luar pulau Jawa bukanlah hanya untuk kepentingan ummat Islam saja, tetapi juga besar artinya untuk nusa dan bangsa. Di kota-kota besar lainnya pun telah pernah
dikunjungi antara lain, Jakarta untuk memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri kongres Muhammadiyah yang ke-25 pada tanggal 21-28 Juli 1936.
Pernah pula Nyai Ahmad Dahlan menghadiri rapat terbuka di Wates Yogyakarta. Nyai Ahmad Dahlan juga memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri
Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta yang diadakan dari tanggal 8-15 Oktober 1937. Demikian juga pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1938 Nyai
Ahmad Dahlan memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri kongres Muhammadiyah ke-27 di Malang, karena sakit maka dalam kongres
Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-28 pada tahun 1939 yang diadakan di kota Medan. Dalam kongres Muhammadiyah Aisyiyah ke-29 di kota Yogyakarta yang
diadakan dari tanggal 7-12 Januari 1940 Nyai Ahmad Dahlan pun hadir pada persidangan itu, meskipun beliau dalam keadaan sakit encok. Ini merupakan
Kongres terakhir yang dapat beliau hadiri. Karena setelah itu Nyai Ahmad Dahlan sering menderita sakit.
62
62
Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta, Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 93
BAB IV PENGARUH PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN
ORGANISASI WANITA PADA MASA KINI A.
Pengaruh Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam Mendirikan Organisasi Wanita
Nyai Ahmad Dahlan adalah seorang muslimah yang berjiwa pahlawan dan merupakan tokoh penting dalam Muhammadiyah dan Aisyiyah termasuk pelopor
dalam membangunkan dan menegakkan kaum wanita Indonesia. Nyai Ahmad Dahlan selalu memberi dorongan dan semangat kepada generasi muda untuk
berjuang pantang mundur demi kepentingan bangsa dan tanah air Indonesia. Seperti halnya Kartini yang berjuang menegakkan hak-hak kaum perempuan di
pulau Jawa, Nyai Ahmad Dahlan juga melakukan hal yang sama menegakkan hak-hak kaum perempuan di Yogyakarta dengan cara mendirikan organisasi
wanita. Perjuangan yang begitu keras dari Nyai Ahmad Dahlan di mulai dari sebelum ia menikah sampai akhir hayatnya. Terutama dalam bidang pendidikan
pengajian dan sosial. Dalam bidang pendidikan adalah hal yang diperjuangkan oleh Nyai
Ahmad Dahlan, karena pendidikan kewanitaan adalah hal yang sangat penting dan merupakan hal yang fundamental dalam kebahagiaan hidup berumah tangga. Nyai
Ahmad Dahlan menganggap pendidikan bagi kaum perempuan sangatlah penting. Karena perempuan memegang peranan penting, yang nantinya akan menjadi
seorang ibu yang harus mempunyai kepandaian dalam mendidik anak-anaknya.
42
Karena ibu adalah inti dari suatu rumah tangga yang juga menjadi inti masyarakat, pada seorang ibulah sebenarnya tergantung kebesaran rumah tangga.
Nyai Ahmad Dahlan termasuk orang yang berhasil dalam perjuangannya. Dalam bidang pendidikan tidak hanya berteori saja, tetapi dibuktikan dengan
kenyataan. Keberhasilan usaha Nyai Ahmad Dahlan antara lain: a.
Menjadi pelopor berdirinya organisasi Sopo Tresno pada tahun 1914 yang kemudian dirubah menjadi Aisyiyah pada tanggal 22 April 1917.
Organisasi ini adalah organisasi otonom bagi wanita baik muda maupun tua yang bertujuan untuk mengangkat kemajuan kaum wanita.
b. Menyelenggarakan asrama bagi putri-putri dari berbagai daerah di
Indonesia dengan mendapatkan pendidikan yang baik. Orang tua mereka dengan sepenuh hati menyerahkan anak-anaknya mendapat
bimbingan dari Nyai Ahmad Dahlan.
c. Nyai Ahmad Dahlan ikut aktif membantu kelancaran terselenggaranya
sekolah-sekolah puteri. d.
