Kebijakan Pembayaran Dividen Kebijakan Dividen
b. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa pembayaran kepada para pemegang saham. Dividen saham dibagikan sebanding
dengan proporsi saham yang dimilikinya. c.
Dividen Hutang Dividen hutang timbul ketika saldo laba yang dibagikan tidak
mencukupi untuk pembagian dividen sehingga perusahaan akan mengeluarkan scrip dividend yaitu janji tertulis untuk membayar
dividen dalam jumlah tertentu di waktu yang akan datang. d.
Dividen Aset Dividen aset dapat juga dibagikan dalam bentuk selain kas. Aset yang
dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, sediaan barang atau aset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.
e. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah
sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Weston dan Copeland 1992:100 dan Riyanto 2001 dalam Latiefsari 2011 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen yaitu: a.
Posisi Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama
dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas
perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas
dan mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar
dividen dalam jumah besar. b.
Stabilitas Laba Stabilitas laba perusahaan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
dibayarkan. Bagi perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil, maka perusahaan bisa membagi dividen yang tinggi tanpa khawatir nantinya
harus menurunkan dividen, karena tiba-tiba merosot cukup besar. Sebaliknya perusahaan yang labanya berfluktuasi atau relatif tidak
stabil cenderung menahan sebagian labanya, karena tidak yakin apakah labanya karena tidak yakin apakah laba yang diharapkan di tahun-
tahun yang akan datang dapat tercapai. Perusahaan semacam ini akan
membayar dividen yang rendah untuk memungkinkan membelanjai rencana-rencana investasinya dengan dana intern.
c. Peluang ke Pasar Modal
Bagi perusahaan besar yang sudah mapan dan mempunyai catatan profitabilitas yang baik dan laba yang stabil, maka mempunyai peluang
yang lebih besar untuk masuk ke pasar modal dan bentuk-bentuk pembiayaan eksternal lainnya dibandingkan dengan perusahaan yang
kecil dan baru, karena perusahaan kecil dan baru membiayai investasinya.
d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Bagi perusahaan yang mengalami perkembangan yang cepat akan membutuhkan banyak dana untuk membiayai ekspansinya, biasanya
kebutuhan dana ini diperoleh dari sumber dana internal yaitu laba. Untuk keperluan itu maka perusahaan akan menahan labanya dari pada
dibayarkan sebagai dividen. Apabila perusahaan mencari dari sumber eksternal, maka submer-sumbernya adalah para pemegang saham itu
sendiri, yang telah mengetahui keadaan perusahaan. e. Keadaan Pemegang Saham
Jika Perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajer manajer biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang
saham dan dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir semua pemegang saham dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital
gain, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang
rendah. Dengan dividen payout yang rendah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijakan dividen menurut Weston dan Copeland 1992:98
dan Sartono 2008:293 adalah sebagai berikut: a.
Undang-undang Di dalam undang-undang ditentukan bahwa dividen harus dibayar dari
laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos laba ditahan retained earnings dalam neraca.
Selain undang- undang, ada juga peraturan pemerintah yang mengatur tentang
kebijakan dividen. Peraturan pemerintah menetapkan tiga hal dalam kebijakan dividen, yaitu peraturan laba bersih, larangan pengurangan
modal capital impairment rule, dan peraturan kepailitan insolvency rule. Peraturan laba bersih menyatakan bahwa dividen dapat dibayar
dari laba tahun ini atau laba ditahan yang diperoleh tahun lalu. Larangan pengurangan modal ini bertujuan untuk melindungi pemberi
kredit, karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi modal membayar dividen dengan modal akan berarti
membagi modal perusahaan dan bukan membagikan laba. Peraturan kepailitan menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar
dividen pada saat pailit. Kepailitan yang dimaksud adalah pailit