy-duty mesin atau roller
compactor cocok digunakan untuk bahan-bahan yang tidak dapat diproses secara granulasi basah. Slug dan bahan dari roller compactor akan mengalami
pengurangan ukuran. Bahan pelicin sangat diperlukan selama proses slugging, komponen asam dan basa dapat digranulasi secara terpisah ataupun secara
bersama-sama Lindberg, et al., 1992.
H. Uji Sifat Fisik Granul 1. Sifat alir