Pengaruh free cash flow dan profit abilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH

FREE CASH FLOW

DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN

Junita Castanheira

NIM: 082114147

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah free cash flow dan

profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen. Latar belakang

dari penelitian ini meneliti bagaimana free cash flow dan profitabilitas dapat

mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data diperoleh dengan metode

porposive sampling. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier

berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa free cash flow dan profitabilitas

tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. Hal ini terbukti

dari nilai koefisien determinasi sebesar 2,1%. Hasil pengujian ini menunjukkan

variasi kebijakan pembayaran dividen dapat dijelaskan oleh variabel free cash

flow dan profitabilitas sebesar 2,1% sedangkan sisanya dijelaskan oleh

sebab-sebab lain diluar model. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh

nilai t-hitung free cash flow 0,233 dan profitabilitas sebesar 0,981, dengan tingkat

signifikansi 0,817 dan 0,333. Oleh karena probabilitas free cash flow dan

profitabilitas lebih besar dari 0,05 maka H

0

diterima. Free cash flow dan

profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.


(2)

Abstract

The Influence of Free Cash Flow and Profitability toward the Policy of Dividend Payment

Junita Castanheira 082114147

Sanata Dharma University 2013

This research was aimed to find out whether free cash flow and profitability influenced the policy of dividend payment. The background of this research was to examine how free cash flow and profitability could influence the policy of dividend payment.

The kind of this research was empirical study. The data was obtained using purposive sampling method. Data analysis technique that used was multiple regression analysis.

The result showed that free cash flow and profitability did not influence the policy of dividend payment. It was proved from the determination coefficient value of 2,1% which showed that the variation of the policy of dividend payment could be explained by the variable of free cash flow and profitability amounted to 2,1%, while the rest is explained by other causes out of the model. By using significance standard 5% was obtained a value of t-count for free cash flow was 0,233 and profitability was 0,981. Due to the probability of free cash flow and profitability was more than 0.05 therefore H0 was accepted. Free cash flow and

profitability did not influence positively toward the policy of the dividend payment.


(3)

PENGA (Studi

P

ARUH FRE

KE i Empiris pa

Di

PROGRAM

EE CASH F

EBIJAKAN ada Perusah Indone iajukan untu Mempero Prog N

M STUDI A FAK UNIVERS

Y

FLOW DAN

N PEMBAY haan Manuf

esia Periode

S K R I P

uk Memenu oleh Gelar S gram Studi

Oleh Junita Casta NIM : 0821

AKUNTAN KULTAS E SITAS SAN YOGYAKA 2013 N PROFITA YARAN D faktur yang e 2009-2011

P S I

uhi Salah Sa Sarjana Ekon Akuntansi h: anheira 114147 SI JURUSA EKONOMI NATA DHA ARTA 3 ABILITAS IVIDEN Terdaftar d 1) atu Syarat nomi AN AKUN ARMA S TERHAD i Bursa Efe

NTANSI DAP


(4)

PENGA (Studi

P

ARUH FRE

KE i Empiris pa

Di

PROGRAM

EE CASH F

EBIJAKAN ada Perusah Indone iajukan untu Mempero Prog N

M STUDI A FAK UNIVERS

Y

FLOW DAN

N PEMBAY haan Manuf

esia Periode

S K R I P

uk Memenu oleh Gelar S gram Studi

Oleh Junita Casta NIM : 0821

AKUNTAN KULTAS E SITAS SAN YOGYAKA 2013 N PROFITA YARAN D faktur yang e 2009-2011

P S I

uhi Salah Sa Sarjana Ekon Akuntansi h: anheira 114147 SI JURUSA EKONOMI NATA DHA ARTA 3 ABILITAS IVIDEN Terdaftar d 1) atu Syarat nomi AN AKUN ARMA S TERHAD i Bursa Efe

NTANSI

DAP k


(5)

(6)

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tuhan tidak pernah mengecewakan umatnya . Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita disaat dan indah pada waktunya.

" Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia! "

(Joel Arthur Barker)

" Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki

keberanian untuk sukses. " (David Viscoot)

Skripsi ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Bapak dan Ibuku tercinta Kakak dan Adik-adikku


(8)

(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Tuhan Yesus, Engkau tanpa lelah mendampingi dan memberkati setiap jalan yang ku tempuh.

2. Rektor Universitas Sanata Dharma, Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S. J. yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar di Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Fr. Ninik Yudianti. M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dr. Herry Maridjo M.Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.


(11)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3


(13)

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

A. Kebijakan Pembayaran Dividen ... 7

B. Kebijakan Dividen ... 8

C. Dividend Signaling Theory ... 10

D. Free Cash Flow ... 18

E. Profitabilitas ... 19

F. Penelitian Terdahulu ... 20

G. Kerangka Pemikiran ... 21

H. Perumusan Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III : METODE PENELITIAN ... 24

A. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional Variabel ... 24

B. Populasi Dan Sampel ... 26

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV : ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Sampel ... 36

B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37


(14)

A. Kesimpulan ... 50

B. Keterbatasan Penelitian ... 51

C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37

TABEL 4.2 Uji Normalitas ... 39

TABEL 4.3 Uji Multikolinearitas ... 40

TABEL 4.4 Model Summary Autokorelasi ... 41

TABEL 4.5 Uji Regresi ... 43

TABEL 4.6 Uji Hipotesis ... 44


(16)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

GAMBAR 4.1 Grafik Normal P-P Plot ... 39


(17)

ABSTRAK

PENGARUH

FREE CASH FLOW

DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN

Junita Castanheira

NIM: 082114147

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah free cash flow dan

profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen. Latar belakang

dari penelitian ini meneliti bagaimana free cash flow dan profitabilitas dapat

mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data diperoleh dengan metode

porposive sampling. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier

berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa free cash flow dan profitabilitas

tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. Hal ini terbukti

dari nilai koefisien determinasi sebesar 2,1%. Hasil pengujian ini menunjukkan

variasi kebijakan pembayaran dividen dapat dijelaskan oleh variabel free cash

flow dan profitabilitas sebesar 2,1% sedangkan sisanya dijelaskan oleh

sebab-sebab lain diluar model. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh

nilai t-hitung free cash flow 0,233 dan profitabilitas sebesar 0,981, dengan tingkat

signifikansi 0,817 dan 0,333. Oleh karena probabilitas free cash flow dan

profitabilitas lebih besar dari 0,05 maka H

0

diterima. Free cash flow dan

profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.


(18)

Abstract

The Influence of Free Cash Flow and Profitability toward the Policy of Dividend Payment

Junita Castanheira 082114147

Sanata Dharma University 2013

This research was aimed to find out whether free cash flow and profitability influenced the policy of dividend payment. The background of this research was to examine how free cash flow and profitability could influence the policy of dividend payment.

The kind of this research was empirical study. The data was obtained using purposive sampling method. Data analysis technique that used was multiple regression analysis.

The result showed that free cash flow and profitability did not influence the policy of dividend payment. It was proved from the determination coefficient value of 2,1% which showed that the variation of the policy of dividend payment could be explained by the variable of free cash flow and profitability amounted to 2,1%, while the rest is explained by other causes out of the model. By using significance standard 5% was obtained a value of t-count for free cash flow was 0,233 and profitability was 0,981. Due to the probability of free cash flow and profitability was more than 0.05 therefore H0 was accepted. Free cash flow and

profitability did not influence positively toward the policy of the dividend payment.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu cara untuk mengukur perkembangan ekonomi suatu negara adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang, ekuitas, dan instrumen derivatif (Dharmarji 2006). Dalam aktivitas pasar modal, para investor akan mendapatkan dua keuntungan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih antara harga jual dengan harga beli surat berharga, sedangkan dividen adalah pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan

Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membagikan dividen. Bagi perusahaan, semakin tinggi dividen dibagikan maka semakin kecil laba ditahan, dan akibatnya dapat menghambat pertumbuhan perusahaan. Sedangkan bagi para pemegang saham adanya pembagian dividen yang relatif stabil akan meningkatkan kepercayaan para pemegang saham sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menginvestasikan modalnya ke dalam perusahaan. Hatta (2002) mengungkapkan bahwa ada dua alasan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam pembagian dividen yaitu kelangsungan hidup perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian laba yang diperoleh perusahaan tidak


(20)

seluruhnya dibagikan dalam bentuk dividen tetapi perusahaan perlu menyisihkan sebagian laba yang diperoleh untuk diinvestasikan kembali. Berkaitan dengan kebijakan dividen terlihat bahwa ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu antara kepentingan pemegang saham, pemegang obligasi, dan pihak perusahaan itu sendiri.

