Landasan Teori PENELAAHAAN PUSTAKA

menentukan respon. Jika kurva menunjukkan garis tidak sejajar atau berpotongan, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien dalam menentukan respon. Persamaan umum dari desain faktorial adalah sebagai berikut : Y = b + b 1 A + b 2 B + b 12 AB Y = respon hasil atau sifat yang diamati A,B = level bagian A dan B, yang nilainya antara -1 sampai +1 b ,b 1 ,b 2 ,b 12 = koefisien, dapat dihitung dari hail percobaan Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan, metode ini memiliki efisiensi yang maksimal untuk memperkirakan efek yang dominan dalam menentukan respon. Keuntungan utamanya bahwa metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis dalam arti mampu mengurangi jumlah penelitian jika dibandingkan dengan meneliti 2 efek faktor secara terpisah Muth, 1999.

L. Landasan Teori

Temulawak merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang terdapat di Indonesia. Khasiat temulawak untuk mengobati berbagai macam penyakit mengakibatkan munculnya berbagai jenis sediaan obat yang mengandung temulawak utamanya kurkumin. Kurkumin pada temulawak berkisar antara 1,6-2,2. Ekstrak rimpang temulawak yang digunakan diperoleh dengan metode maserasi. Keunggulan metode maserasi dibandingkan metode ekstraksi yang lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah lebih mudah dalam pengoperasiannya sehingga tidak membutuhkan suatu keahlian khusus, lebih murah karena tidak memerlukan peralatan yang khusus dan dapat menghemat waktu. Bentuk granul effervescent dari temulawak memiliki beberapa keuntungan yaitu menghasilkan gas CO 2 yang memberikan sensasi menyegarkan saat digunakan serta dapat menutupi rasa pahit dan pedas dari temulawak sehingga bentuk sediaan ini menjadi satu pilihan untuk meningkatkan minat konsumen. Kerugian dalam granul effervescent ialah kesulitan untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia karena sistem effervescent tidak stabil dengan adanya lembab. Keberadaan lembab akan menghasilkan reaksi asam dan basa yang terlalu awal sehingga terjadi reaksi effervescent prematur. Untuk mengurangi keberadaan lembab maka semua pekerjaan untuk pembuatan granul effervescent termasuk uji sifat fisik granul dilakukan di dalam ruangan dengan kelembaban relatif maksimal 25 pada suhu ruangan 25°C. Metode yang digunakan dalam pembuatan granul effervescent adalah metode granulasi basah dengan penambahan cairan non reaktif. Keuntungan dari granulasi dengan cairan non reaktif adalah tidak semua bahan dalam formula perlu kontak dengan cairan penggranul atau panas pada proses pengeringan. Namun metode ini masih memerlukan beberapa proses setelah granul dikeringkan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang cukup rumit. Selain itu uap dari cairan penggranul, biasanya etanol atau isopropanol, seringkali berbahaya sehingga harus dihilangkan dan dikumpulkan. Dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak diperlukan bahan-bahan yang dapat menghasilkan reaksi effervescent. Natrium bikarbonat dan asam tartrat-asam fumarat dipilih sebagai sumber basa dan sumber asam karena diharapkan campuran antara basa dan asam ini jika bereaksi dengan adanya air akan menghasilkan gas CO 2 sebagai hasil reaksi effervescent. Gas CO 2 ini yang kemudian berfungsi sebagai penghancur dalam granul effervescent. Campuran asam lebih dipilih dibandingkan dengan menggunakan asam tunggal karena pada penggunaan asam tunggal dalam sediaan effervescent akan menimbulkan kesukaran, yaitu akan menghasilkan granul yang menggumpal sehingga akan mempengaruhi kualitas granul effervescent yang dihasilkan. Asam tartrat bersifat higroskopis, mudah larut dalam air, kekuatan asamnya cukup baik. Dengan sifat asam tartrat yang sangat higroskopis akan menyulitkan dalam pembuatan granul effervescent, sehingga asam tartrat kemudian dikombinasikan dengan asam fumarat yang bersifat kurang higroskopis dibandingkan sumber asam yang lain sehingga jumlah lembab yang masuk ke dalam bahan dapat dikurangi. Untuk bagian basa dipilih natrium bikarbonat karena memiliki sifat mudah larut dalam air serta dapat menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah besar yaitu sebanyak 52 dibandingkan dengan sumber basa yang lain. Metode desain faktorial digunakan untuk menentukan contour plot sifat fisik tablet dengan rumus Y = b +b 1 A + b 2 B + b 12 AB. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui komposisi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat tertentu untuk menghasilkan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak dengan sifat fisik yang dikehendaki, selain itu dengan metode desain faktorial dapat juga dicari eksipien yang mempunyai pengaruh dominan terhadap sifat fisik granul effervescent serta ada tidaknya interaksi antar eksipien yang mempengaruhi sifat fisik granul effervescent yaitu kecepatan alir, waktu larut, dan kandungan lembab granul.

M. Hipotesis