Dari hasil perhitungan korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,228. Nilai korelasi antara interaksi sosial dan prestasi belajar
matematika mendekati 0 dan bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan positif antara interaksi sosial dan prestasi belajar. Tingkat
hubungan adalah rendah karena koefisien korelasi hanya bernilai 0,228. Menentukkan besarnya sumbangan variabel X terhadap Variabel Y
dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut. 5,2
Artinya : hubungan interaksi sosial dengan pretasi belajar matematika hanya sekitar 5,2 dan selebihnya 94,8 ditentukan oleh faktor lain.
Kemampuan Hitung dan Interaksi Sosial antar variabel bebas
Penulis melakukan
pengukuran besarnya
korelasi antara
kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan bantuan tabel 4.14 perhitungan nilai korelasi.
Tabel 4.14 Perhitungan nilai
N
32
∑
1890
∑
2535,99
∑
149921
∑
119150
∑
201655
∑ ∑
∑ √ ∑
∑ √ ∑
∑
√ √
√ √
3. Korelasi Ganda
Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih secara bersama-bersama dihubungkan dengan
variabel bebas yang menjadi obyek penelitian terhadap variabel terikatnya.
√
√
√
√
Dari hasil perhitungan korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,742. Nilai korelasi antara kemampuan hitung dan interaksi sosial
secara bersama prestasi belajar matematika mendekati 0 dan bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan positif antara kemampuan hitung
dan interaksi sosial secara bersama dengan pretasi belajar matematika. Tingkat hubungannya cukup tinggi karena koefisien korelasi bernilai
0,742. Menentukan nilai determinan korelasi ganda sebagai berikut.
55,06
Artinya : hubungan kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan prestasi belajar sekitar 55,06 dan selebihnya 44,94 ditentukan faktor
lain.
E. Pembahasan
Dari pengamatan data kuantitatif yang berupa skor kemampuan hitung, skor interaksi sosial, dan skor tes prestasi belajar matematika siswa, diperoleh
hasil sebagai berikut: 1. Hubungan kemampuan hitung dengan pretasi belajar matematika
Menurut Paul Suparno Paul, 2003 : 30 anak yang mempunyai intelegensi matematis logis menonjol biasanya mempunyai nilai
matematika yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan hitung akan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada
seorang anak. Penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara kemampuan hitung dengan tes prestasi belajar matematika. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,719. Besaran koefisien korelasi yang hampir mendekati nilai 1 ini menunjukkan
tingkat korelasi yang kuat antara kemampuan hitung terhadap prestasi belajar matematika. Hasil koefisien determinasi menunjukkan hasil yang
cukup besar yaitu 51,7. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kemampuan hitung terhadap prestasi belajar siswa sebesar 51,7 dan
sisanya sebesar 48,3 ditentukan oleh faktor lain.
Bab yang dipakai pada penelitian ini adalah bab mengenai bangun ruang sisi lengkung. Bangun ruang sisi lengkung merupakan bab yang di
dalamnya mempelajari tentang tabung, kerucut, dan bola. Ketiga bangun ruang tersebut memiliki volume, luas permukaan, dan keliling. Hal
tersebut menyebabkan kemampuan hitung siswa sangat berpengaruh mengingat digunakan untuk menghitung unsur-unsur bangun ruang
tersebut. Berdasarkan penelitian ini anak yang memiliki kemampuan hitung
yang baik belum tentu prestasi belajar matematikanya juga baik bahkan ada anak yang memiliki kemampuan hitung baik tetapi pretasi belajarnya
kurang baik. Tetapi anak yang memiliki kemampuan hitung yang rendah pasti prestasi belajar matematikanya pun rendah.
2. Hubungan interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika Menurut H. Bonner Gerungan, 2009 : 62, interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya. Adanya interaksi yang baik dalam belajar dalam hal ini adalah interaksi yang positif akan menunjukkan hasil
belajar yang baik. Adanya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar, akan melahirkan prestasi belajar yang baik. Dengan kata lain bahwa interaksi
sosial akan berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara interaksi sosial dengan tes prestasi
belajar. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0,228. Besaran koefisien korelasi ini menunjukkan tingkat korelasi yang rendah antara
interaksi sosial dengan prestasi belajar siswa. Hasil koefisien determinasi menunjukkan nilai 5,2. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
sumbangan interaksi sosial hanya sebesar 5,2 sedangkan 94,8 disebabkan faktor lain.
Berdasarkan penelitian ini yang dijelaskan pada tabel 4.11. dapat dilihat bahwa anak yang aktif dalam hal ini yang interaksi sosialnya tinggi
belum tentu prestasi belajarnya juga tinggi bahkan ada anak yang interaksi sosialnya tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah. Ada juga siswa yang
interaksi sosialnya rendah tetapi prestasi belajarnya cukup tinggi.
3. Hubungan kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika
Intelegensi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Akan tetapi seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi yang termasuk
di dalam itu kemampuan hitung belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks
dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Selain karena faktor intelegensi yang termasuk di dalamnya kemampuan hitung, interaksi sosial
yang terjadi di kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung juga mempengaruhi belajar dan prestasi siswa.
Pada penelitian ini telah ditemukan hubungan positif antara kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan prestasi belajar
matematika. Dapat dilihat nilai koefisien korelasi sebesar 0,742. Nilai koefisien yang mendekati nilai 1 ini menunjukkan tingkat korelasi yang
kuat. Koefisien determinasi 0,5506 berarti bahwa
sumbangan kemampuan hitung dan interaksi sosial terhadap pretasi belajar sebesar 55,06 sedangkan 44,94 disebabkan oleh faktor lain.
4. Hasil wawancara Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan
beberapa orang siswa dengan kondisi yang berbeda. Kondisi yang dimaksud adalah ada siswa yang kemampuan hitungnya baik dan prestasi
belajar matematika juga baik, ada yang kemampuan hitung baik tetapi prestasi belajar rendah, ada yang kemampuan hitung rendah dan prestasi
belajar rendah. Dalam wawancara tersebut penulis menanyakan apakah yang menyebabkan nilai matematika seorang siswa rendah atau tinggi.
Dari hasil wawancara tersebut terlihat faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika seorang siswa, antara lain: faktor
minat, faktor kesiapan, motivasi, dan faktor perhatian. Faktor minat berpengaruh dalam pembelajaran matematika. Ketika
seorang siswa tidak minat terhadap pelajaran yang diberikan maka siswa tersebut tidak akan fokus terhadap pelajaran yang menyebabkan prestasi
belajar matematika menjadi rendah. Faktor kesiapan siswa berpengaruh