Hasil Determinasi Rimpang Temulawak Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Serbuk Rimpang Temulawak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Rimpang Temulawak

Sebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat, harus dipastikan bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah. Menggunakan sediaan herbal yang salah dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan atau keracunan. Oleh karena itulah perlu dilakukan determinasi terhadap tanaman yang akan digunakan untuk membuat sediaan obat. Determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, dengan cara membuat herbarium basah dari rimpang temulawak kemudian disesuaikan dengan buku acuan “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia” Dalimartha, 2000. Dari hasil determinasi dapat dipastikan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar tumbuhan temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb..

B. Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Serbuk Rimpang Temulawak

Rimpang temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb. berumur ± 2 tahun diperoleh dari Samigaluh, Kulon Progo, yang diambil pada bulan Oktober 2005. Rimpang temulawak yang digunakan sebanyak 200 kg kemudian rimpang dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang masih melekat pada bahan simplisia. Selanjutnya dilakukan sortasi basah untuk 43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memisahkan rimpang temulawak dari kemungkinan adanya campuran rimpang lain atau dari bagian tanaman lain. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan airnya sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurang atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu bahan simplisia seperti temulawak dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri dan zat aktif lainnya. Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kandungan lembab dan menghentikan reaksi enzimatik akan mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Setelah simplisia kering, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan kemungkinan pengotor yang masih tertinggal dan simplisia yang rusak. Penyerbukan simplisia bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel rimpang temulawak. Ekstraksi akan dipermudah dengan pengecilan ukuran partikel. Waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi juga dipersingkat dengan menaikkan luas permukaan kontak antara pelarut dan zat padat karena jarak tembus oleh pelarut ke dalam zat padat diperkecil Parrot, 1989. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pembuatan Ekstrak Rimpang Temulawak