Menurut Jensen (1986) dalam Rosdini (2009) free cash flow adalah aliran kas yang dimiliki perusahaan yang tidak digunakan lagi untuk pendanaan proyek-proyek perusahaan. Hal ini sering memicu timbulnya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, ketika free cash flow tersedia, manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi inefisiensi dalam perusahaan atau mungkin akan digunakan untuk keperluan personal, sehingga para pemegang saham menginginkan agar free cash flow tersebut dibagikan dalam bentuk dividen. Perusahaan dengan free cash flow tinggi akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena perusahaan dengan free cash flow tinggi dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang tidak mungkin dapat diperoleh perusahaan yang mempunyai free cash flow rendah.

Menurut Litner (1956) dalam Nur Chasanah (2008) profitabilitas adalah hal terpenting yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan pembayaran dividen. Hal ini dipertimbangkan karena profitabilitas berhubungan dengan arus kas masuk dan kebijakan pembayaran dividen berhubungan dengan arus kas keluar. Selain itu profitabilitas dan kebijakan pembayaran dividen digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan


(21)

investasi dan struktur modal. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh ini yang nantinya akan dibagikan kepada para pemegang saham. Profitabilitas perusahaan diukur dengan return on asset (ROA), semakin besar ROA maka menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian investasi semakin besar, sehingga meningkatnya return on asset juga akan meningkatkan pembayaran dividen.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kebijakan pembayaran dividen. Selanjutnya penelitian ini diberi judul “ PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN” (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah free cash

flow dan profitabilitas mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen pada

perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011?


(22)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meneliti pengaruh free cash flow terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011

2. Meneliti pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Investor

Memberikan masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan investasi.

2. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen.

3. Bagi Penulis

Menambah kemampuan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan teori-teori yang sudah diperoleh dalam perkuliahan.


(23)

4. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang meneliti masalah sejenis, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pendahuluan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberikan gambaran kepada pembacanya tentang penelitian ini.

1. BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

2. BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis.

3. BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode penelitian yang terdiri dari objek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.

4. BAB IV. PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis data dan pembahasan yang terdiri dari deskripsi data, analisis data, hasil penelitian dan pembahasan.


(24)

5. BAB V. PENUTUP


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kebijakan Pembayaran Dividen

Kebijakan pembayaran dividen adalah kebijakan yang ambil oleh pihak perusahaan untuk membagikan laba yang diperoleh kepada para pemegang saham. Keputusan pembayaran dividen dilakukan oleh direksi perusahaan setiap tahun pada saat rapat umum pemegang saham (RUPS). Besarnya dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham ditentukan dengan dividend payout ratio. Menurut Ang (1997) dalam Puspita (2009), ada beberapa pola pembayaran dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham, yaitu:

1. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share

Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya phisikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikan juga harga saham dan sebalikya.

2. Stable Dividend per-share

Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap dari tahun ke tahun.


(26)

3. Stable Payout

Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasarkan pada suatu prosentase tetap dari laba. Bila laba berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham pun akan berfluktuasi.

4. Regular Dividend Plus Extras

Dalam cara ini dividen reguler ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan dividen ekstra kepada pemengang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham.

5. Fluctuating Dividends and Payout Ratio

Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan dengan perubahan laba. Oleh karena itu besar dividen dan payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti laba dan kebutuhaninvestasi.

B. Kebijakan Dividen

Dividen adalah laba bersih yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Menurut Gitman (2003) dalam Rosdini (2009) kebijakan dividen adalah suatu rencana tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika


(27)

keputusan dividen dibuat oleh dewan direksi pada saat rapat umum pemegang saham (RUPS). Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan yang penting sehingga perlu dipertimbangkan oleh pihak manajemen karena kebijakan ini melibatkan kepentingan antara pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Pada hakikatnya kebijakan dividen merupakan penentuan berapa banyak laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, dan berapa banyak laba yang akan ditahan untuk reinvestasi (Mulyati 2003). Sedangkan menurut Sartono (2008:281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi di masa datang.

Dengan demikian kebijakan dividen adalah suatu kebijakan apakah pihak manajemen akan membagikan laba perusahaan yang diperoleh dalam bentuk dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagikan laba tersebut dalam bentuk dividen, maka perusahaan harus menentukan seberapa besar laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham ditentukan dengan dividend payout ratio.


(28)

C. Dividend Signaling Theory

Menurut Ross dan dkk (1985) dalam Ambarwati (2010:82) dividend

signaling theory didasarkan pada asumsi bahwa dividen diperlukan untuk

memberikan informasi positif dari manajer tentang kondisi perusahaan yang sesungguhnya kepada para investor. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya asymmetric information antara manager dengan investor. Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar tentang kondisi perusahaan sekarang dan di masa yang akan datang. Dikatakan Ross (1977) dalam Mulyati (2003) agar suatu isyarat bemanfaat maka harus mengikuti empat hal. Pertama, manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat untuk mengirimkan isyarat yang jujur. Kedua, isyarat dari perusahaan yang sukses tidak mudah diterima oleh pesaingnya yang kurang sukses. Ketiga, isyarat harus mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang diamati. Keempat, tidak ada cara menekan biaya yang lebih efektif dari pada pengiriman isyarat yang sama. Selanjutnya dividend signaling theory dikembangkan oleh Bhattacharya. Menurut Bhattacharya (1979) dalam Mulyati (2003) dividend

signaling theory merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk

menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan isyarat walaupun menanggung kerugian saat melaksanakannya. Pembagian dividen kas oleh perusahaan merupakan hal yang mahal, karena perusahaan harus menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung pembagian dividen secara tetap, dan karena kas dibagikan untuk dividen maka akan mengurangi kesempatan berinvestasi dengan net present value positif. Namun


(29)

demikian bagi perusahaan yang prospeknya bagus dapat mengganti pembagian dividen melalui pengeluaran saham secara bertahap dengan harga yang semakin meningkat. Tetapi bagi perusahaan yang prospeknya kurang bagus tidak dapat melakukan hal yang sama. Dengan demikian, memberikan isyarat melalui nilai dividen memberikan hasil yang positif. Penggunaan dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan pada masa mendatang merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh semua perusahaan, hanya perusahaan yang prospeknya baik yang dapat melakukannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang tidak sukses sulit untuk meniru cara ini, karena tidak mempunyai arus kas yang cukup untuk melakukannya. Dengan demikian pasar akan bereaksi terhadap perubahan dividen yang dibayarkan, karena pasar yakin bahwa pemberi isyarat adalah perusahaan yang sukses.

1. Bentuk-bentuk Dividen

Ada beberapa bentuk dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham, Menurut Kieso dan Weygandt (2002:319) dalam Santoso (2012) dividen yang dibagikan oleh perusahaan meliputi:

a. Dividen Kas

Dividen yang paling umum digunakan adalah dalam bentuk kas. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam dividen kas adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen.