Adanya pendidikan kewanitaan dengan melalui kursus dan mengadakan pengajian agama Islam.
e. Ikut aktif memelopori pemberantasan buta huruf bagi orang-orang
yang telah lanjut usia. f.
Nyai Ahmad Dahlan juga menyelenggarakan rumah-rumah untuk orang miskin.
g. Nyai Ahmad Dahlan besar perhatiannya terhadap pemeliharaan anak-
anak yatim-piatu.
65
Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan sampai pada masa saat ini, adalah masih eksisnya Organisasi Aisyiyah yang sampai saat ini di Yogyakarta maupun
di cabang-cabang yang lain merupakan penanaman pendidikan yang baik dimana Aisyiyah tumbuh dengan pesat, diantaranya adalah:
a. Dalam bidang Tabligh, dapat membangun kualitas aqidah, akhlak,
ibadah, dan mu’amalah di kalangan masyarakat yang berlandaskan nilai Qur’an dan sunnah melalui pesan-pesan yang bersifat pencerahan
65
Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta, Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 3-4
dan berkemajuan. Dengan banyaknya pengajian di tingkat jama’ah
atau komunitas sebagai media strategis penyampaikan pesan yang bersifat mencerahkan dan menyangkut kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekitar. b.
Dalam bidang pendidikan, Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengelolaan dan pembinaan sebanyak: 86 Kelompok bermain
Pendidikan anak usia dini, 5865 Taman kanak-kanak, 380 Madrasah Diniyah, 668 TPATPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 Sekolah Luar
Biasa, 14 Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8 SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan luar
sekolah. Saat ini Aisyiyah juga dipercaya oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan ratusan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini di
seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Aisyiyah memiliki 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di
seluruh Indonesia. c.
Dalam bidang pertolongan kesejahteraan umat dan ekonomi, Beberapa program pemberdayaan diantaranya: Mengembangkan Bina Usaha
Ekonomi Keluarga Aisyiyah BUEKA dan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM. Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan
Usaha Ekonomi sebanyak 1426 buah di Wilayah, Daerah dan Cabang yang berupa badan usaha koperasi, pertanian, industri rumah tangga,
pedagang keciltoko.
d. Dalam bidang medis, saat ini Aisyiyah telah mengelola dan
mengembangkan setidaknya 10 RSKIA Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, 29 Klinik Bersalin, 232 BKIAyandu, dan 35 Balai Pengobatan
yang tersebar di seluruh Indonesia. Nyai Ahmad Dahlan merasa senang bisa mewujudkan apa yang dicita-
citakannya, beliau juga merasa bangga karena pencapaiannya yang ia kerjakan dengan penuh perjuangan bersama suaminya untuk mengangkat derajat kaum
wanita telah membuahkan hasil. Bahkan tidak hanya dalam bidang pendidikan dan agama melainkan juga dalam bidang sosial, kesejahteraan dan kesehatan. Di
waktu perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Nyai Ahmad Dahlan sudah dalam usia lanjut dan sakit-sakitan. Namun, dia sangat
prihatin dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT semoga selalu melipahkan berkah karunia kepada bangsa Indonesia yang berjihad untuk Agama, Bangsa dan
Negara. Nyai Ahmad Dahlan meninggal pada hari Jum’at tanggal 31 Mei 1964
dikediamannya di Kauman Yogyakarta.
66
Atas jasa-jasa Nyai Ahmad Dahlan dibidang sosial khususnya dalam usaha meningkatkan derajat kaum perempuan,
pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Nyai Ahmad Dahlan yang telah mendidik dan membina perempuan-perempuan muda sebagai
calon-calon pemimpin. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 042TKTahun 1971 telah menetapkan Nyai Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan
Nasional.
67
66
Ibid, hlm. 104
67
Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi Aisyiyah, Yogyakarta,Suara Muhammadiyah, 2011, hlm. 38