Dividend Signaling Theory LANDASAN TEORI

rendah. Dengan dividen payout yang rendah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijakan dividen menurut Weston dan Copeland 1992:98 dan Sartono 2008:293 adalah sebagai berikut: a. Undang-undang Di dalam undang-undang ditentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos laba ditahan retained earnings dalam neraca. Selain undang- undang, ada juga peraturan pemerintah yang mengatur tentang kebijakan dividen. Peraturan pemerintah menetapkan tiga hal dalam kebijakan dividen, yaitu peraturan laba bersih, larangan pengurangan modal capital impairment rule, dan peraturan kepailitan insolvency rule. Peraturan laba bersih menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba tahun ini atau laba ditahan yang diperoleh tahun lalu. Larangan pengurangan modal ini bertujuan untuk melindungi pemberi kredit, karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi modal membayar dividen dengan modal akan berarti membagi modal perusahaan dan bukan membagikan laba. Peraturan kepailitan menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar dividen pada saat pailit. Kepailitan yang dimaksud adalah pailit karena kewajiban lebih besar dari aktiva. Apabila perusahaan membayar dividen pada kondisi seperti ini berarti perusahaan memberikan dana yang dimiliki pemberi kredit bukan memberikan laba yang diperoleh perusahaan. b. Kebutuhan untuk Melunaskan Hutang Apabila perusahaan memutuskan untuk melunasi hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo, maka sebagian besar laba ditahannya akan digunakan untuk membayar hutang sehingga dividen yang akan dibayarkan menjadi kecil. c. Tingkat Laba Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham yang akan menggunakan dana tersebut di tempat lain d. Kemampuan Meminjam Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukan fleksibilitas dan perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas. e. Larangan dalam Perjanjian Hutang Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya pembatasan ini dinyatakan dalam prosentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka manajemen dapat menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan laba kepada para pemegang saham. Manajemen hanya perlu menaati pembatasan tersebut. 4. Prosedur Pembayaran Dividen Pada dasarnya dividen dibayarkan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Menurut Brigham dan Houston 2001:84 prosedur pembayaran dividen adalah sebagai berikut: a. Tanggal Pengumuman declaration date Tanggal pengumuman dividen adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen. b. Tanggal pencatatan pemegang saham holder-of-record date Tanggal pencatatan pemegang saham adalah pada saat perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak menerima dividen. c. Tanggal ex-dividend ex-dividend Tanggal ex-dividend adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. d. Tanggal pembayaran Payment Date Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.

D. Free Cash Flow

Menurut Jensen 1986 dalam Yudianti 2005 free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value NPV positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Semakin besar free cash flow semakin besar fleksibilitas yang dimiliki pihak manajemen sehingga kemungkinan terjadinya konflik kepentingan atas pemanfaatan free cash flow tersebut juga semakin serius, Selain itu para pemegang saham juga menginginkan agar sisa kas tersebut dibagikan dalam bentuk dividen karena investor beranggapan bahwa manajer akan menggunakan kas tersebut untuk hal-hal yang tidak mendatangkan keuntungan untuk perusahaan. Sedangkan menurut Ross et al. 2000 dalam Rosdini 2009, free cash flow merupakan kas perusahaan yang didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free cash flow menunjukan gambaran bagi investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan.

E. Profitabilitas ROA

Sartono 2008:122 berpendapat profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Chang dan Rhee 1990 dalam Nur Chasana 2008 profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Ang 1997 dalam Puspita 2009 menyatakan bahwa return on asset adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalakan operasionalnya. Return on asset diukur dari laba bersih setelah pajak earning after tax terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampauan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas perusahaan. ROA salah satu ukuran profitabilitas juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi return yang semakin besar.

F. Penelitian Terdahulu

Nuringsih 2005 meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, ROA, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1995-1996. Berdasarkan pengujian hasil regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan dividen. ROA dan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung membagikan dividen yang lebih kecil karena perusahaan memiliki beban bunga yang tinggi sehingga sebagian besar laba akan digunakan untuk melunasi hutang. Gustiana 2009 meneliti tentang insider 0wnership, dispersion of ownership, free cash flow, collaterizable asset dan tingkat pertumbuhan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004-2008. Berdasarkan pengujian hasil regresi diketahui bahwa free cash flow berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Semakin besar free cash flow maka semakin besar pula dividen yang dibagikan karena semakin besar free cash flow yang dimiliki perusahaan maka manajemen akan dapat tekanan yang besar dari para pemegang saham untuk membagikan dividen. Puspita 2009 meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 2005-2007. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Tanda posistif pada regresi variabel return on asset menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan retunrn on asset akan mengakibatkan peningkatan pula pada variabel dividend payout ratio. Dewi 2008 meneliti tentang pengaruh kepemilikan managerial, Kepemilikan institusional, Kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Tanda negatif pada regresi variabel profitabilitas menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah kebijakan dividen. Rosdini 2009 meneliti tentang pengaruh free cash terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Tanda positif pada regresi variabel free cash flow menunjukkan bahwa semakin tinggi free cash flow yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin tinggi dividend payout ratio atau semakin sebaliknya.

G. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh

Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Menurut Jensen 1986 dalam Yudianti 2005 free cash flow adalah aliran kas bebas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value NPV positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow inilah yang sering memicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Para pemegang saham menginginkan agar kas yang sudah tidak digunakan untuk aktivitas perusahaan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, karena jika tidak dibagikan para pemegang saham beranggapan bahwa manajer akan menggunakan free cash flow tersebut untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen membagikan free cash flow dalam bentuk dividen.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dividen diambil dari laba perusahaan, salah satunya adalah laba dari penggunaan aktiva tetap perusahaan. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya ROA akan membayar dividen semakin besar. Variabel Independen Variabel Dependen Free cash flow Profitabilitas Kebijakan pembayaran dividen

H. Perumusan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. H 2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

6 65 94

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

4 120 76

Pengaruh Financial Leverage Dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Deviden Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Busra Efek Indonesia

4 52 85

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

1 62 99

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Analisis agency cost terhadap kecendrungan income smoothing (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2009)

20 122 94

Pengaruh free cash flow dan profit abilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 2011

0 0 81

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 0 17