(30)

b. Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa pembayaran kepada para pemegang saham. Dividen saham dibagikan sebanding dengan proporsi saham yang dimilikinya.

c. Dividen Hutang

Dividen hutang timbul ketika saldo laba yang dibagikan tidak mencukupi untuk pembagian dividen sehingga perusahaan akan mengeluarkan scrip dividend yaitu janji tertulis untuk membayar dividen dalam jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

d. Dividen Aset

Dividen aset dapat juga dibagikan dalam bentuk selain kas. Aset yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, sediaan barang atau aset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.

e. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.


(31)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Weston dan Copeland (1992:100) dan Riyanto (2001) dalam Latiefsari (2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu:

a. Posisi Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dan mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumah besar.

b. Stabilitas Laba

Stabilitas laba perusahaan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan. Bagi perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil, maka perusahaan bisa membagi dividen yang tinggi tanpa khawatir nantinya harus menurunkan dividen, karena tiba-tiba merosot cukup besar. Sebaliknya perusahaan yang labanya berfluktuasi atau relatif tidak stabil cenderung menahan sebagian labanya, karena tidak yakin apakah labanya karena tidak yakin apakah laba yang diharapkan di tahun-tahun yang akan datang dapat tercapai. Perusahaan semacam ini akan


(32)

membayar dividen yang rendah untuk memungkinkan membelanjai rencana-rencana investasinya dengan dana intern.

c. Peluang ke Pasar Modal

Bagi perusahaan besar yang sudah mapan dan mempunyai catatan profitabilitas yang baik dan laba yang stabil, maka mempunyai peluang yang lebih besar untuk masuk ke pasar modal dan bentuk-bentuk pembiayaan eksternal lainnya dibandingkan dengan perusahaan yang kecil dan baru, karena perusahaan kecil dan baru membiayai investasinya.

d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Bagi perusahaan yang mengalami perkembangan yang cepat akan membutuhkan banyak dana untuk membiayai ekspansinya, biasanya kebutuhan dana ini diperoleh dari sumber dana internal yaitu laba. Untuk keperluan itu maka perusahaan akan menahan labanya dari pada dibayarkan sebagai dividen. Apabila perusahaan mencari dari sumber eksternal, maka submer-sumbernya adalah para pemegang saham itu sendiri, yang telah mengetahui keadaan perusahaan.

e. Keadaan Pemegang Saham

Jika Perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajer manajer biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir semua pemegang saham dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital gain, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang


(33)

rendah. Dengan dividen payout yang rendah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijakan dividen menurut Weston dan Copeland (1992:98) dan Sartono (2008:293) adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang

Di dalam undang-undang ditentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos laba ditahan (retained earnings) dalam neraca. Selain undang-undang, ada juga peraturan pemerintah yang mengatur tentang kebijakan dividen. Peraturan pemerintah menetapkan tiga hal dalam kebijakan dividen, yaitu peraturan laba bersih, larangan pengurangan modal (capital impairment rule), dan peraturan kepailitan (insolvency rule). Peraturan laba bersih menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba tahun ini atau laba ditahan yang diperoleh tahun lalu. Larangan pengurangan modal ini bertujuan untuk melindungi pemberi kredit, karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi modal (membayar dividen dengan modal akan berarti membagi modal perusahaan dan bukan membagikan laba). Peraturan kepailitan menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar dividen pada saat pailit. (Kepailitan yang dimaksud adalah pailit


(34)

karena kewajiban lebih besar dari aktiva). Apabila perusahaan membayar dividen pada kondisi seperti ini berarti perusahaan memberikan dana yang dimiliki pemberi kredit bukan memberikan laba yang diperoleh perusahaan.

b. Kebutuhan untuk Melunaskan Hutang

Apabila perusahaan memutuskan untuk melunasi hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo, maka sebagian besar laba ditahannya akan digunakan untuk membayar hutang sehingga dividen yang akan dibayarkan menjadi kecil.

c. Tingkat Laba

Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham (yang akan menggunakan dana tersebut di tempat lain)

d. Kemampuan Meminjam

Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukan fleksibilitas dan perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas.


(35)

e. Larangan dalam Perjanjian Hutang

Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya pembatasan ini dinyatakan dalam prosentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka manajemen dapat menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan laba kepada para pemegang saham. Manajemen hanya perlu menaati pembatasan tersebut.

4. Prosedur Pembayaran Dividen

Pada dasarnya dividen dibayarkan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Brigham dan Houston (2001:84) prosedur pembayaran dividen adalah sebagai berikut:

a. Tanggal Pengumuman (declaration date)

Tanggal pengumuman dividen adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen.


(36)

b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder-of-record date)

Tanggal pencatatan pemegang saham adalah pada saat perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.

c. Tanggal ex-dividend (ex-dividend)

Tanggal ex-dividend adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.

d. Tanggal pembayaran (Payment Date)

Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.

D. Free Cash Flow

Menurut Jensen (1986) dalam Yudianti (2005) free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Semakin besar free cash flow semakin besar fleksibilitas yang dimiliki pihak manajemen sehingga kemungkinan terjadinya konflik kepentingan atas pemanfaatan free cash flow tersebut juga semakin serius, Selain itu para pemegang saham juga menginginkan agar sisa kas tersebut dibagikan dalam bentuk dividen karena investor beranggapan bahwa manajer akan menggunakan kas tersebut untuk hal-hal yang tidak mendatangkan keuntungan untuk


(37)

perusahaan. Sedangkan menurut Ross et al. (2000) dalam Rosdini (2009), free cash flow merupakan kas perusahaan yang didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free cash flow menunjukan gambaran bagi investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan.

E. Profitabilitas (ROA)

Sartono (2008:122) berpendapat profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Chang dan Rhee (1990) dalam Nur Chasana (2008) profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Ang (1997) dalam Puspita (2009) menyatakan bahwa return on asset adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalakan operasionalnya. Return on asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampauan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas perusahaan. ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi (return) yang semakin besar.


(38)

F. Penelitian Terdahulu

Nuringsih (2005) meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, ROA, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1995-1996. Berdasarkan pengujian hasil regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemilikan manajerialdengan kebijakan dividen. ROA dan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung membagikan dividen yang lebih kecil karena perusahaan memiliki beban bunga yang tinggi sehingga sebagian besar laba akan digunakan untuk melunasi hutang.

Gustiana (2009) meneliti tentang insider 0wnership, dispersion of ownership, free cash flow, collaterizable asset dan tingkat pertumbuhan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2004-2008). Berdasarkan pengujian hasil regresi diketahui bahwa free cash flow berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Semakin besar free cash flow maka semakin besar pula dividen yang dibagikan karena semakin besar free cash flow yang dimiliki perusahaan maka manajemen akan dapat tekanan yang besar dari para pemegang saham untuk membagikan dividen.

Puspita (2009) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (2005-2007). Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Tanda posistif pada regresi variabel return on asset menunjukkan bahwa setiap


(39)

terjadinya peningkatan retunrn on asset akan mengakibatkan peningkatan pula pada variabel dividend payout ratio.

Dewi (2008) meneliti tentang pengaruh kepemilikan managerial, Kepemilikan institusional, Kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Tanda negatif pada regresi variabel profitabilitas menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah kebijakan dividen.

Rosdini (2009) meneliti tentang pengaruh free cash terhadap dividend

payout ratio. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa free cash flow

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Tanda positif pada regresi variabel free cash flow menunjukkan bahwa semakin tinggi free cash flow yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin tinggi dividend payout ratio atau semakin sebaliknya.

G. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Menurut Jensen (1986) dalam Yudianti (2005) free cash flow adalah aliran kas bebas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow inilah yang sering memicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Para pemegang saham menginginkan agar kas yang sudah tidak


(40)

dalam bentuk dividen, karena jika tidak dibagikan para pemegang saham beranggapan bahwa manajer akan menggunakan free cash flow tersebut untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen membagikan free cash flow dalam bentuk dividen.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dividen diambil dari laba perusahaan, salah satunya adalah laba dari penggunaan aktiva tetap perusahaan. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya (ROA) akan membayar dividen semakin besar.

Variabel Independen Variabel Dependen

Free cash flow

Profitabilitas

Kebijakan pembayaran dividen


(41)

H. Perumusan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.


(42)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan pada objek penelitian yang dalam hal ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan pembayaran dividen. Kebijakan pembayaran dividen merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham. Kebijakan pembayaran dividen dapat diukur dengan dividend payout ratio (DPR). Dividen payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share . Data dividend payout ratio dapat diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

Dividend payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(Rosdini, 2009).

Dividend payout ratio= Dividend per share Earning per share

Dividens per share= Jumlah dividen dibagikan dengan jumlah saham

Earning per share= Laba bersih setelah pajak dibagikan dengan jumlah saham yang beredar. (Sartono 2008:259).


(43)

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah free cash flow dan profitabilitas.

a. Free Cash Flow

Free cash flow atau aliran kas bebas adalah aliran kas perusahaan yang sudah tidak digunanakan lagi untuk pembiayaan proyek-proyek perusahaan (Jensen, 1986 dalam Yudianti, 2005). Rumus free cash flow menggunakan rumus yang digunakan oleh Yudianti (2005). Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Free Cash Flow= Arus Kas Operasi – Investasi Total Aktiva

Investasi = investasi neto pada modal operasi

Investasi neto pada modal operasi = modal operasit- modal operasi t-1

Modal operasit = modal kerja operasi neto + aktiva tetap neto

Modal kerja aktiva operasi

Modal kerja operasi neto = noninterest bearing CA – noninterest bearing CL= (kas+piutang usaha+persediaan)-(hutang usaha+hutang jangka pendek tak berbunga)


(44)

b. Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas dapat diukur dengan return on asset (ROA). Return on asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan dengan total aktiva. (Sartono 2008:123).

Return On Asset= Net income after tax Total asset

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa efek Indonesia.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.

b. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan selama periode pengamatan yaitu periode 2009-2011.

c. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode pengamatan yaitu periode 2009-2011.


(45)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan mengumpulkan data sekunder, dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011 dan data dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009-2011. Data yang digunakan berupa pooling data, artinya bahwa menggunakan banyak perusahaan dengan banyak tahun.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk pengolahan data. Sebelum melakukan analisis linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk melalukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil regresi yang baik (Ghozali 2009:125).

1. Pengujian Asumsi Klasik

Tahap analisis awal untuk menguji model yang digunakan dalam penelitian ini, agar dari analisis regresi bisa diperoleh model regresi yang bisa ditanggung jawabkan dan tidak bias maka asumsi-asumsi dasar berikut harus dipenuhi.

a. Uji Normalitas (Normality test)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel kebijakan pembayaran dividen dan variabel free cash flow dan profitabilitas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali 2009:107). Model regresi yang baik adalah memiliki


(46)

distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik dengan melihat histogram dan residualnya. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi antara lain dengan analisis grafik (normal P plot) regresi dan uji one sample kolmogorov-smirnov.

1) Metode grafik P-P plot

Uji normalitas dengan metode grafik P-P plot meliputi:

a) Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogtamnya menunjukan pola distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak

mengikuti arah diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Cara untuk mengetahui apakah regresi memenuhi asumsi normalitas adalah dengan melihat nilai signifikansi residual. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal.

b. Uji multikolinearitas (Multicolinearity Test)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel free cash flow dan profitabilitas. Jika variabel free cash flow dan profitabilitas saling


(47)

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerance di atas 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor di bawah 10 c. Uji autokorelasi

Uji autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali 2009:79). Uji D-W hanya digunakan untuk auto korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada lag antara variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari uji D-W berikut ini:

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak

0 < d < dL dL ≤ d≤ dU 4 - dL < d < 4 4 – dU ≤ d ≤ 4 - dL dU < d < 4 - dU Keterangan :

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (dU) dan 4-dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada tidak ada autokorelasi.


(48)

2) Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada auto korelasi positif.

3) Bila DW lebih besar dari pada (4-dL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL) atau DW terletak antara (4-dU) dan (4-dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heterskedastisitas. Data yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah data dari variabel free cash flow dan variabel profitabilitas. Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu metode grafik dan metode uji statistik.

a. Metode Grafik

Metode ini dilakukan dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel kebijakan pembayaran dividen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada


(49)

grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu X adalah Ŷ (Y yang telah diprediksi ZPRED) dan sumbu Y adalah residual atau SRESID (Ŷ-Y) yang telah distudentized. Dasar analisis yang dilakukan adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau model homoskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah dengan memakai teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel yang digunakan adalah kebijakan pembayaran dividen, free cash flow dan profitabilitas. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen, maka digunakan regresi linier berganda yang dirumuskan sebagai berikut:


(50)

Dimana:

DPR = Dividend payout ratio

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi free cash flow

X1 = Free cash flow

β2 = Koefisien regresi return on asset

X2 = Return on assets

ε = Standar error

3. Pengujian Hipotesis

Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien deteminasi (R2). Pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut:

a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar prosentase variasi free cash flow dan profitabilitas pada model dapat diterangkan oleh kebijakan pembayaran dividen. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0<R2 <1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel free cash flow dan profitabilitas dalam menjelaskan variasi kebijakan pembayaran dividen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel free cash flow dan profitabilitas memberikan


(51)

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi kebijakan pembayaran dividen (Ghozali 2009:14).

b. Uji Pengaruh Free Cash Flow dan Profitabilitas Secara Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian signifikansi secara simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah:

1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)

H0 : β1, β2 ≤ 0, Free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

HA : β1, β2 > 0, Free cash flow dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. 2) Menentukan tingkat signifikansi.

Tingkat signifikansi menggunakan 0,05

3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut: a) H0 ditolak, jika nilai signifikansi F lebih kecil atau sama

dengan tingkat signifakansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

b) H0 diterima, jika nilai signifikansi F lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow dan


(52)

profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

c. Uji Pengaruh Free Cash Flow (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh free cash flow dan profitabilitas secara parsial terhadap kebijakan pembayaran dividen. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah:

1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)

H0 : β1 ≤ 0, Free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

HA : β1 > 0, Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

2) Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi menggunakan 0,05.

3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut: a) H0 ditolak, jika nilai signifikan t lebih kecil atau sama dengan

dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. b) H0 diterima, jika nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat

signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.


(53)

d. Uji Pengaruh Profitabilitas (Uji t)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah: 1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)

H0 : β2 ≤0, Profotabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen

HA : β2 > 0, Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan Pembayaran dividen.

2) Menetapkan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi menggunkan 0,05

3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut: a) H0 ditolak, jika nilai signifikansi t lebih kecil atau sama dengan

tingkat signifikansi 0,05 yang berarti profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen.

b) H0 diterima, jika nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 yang berarti profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen.


(54)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Berikut ini adalah daftar jenis-jenis perusahaan manufaktur yang akan digunakan dalam penelitian ini.

N0. Jenis Usaha Jumlah

1 Food and Beverages 19

2 Tobacco Manufacturers 3

3 Textile Mill Products 9

4 Apparel and Other textile Products 11

5 Lumber and Wood Products 3

6 Paper and Allied Products 7

7 Chemical and Allied Products 9

8 Adhesive 4

9 Plastics and Glass Products 5

10 Cement 3

11 Metal and Allied Products 14

12 Fabricated Metal Products 2

13 Stone, Clay, Glass and Concrete Products 6

14 Cables 6

15 Electronic and Office Equipment 5 16 Automotive and Allied Products 17

17 Photographic Equipment 3

18 Pharmaceuticals 9

19 Customer Goods 4

Jumlah 145

Dalam Penelitian ini metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 tahun


(55)

perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang di tetapkan, serta kriteria tambahan sebagai berikut:

1. Membuang data dividend payout ratio yang terlalu besar. 2. Membuang data free cash flow yang terlalu besar.

Berikut ini adalah tabel perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dan kriteria tambahan dalam penelitian ini:

No. Jenis Usaha Jumlah

1 Food and Beverages 2

2 Tabacco Manufactures 1

3 Chemical and Allied Product 2 4 Plastics and Glass Products 1

5 Cement 2

6 Cables 1

7 Electronic and office Equipment 2 8 Automotive and Allied Products 3

9 Pharmaceuticals 3

10 Costumer Goods 3

Total 20

B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan yang mempermudah dalam menginterprestasikan hasil pengumpulan data dan pengolahan data serta pembahasannya.

Tabel 4.1 Descriptive Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kebijakan Pembayaran Dividen 40 2.43 66.67 31.2255 15.44943

Free Cash Flow 40 -22.79 50.00 9.1135 15.85734

Profitabilitas 40 .77 41.56 13.0808 7.56465


(56)

Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel perusahaan. Tabel 4.1 di atas juga menunjukkan bahwa rata-rata variabel kebijakan pembayaran dividen sebesar 31,2255, dengan nilai minimum 2,43, nilai maksimum 66,67 dan standar deviasi sebesar 25,44943. Untuk rata-rata variabel free cash flow adalah sebesar 9,1135, nilai minimum -22,79, nilai maksimum 50,00 dan standar deviasi sebesar 15,85734. Serta rata-rata profitabilitas adalah sebesar 7,56465, nilai minimum 0,77, nilai maksimum 41,56, dan standar deviasi sebesar 13,0808.

C. Analisis Data 1. Uji asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel-variabel yang digunakan normal atau tidak. Ada dua cara untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara termudah untuk melihat normalitas residual dengan melihat grafik. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivarian pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residulanya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan signifikansi 0,05 (Ghozali, 2011: 107)


(57)

Gambar 4.1

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitas garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 15.20738332

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .608


(58)

Berdasarkan pada hasil tabel 4.2 di atas data sudah terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kolmogorov-smirnov sebesar 0,608 dan signifikansi 0,854 yang lebih besar dari 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Jika tolerance lebih dari 0,1 dan kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.3 Coefficientsa

Berdasarkan tabel coeffisients di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari variabel free cash flow dan profitabilitas lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.

b. Calculated from data.

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)    

FreeCashFLow .946 1.057


(59)

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antar kesalahan penganggu (resudual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,918. Jika dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan jumlah observasi (n) = 40 dan jumlah variabel independen 2 (k=2) diperoleh nilai tabel DL = 1,391 dan DU = 1,600. Oleh karena nilai Durbin-Watson terletak antara DU < DW < 4 - DU. Maka koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak terjadi autokeorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Dengan bantuan alat analisis SPSS 17 uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

Tabel 4.4 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .176a .031 -.021 15.61298 1.918

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Free Cash Flow b. Dependent Variable: Kebijakan Pembayaran Dividen


(60)

Gambar 4.2

Dari Scatterplot di atas dapat diketahui dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.


(61)

2. Hasil analisis Regresi Linier berganda

Dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh hasil sebagai berikut.

Dengan melihat tabel 4.3 di atas,dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 26,521 + 0,038X1 + 0,333X2

Dari hasil persamaan regresi linier berganda di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar 26,521. Hal ini mengindikasikan bahwa divident payout ratio mempunyai nilai 26,521 dengan tidak dipengaruhi oleh variabel free cash flow dan profotabilitas. Persamaan regresi di atas mempunyai maksud sebagai berikut:

a. Koefisien regresi free cash flow sebesar 0,038 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% free cash flow akan meningkatkan proporsi dividend payout ratio sebesar 0,038. Tanda positif pada koefisien ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel free cash flow akan mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio.

Tabel 4.5 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 26.521 4.998 5.306 .000

FreeCashFLow .038 .162 .039 .233 .817

Profitabilitas .333 .340 .163 .981 .333


(62)

b. Koefisien regresi return on assets (ROA) sebesar 0,333 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROA akan meningkatkan proporsi dividend payout ratio sebesar 0,333.

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Pada intinya koefisien regresi (R2) mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi veriabel kebijakan pembayaran dividen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel free cash flow dan profitabilitas dalam menjelaskan variasi variabel kebijakan pembayaran dividen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel free cash flow dan profitabilitas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel kebijakan pembayaran dividen (Ghozali 2009:14). Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:  

Berdasarkan tampilan output SPSS model summary menunjukkan besarnya adjusted R2 sebesar 0,021, hal ini berarti 2,1% variasi kebijakan pembayaran dividen dapat dijelaskan oleh variasi dari

Tabel 4.6 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .176a .031 .021 15.61298 1.918

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Free Cash Flow b. Dependent Variable: Kebijakan Pembayaran Dividen


(63)

varibel free cash flow dan profitabilitas sedangkan sisanya (100% - 1,2% = 98,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Standard error of estimate (SEE) sebesar 15,61298, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel kebijakan pembayaran dividen.

b. Uji Statistik F

Tabel 4.7

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 289.393 2 144.697 .594 .558a

Residual 9019.316 37 243.765

Total 9308.709 39

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Free Cash Flow b. Dependent Variable: KebijakanPembayaranDividen

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel free cash flow dan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kebijakan pembayaran dividen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 0,594 dengan probabilitas sebesar 0,558. Karena probabilitas jauh lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%, maka H0 diterima yang berarti free cash flow dan probitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.


(64)

4. Uji Statistik t

Untuk mengetahui apakah variabel free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen maka dapat dilihat uji signifikansinya pada tabel 4.5. Dalam tabel 4.5, thitung 0,233< ttabel 2,026 dengan tingkat signifikansi 0,817. Oleh karena probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti free cash flow tidak berpengaruh positif berhadap kebijakan pembayaran dividen. Sedangkan untuk mengetahui apakah variabel profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen dapat juga dilihat pada tabel 4.5. Dalam tabel 4.5 thitung 0,946 <ttabel 2.026 dengan tingkat signifikansi 0,333. Oleh karena probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada sub bab ini akan dibahas lebih jelas mengenai variabel independen yang berupa variabel free cash flow dan profitabilitas variabel kebijakan pembayaran dividen.

a. Analisis Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen

Variabel free cash flow memiliki koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan bahwa apabila free cash flow meningkat maka akan diikuti dengan pembayaran dividen yang meningkat pula. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jensen (1986). Menurut


(65)

Jensen (1986) dalam Yudianti (2005) free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Maka semakin besar free cash flow yang dimiliki perusahaan semakin besar pula dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Ketika perusahaan memiliki dana sisa yang tidak bisa diinvestasikan lagi, maka perusahaan seharusnya membagikan dana kepada investor dalam bentuk dividen.

Dalam penelitian ini argumen Jensen diterima karena kemungkinan dana free cash flow yang dimiliki perusahaan di Indonesia masih relatif kecil. Dari deskripsi data tampak bahwa nilai teringgi free cash flow sebesar 50,00 dan nilai terendah sebesar -22,79, sedangkan nilai rata-rata free cash flow sebesar 9,1135. Kondisi ini kemungkinan yang menjadi penyebab tidak didukungnya hipotesis ini.

Hasil temuan ini mendukung hasil temuan dari Endang dan Minaya (2003) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

b. Analisis Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen

Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan bahwa apabila profitabilitas (ROA) meningkat maka

dividend payout ratio pun akan meningkat. Hasil penelitian ini


(66)

dividen payout ratio. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan tidak berdampak pada peningkatan pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Tanda positif dalam penelitian ini sesuai dengan dividend signaling theory (Ross, 1977) yang menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu isyarat kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Berdasarkan pada teori di atas menunjukkan bahwa return yang tinggi melalui aset yang dimiliki yang tercermin dari ROA menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen yang tercermin dari dividend payout ratio.

Dalam penelitian ini argumen Ross tidak diterima karena kemungkinan return yang diterima perusahaan melalui aset tetap perusahaan masih relatif kecil. Dari tabel 4.1 tampak bahwa nilai tertinggi profitabilitas adalah sebesar 41,56 dan nilai terendah sebesar 0,77, sedangkan nilai rata-rata profitabilitas sebesar 13,0808. Kondisi ini kemungkinan menyebabkan tidak didukungnya hipotesis ini.

Hasil temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nuringsing (2005) dan Dewi (2008) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan kebijakan dividen, namun tidak mendukung hasil temuan dari Nugraheni (2008) dan Puspita (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa


(67)

ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio.


(68)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah free cash flow dan profitabilitas mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa:

1. Free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya probabilitas free cash flow sebesar 0,233 lebih besar dari 0,05. Hal ini dimungkinkan karena free

cash flow yang dimiliki perusahaan masih relatif kecil sehingga

perusahaan tidak dapat malakukan pembayaran dividen.

2. Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya probabilitas profitabilitas sebesar 0,333 lebih besar dari 0,05. Hal ini dimungkinkan karena return yang diperoleh perusahaan melalui aktiva tetap kecil, sehingga perusahaan menggunakan return tersebut untuk kelangsungan hidup perusahaan dan tidak digunakan untuk pembayaran dividen.


(69)

B. Keterbatasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini penulis mengharapkan banyak Sampel , namun data yang diperlukan tidak tersedia sehingga penulis yang menggunakan 40 tahun perusahaan.

2. Penelitian ini menggunakan dua Variabel yaitu free cash flow dan profitabilitas, dampaknya kedua variabel ini hanya mampu menjelaskan sebagian kecil variasi kebijakan pembayaran dividen.

C. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menggunakan banyak sampel dengan data yang sudah tersedia.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan lebih dari dua variabel agar mampu menjelaskan variasi kebijakan pembayaran dividen lebih menyeluruh.

3. Bagi para investor hendaknya dalam melakukan pengambilan keputusan investasi harus mempertimbangkan besar-kecilnya dividen yang dibagikan.

4. Bagi perusahaan yang ingin membagikan dividen harus mempertimbangkan kelangsungan hidup perusahaan sehingga dana tidak seluruhnya dibagikan kepada para investor.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. Dan Houston Joel F. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.

Darmadji, Tjiptono. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Dwi Santoso, Habib.2012.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Skripsi. Dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/35816/1/SANTOSO.pdf. Diakses tanggal 11 Maret 2012

Ghozali, Imam M. Ekonometrik: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan spss 17. Edisi pertama. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gustiana, Nana.2009. “Analisis Insider Ownership, Dispersion of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizalble Asset dan Tingkat Pertumbuhan terhadap Dividend payout Ratio”. Skripsi. Dipublikasi. Universitas

Sulavesi Utara. Medan. http://repository.usu.ac.id/xmlui/bitstrem/handle/123456789/11371/09E0

2924.pdf?segurance=1. Diakses 24 Februari 2012

Hakim, Lukmanul 2011. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/26842/1/Skripsi..1%28%24pdf. Diakes 3 april2012

Hatta, Atika Jauhari.2002. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen : Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol 6. (Desember).

Latief, Hadi N. 2011.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Skripsi dipublikasikan.Universitas Diponegoro,Semarang. http://eprints.undip.ac.id/28755/1/Skripsi03.pdf. Diakses 3 Maret 2013.

Mulyati,Sri.2003.” Reaksi Harga Saham Terhadap Perubahan Dividen Tunai dan Dividend Yield di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan

Keuangan. Vol 2 Desember.

http://journal.uii.ac.id/indeks.php/JBS/article/viewFILE/10/6/948. Diakses 12 Maret 2012

   


(71)

Puspita, Fira. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio”. Tesis dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17411/1/FIRA_PUSPITA.pdf. Diakses tanggal 23 Februari 2012.

Rosdini, Dini. 2009. “Pengaruh free cash flow terhadap dividend payout rasio”.

Jurnal Ekonomi dan Keungan. http://ppa.fe.unpad.ac.id/uploads/files/wp-acc18.pdf. Diakses tanggal 11

Januari 2012.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. BPFE, Yogyarta.

Weston J.Fred dan Copeland Thomas E. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta

Yudianti, Ninik Fr. 2005.” Analisis Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Manajemen Laba, Leverege dan Dividen Terhadapa Hubungan Antara

Aliran Kas Bebas dan Nilai Pemegang Saham”. Disertasi. Tidak


(72)

(73)

Lampiran 1 : DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Nama perusahaan

1 AKRA 2009 PT AKR Corporindo Tbk

2 AKRA 2010 PT AKR Corporindo Tbk

3 AKRA 2011 PT AKR Corporindo Tbk

4 AMGF 2009 PT AsahimasFlat Tbk

5 AMGF 2010 PT AsahimasFlat Tbk

6 AMGF 2011 PT AsahimasFlat Tbk

7 AUTO 2009 PT Astra Otoparts Tbk

8 AUTO 2010 PT Astra Otoparts Tbk

9 AUTO 2011 PT Astra Otoparts Tbk

10 ASGR 2009 PT Astra Graphia Tbk

11 ASGR 2010 PT Astra Graphia Tbk

12 ASGR 2011 PT Astra Graphia Tbk

13 DVLA 2009 PT Darya Varia Laboratoria Tbk 14 DVLA 2010 PT Darya Varia Laboratoria Tbk 15 DVLA 2011 PT Darya Varia Laboratoria Tbk

16 GDYR 2009 PT Goodyear Indonesia Tbk

17 GGRM 2010 PT Gudang Garam Tbk

18 GGRM 2011 PT Gudang Garam Tbk

19 INTP 2009 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 20 INTP 2010 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 21 INTP 2011 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

22 TCID 2009 PT Mandom Indonesia Tbk

23 TCID 2010 PT Mandom Indonesia Tbk

24 TCID 2011 PT Mandom Indonesia Tbk

25 MTDL 2009 PT Metrodata Electronics Tbk 26 MTDL 2010 PT Metrodata Electronics Tbk 27 MTDL 2011 PT Metrodata Electronics Tbk 28 MLBI 2011 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

29 MRAT 2009 PT Mustika Ratu Tbk

30 MRAT 2011 PT Mustika Ratu Tbk

31 SMGR 2009 PT Semen Gresik (Persero) Tbk 32 SMGR 2010 PT Semen Gresik (Persero) Tbk 33 SMGR 2011 PT Semen Gresik (Persero) Tbk

34 IKBI 2010 PT Sumi Indo Kabel Tbk

35 TSPC 2009 PT Tempo Scan Pacific Tbk


(74)

Lampiran 1 : DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN (Lanjutan)

No. Kode Tahun Nama perusahaan

37 TSPC 2011 PT Tempo Scan Pacific Tbk

38 UNTR 2009 PT United Tractors Tbk

39 UNTR 2010 PT United Tractors Tbk

40 UNTR 2011 PT United Tractors Tbk


(75)

Lampiran 2 : Tabel perhitungan free cash flow tahun 2009

No Kode CFO Investasi Total Assets FCF

1 AKRA Rp671.152.317 Rp(1.101.719.548) Rp6.059.070.429 29,2597996 2 AMFG Rp341.732.000 Rp404.335.000 Rp1.972.397.000 -3,173955345 3 AUTO Rp595.745.000 Rp164.803.000 Rp4.644.939.000 9,277667586 4 ASGR Rp230.063.528 Rp(64.216.382) Rp774.856.830 37,97861729 5 DVLA Rp5.688.757 Rp102.491.261 Rp783.613.064 -12,35335505 6 DLTA Rp169.345.237 Rp84.317.163 Rp760.425.630 11,18164231 7 GDYR Rp389.391.836 Rp160.393.951 Rp1.127.629.806 20,30789571 8 GGRM Rp3.265.201.000 Rp1.480.468.000 Rp27.230.965.000 6,554057118 9 INTP Rp3.184.421.623 Rp2.026.746.693 Rp13.276.270.233 8,719880732 10 TCID Rp188.221.656 Rp59.615.633 Rp994.620.226 12,93016366 11 MERK Rp81.263.477 Rp28.199.306 Rp433.970.635 12,22759485 12 MTDL Rp279.800.857 Rp(189.174.630) Rp1.059.054.197 44,28248229 13 MLBI Rp526.980.000 Rp(384.871.000) Rp993.465.000 91,78491442 14 MRAT Rp2.437.835 Rp8.869.369 Rp365.635.718 -1,759000471 15 SMGR Rp4.246.497.651 Rp(2.229.381.066) Rp12.951.308.161 50,00173447 16 IKBI Rp112.743.447 Rp523.967.574 Rp617.994.931 -66,54166667 17 TSPC Rp476.589.761 Rp232.196.865 Rp3.263.102.915 7,489585905 18 UNIC Rp645.430.047 Rp(551.561.880) Rp2.386.678.760 50,1530389 19 UNVR Rp3.280.710.000 Rp(2.245.301.270) Rp7.484.990.000 73,82790451 20 UNTR Rp5.101.022.000 Rp1.646.129.000 Rp24.404.828.000 14,15659639


(76)

Lampiran 2: Tabel perhitungan free cash flow tahun 2010 (Lanjutan)

No Kode CFO Investasi Total Aset FCF

1 AKRA Rp427.918.661 Rp2.174.744.678 Rp7.665.590.356 -22,78789 2 AMFG Rp481.895.000 Rp356.091.000 Rp2.372.657.000 5,3022413 3 AUTO Rp374.748.000 Rp51.652.000 Rp5.585.852.000 5,7841848 4 ASGR Rp184.354.504 Rp(39.579.114) Rp982.479.682 22,792697 5 DVLA Rp130.614.145 Rp72.208.932 Rp854.109.991 6,8381372 6 DLTA Rp31.742.557 Rp(34.107.147) Rp708.583.733 9,2931436 7 GDYR Rp175.890.320 Rp(23.109.174) Rp1.142.270.770 17,421394 8 GGRM Rp2.872.598.000 Rp2.231.450.000 Rp30.741.679.000 2,0855985 9 INTP Rp3.376.092.403 Rp2.222.459.485 Rp15.346.146.000 7,5174113 10 TCID Rp157.211.149 Rp4.589.154 Rp1.047.238.440 14,573758 11 MERK Rp159.583.168 Rp(1.537.160) Rp434.768.493 37,058879 12 MTDL Rp158.368.070 Rp(30.814.463) Rp9.445.242.002 2,00294 13 MLBI Rp320.056.000 Rp354.811.000 Rp1.137.082.000 -3,056508

14 MRAT Rp4.613.811 Rp21.053.224 Rp386.352.443 -4,25503

15 SMGR Rp3.359.368.278 Rp6.127.083.078 Rp15.562.998.946 -17,78394 16 IKBI Rp(36.394.909) Rp(116.791.673) Rp600.820.330 13,381166 17 TSPC Rp578.089.303 Rp289.555.846 Rp3.589.595.911 8,0380484 18 UNIC Rp(57.930.658) Rp176.262.950 Rp2.536.121.200 -9,234322 19 UNVR Rp3.619.189.000 Rp14.049.096.000 Rp8.701.262.000 -119,8666 20 UNTR Rp2.423.881.000 Rp3.214.122.000 Rp29.700.914.000 -2,660662


(77)

Lampiran 2 : Tabel perhitungan free cash flow tahun 2011 (Lanjutan)

No Kode CFO Investasi Total Assets FCF

1 AKRA Rp11.932.989 Rp(1.077.882.415) Rp8.308.243.768 13,11727766 2 AMFG Rp335.387.000 Rp303.812.000 Rp2.690.595.000 1,173532248 3 AUTO Rp258.576.000 Rp1.002.597.000 Rp6.964.227.000 -10,6834685 4 ASGR Rp54.935.000 Rp285.310.423 Rp1.126.055.000 -20,4586297

5 DVLA Rp72.518.015 Rp97.330.289 Rp928.290.993 -2,67289828

6 DLTA Rp177.327.565 Rp(27.587.968) Rp696.166.676 29,43483796 7 GDYR Rp147.760.448 Rp(87.989.328) Rp1.180.229.243 19,97491398 8 GGRM Rp(90.307.000) Rp(17.279.141.000) Rp39.088.705.000 43,97391523 9 INTP Rp3.883.711.000 Rp2.365.271.418 Rp18.151.331.000 8,365444837 10 TCID Rp73.140.815 Rp113.220.583 Rp1.130.865.062 -3,54416891 11 MERK Rp156.230.625 Rp153.376.083 Rp584.388.578 0,488466426 12 MTDL Rp99.430.585 Rp17.354.525 Rp1.274.285.269 6,440948664 13 MLBI Rp671.755.000 Rp372.622.000 Rp1.220.813.000 24,50276988

14 MRAT Rp1.143.065 Rp17.430.152 Rp422.493.037 -3,85499537

15 SMGR Rp4.415.753.322 Rp4.502.772.379 Rp19.661.602.767 -0,44258374 16 IKBI Rp71.814.761 Rp569.804.008 Rp635.399.147 -78,3742392 17 TSPC Rp587.799.605 Rp350.568.244 Rp4.250.374.395 5,581422692 18 UNIC Rp(50.030.722) Rp15.304.790 Rp2.806.468.140 -2,32803327 19 UNVR Rp5.461.876.000 Rp(6.490.313.000) Rp10.482.312.000 114,0224504 20 UNTR Rp10.440.274.000 Rp11.475.549.000 Rp46.440.062.000 -2,22927136

Keterangan:

CFO = Cash Flow from Operation FCF = Free Cash Flow


(1)

Lampiran 3 : Tabel perhitungan return on assets tahun 2009

No Kode EAT Total Assets ROA

1 AKRA Rp339.896.367 Rp6.059.070.429 5,60971144 2 AMFG Rp67.293.000 Rp1.972.397.000 3,411737089 3 AUTO Rp809.955.000 Rp4.644.939.000 17,4373657 4 ASGR Rp66.947.559 Rp774.856.830 8,639990823 5 DVLA Rp72.272.233 Rp783.613.064 9,222948968 6 DLTA Rp131.757.700 Rp760.425.630 17,32683576 7 GDYR Rp121.085.749 Rp1.127.629.806 10,7380763 8 GGRM Rp3.455.702.000 Rp27.230.965.000 12,69033984 9 INTP Rp2.748.585.918 Rp13.276.270.233 20,70299768 10 TCID Rp124.611.779 Rp994.620.226 12,52857882 11 MERK Rp146.700.178 Rp433.970.635 33,80417157 12 MTDL Rp57.795.583 Rp1.059.054.197 5,457282846 13 MLBI Rp340.577.000 Rp993.465.000 34,28173111 14 MRAT Rp21.016.847 Rp365.635.718 5,748028972 15 SMGR Rp3.352.755.126 Rp12.951.308.161 25,88738593 16 IKBI Rp28.718.699 Rp561.948.872 5,110553723 17 TSPC Rp360.924.234 Rp3.263.102.915 11,06076772 18 UNIC Rp20.464.670 Rp2.386.678.760 0,857453895 19 UNVR Rp3.043.354.000 Rp7.484.990.000 40,6594264 20 UNTR Rp3.849.695.000 Rp24.404.828.000 15,77431728


(2)

Lampiran 3 : Tabel perhitungan return on assets tahun 2010 (Lanjutan)

No Kode EAT TOTAL ASSETS ROA

1 AKRA Rp339.092.092 Rp7.665.590.356 4,42356 2 AMFG Rp330.973.000 Rp2.372.657.000 13,9495 3 AUTO Rp1.225.305.000 Rp5.585.852.000 21,9359 4 ASGR Rp118.414.866 Rp982.479.682 12,0527 5 DVLA Rp110.880.522 Rp854.109.991 12,982 6 DLTA Rp146.066.305 Rp708.583.733 20,6138 7 GDYR Rp74.158.680 Rp1.142.270.770 6,49222 8 GGRM Rp4.214.789.000 Rp30.741.679.000 13,7103 9 INTP Rp3.224.681.003 Rp15.346.146.000 21,013 10 TCID Rp131.445.099 Rp1.047.238.440 12,5516 11 MERK Rp118.794.278 Rp434.768.493 27,3236 12 MTDL Rp101.797.761 Rp9.445.242.002 1,07777 13 MLBI Rp443.050.000 Rp1.137.082.000 38,9638 14 MRAT Rp24.418.797 Rp386.352.443 6,32034 15 SMGR Rp3.659.114.098 Rp15.562.998.946 23,5116 16 IKBI Rp4.600.387 Rp600.820.330 0,76568 17 TSPC Rp494.760.795 Rp3.589.595.911 13,7832 18 UNIC Rp32.936.640 Rp2.536.121.200 1,2987 19 UNVR Rp3.384.648.000 Rp8.701.262.000 38,8984 20 UNTR Rp3.874.515.000 Rp29.700.914.000 13,0451


(3)

Lampiran 3 : Tabel perhitungan return on assets tahun 2011 (Lanjutan)

No Kode EAT TOTAL ASSETS ROA

1 AKRA Rp594.133.191 Rp8.308.243.768 7,151 2 AMFG Rp336.995.000 Rp2.690.595.000 12,52 3 AUTO Rp1.101.583.000 Rp6.964.227.000 15,82 4 ASGR Rp139.473.000 Rp1.126.055.000 12,39 5 DVLA Rp120.915.340 Rp928.290.993 13,03 6 DLTA Rp151.715.042 Rp696.166.676 21,79 7 GDYR Rp21.564.640 Rp1.180.229.243 1,827 8 GGRM Rp4.958.102.000 Rp39.088.705.000 12,68 9 INTP Rp3.601.516.000 Rp18.151.331.000 19,84 10 TCID Rp140.038.820 Rp1.130.865.062 12,38 11 MERK Rp231.158.647 Rp584.388.578 39,56 12 MTDL Rp69.620.724 Rp1.274.285.269 5,464 13 MLBI Rp507.382.000 Rp1.220.813.000 41,56 14 MRAT Rp27.867.835 Rp422.493.037 6,596 15 SMGR Rp3.995.272.512 Rp19.661.602.767 20,32 16 IKBI Rp31.979.669 Rp635.399.147 5,033 17 TSPC Rp586.362.346 Rp4.250.374.395 13,8 18 UNIC Rp58.638.520 Rp2.806.468.140 0,559 19 UNVR Rp4.164.304.000 Rp10.482.312.000 39,73 20 UNTR Rp5.899.505.000 Rp46.440.062.000 12,7

Keteramgan:

EAT : Earning after Tax


(4)

Lampiran 4: Tabel perhitungan dividend payout ratio tahun 2009

No Kode DPS EPS DPR

1 AKRA Rp25.000 Rp88.000 28,40909091 2 AMFG Rp40.000 Rp155.000 25,80645161 3 AUTO Rp478.000 Rp996.000 47,99196787

4 ASGR Rp14.000 Rp50.000 28

5 DVLA Rp45.000 Rp129.000 34,88372093 6 DLTA Rp9.500.000 Rp7.900.000 120,2531646 7 GDYR Rp225.000 Rp2.953.000 7,619370132 8 GGRM Rp650.000 Rp1.796.000 87,13136729 9 INTP Rp225.000 Rp746.000 30,16085791 10 TCID Rp320.000 Rp620.000 51,61290323 11 MERK Rp5.350.000 Rp6.549.000 81,69186135

12 MTDL Rp1.000 Rp5.000 20

13 MLBI Rp3.650.000 Rp16.158.000 22,58942938 14 MRAT Rp10.000 Rp49.000 20,40816327 15 SMGR Rp250.000 Rp561.000 44,56327986 16 IKBI Rp14.000 Rp94.000 14,89361702

17 TSPC Rp35.000 Rp80.000 43,75

18 UNIC Rp48.000 Rp102.000 47,05882353 19 UNVR Rp299.000 Rp399.000 74,93734336 20 UNTR Rp330.000 Rp1.147.000 28,77070619


(5)

Lampiran 4 : Tabel perhitungan dividend payout ratio tahun 2010 (Lanjutan)

No Kode DPS EPS DPR

1 AKRA Rp2.000 Rp2.000 2,4390244

2 AMFG Rp80.000 Rp80.000 10,484928 3 AUTO Rp434.000 Rp434.000 27,278441 4 ASGR Rp25.000 Rp25.000 28,409091 5 DVLA Rp30.000 Rp30.000 30,30303 6 DLTA Rp10.500.000 Rp10.500.000 115,10634 7 GDYR Rp250.000 Rp250.000 263,15789 8 GGRM Rp880.000 Rp880.000 40,164309 9 INTP Rp263.000 Rp263.000 30,022831 10 TCID Rp340.000 Rp340.000 51,987768 11 MERK Rp4.464.000 Rp4.464.000 84,178767 12 MTDL Rp1.000 Rp1.000 7,1428571 13 MLBI Rp21.000 Rp21.000 0,0999001 14 MRAT Rp982.000 Rp982.000 172,2807 15 SMGR Rp248.000 Rp248.000 40,45677 16 IKBI Rp10.000 Rp10.000 66,666667 17 TSPC Rp40.000 Rp40.000 36,697248 18 UNIC Rp48.000 Rp48.000 54,545455 19 UNVR Rp344.000 Rp344.000 77,477477 20 UNTR Rp430.000 Rp430.000 36,941581


(6)

Lampiran 4: tabel perhitungan dividend payout ratio tahun 2011 (Lanjutan)

No Kode DPS EPS DPR

1 AKRA Rp204.610 Rp615.000 33,269919 2 AMFG Rp80.005 Rp776.000 10,309923 3 AUTO Rp75.000 Rp1.434.000 5,2301255 4 ASGR Rp50.000 Rp103.000 48,543689 5 DVLA Rp30.000 Rp108.000 27,777778 6 DLTA Rp10.000 Rp9.474.000 0,105552 7 GDYR Rp260.000 Rp28.000 928,57143 8 GGRM Rp1.000.000 Rp2.577.000 38,804812 9 INTP Rp235.893 Rp978.000 24,119939 10 TCID Rp370.000 Rp696.000 53,16092 11 MERK Rp8.000 Rp10.320.000 0,0775194

12 MTDL Rp4.000 Rp32.000 12,5

13 MLBI Rp6.950.000 Rp24.081.000 28,860928 14 MRAT Rp16.000 Rp60.000 26,666667 15 SMGR Rp331.000 Rp667.000 49,625187 16 IKBI Rp9.996 Rp105.000 9,52 17 TSPC Rp75.000 Rp130.000 57,692308 18 UNIC Rp90.000 Rp147.000 61,22449 19 UNVR Rp344.000 Rp546.000 63,003663 20 UNTR Rp635.000 Rp1.572.000 40,394402

Keterangan:

DPS : Dividend per Share

EPS : Earning per Share


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

6 65 94

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

4 120 76

Pengaruh Financial Leverage Dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Deviden Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Busra Efek Indonesia

4 52 85

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

1 62 99

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Analisis agency cost terhadap kecendrungan income smoothing (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2009)

20 122 94

Pengaruh free cash flow dan profit abilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 2011

0 0 81

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 0 17