Makna Lambang Organisasi Aisyiyah

Nyai Ahmad Dahlan. Walau sudah lanjut usianya tetapi kenyataannya pidato beliau penuh semangat dan menarik, sehingga orang yang hadir dalam kongres tersebut menjadi tercengang. Padahal apabila ditilik dari pendidikannya Nyai Ahmad Dahlan tidak pernah duduk di bangku sekolah formal, namun beliau dapat menggemparkan hadirin. Dari pidato Nyai Ahmad Dahlan dalam Kongres di Surabaya itu yang mengesankan pesertanya karena beliau sudah tua, dengan penuh keberanian memimpin persidangan besar yang dihadiri utusan dari berbagai daerah, dengan ungkapan yang menarik dan berwibawa. Kelancaran Nyai Ahmad Dahlan berpidato itu karena pengalamannya setiap saat beliau berdakwah baik bersama dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan maupun sendiri. Pada tahun 1930 Nyai Ahmad Dahlan menghadiri kongres Aisyiyah di Bukittingi Minangkabau. Kunjungan ini yang pertama ke daerah luar pulau Jawa dalam usia lanjut, untuk memimpin dan mengobarkan semangat-semangat perjuangan benar-benar menunjukkan semangat baja dan cita-citanya luhur terhadap nusa dan bangsa. Walaupun usia semakin tua tetapi Nyai Ahmad Dahlan juga masih memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri Muktamar yang ke-23 di kota Yogyakarta. Muktamar ini diadakan dari tanggal 19-25 Juni 1934, antara lain memutuskan membentuk suatu badan untuk menyelidiki soal pengiriman pemuda-pemuda ke luar negeri guna menerusan pelajarannya. Tahun 1935 Nyai Ahmad Dahlan memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri kongres Muhammadiyah ke-24 di Banjarmasin. Kongres ini diadakan dari tanggal 15-22 Juni 1935, kunjungan ini merupakan kunjungan yang kedua bagi Nyai Ahmad Dahlan keluar pulau Jawa. Kehadiran Nyai Ahmad Dahlan ke luar pulau Jawa bukanlah hanya untuk kepentingan ummat Islam saja, tetapi juga besar artinya untuk nusa dan bangsa. Di kota-kota besar lainnya pun telah pernah dikunjungi antara lain, Jakarta untuk memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri kongres Muhammadiyah yang ke-25 pada tanggal 21-28 Juli 1936. Pernah pula Nyai Ahmad Dahlan menghadiri rapat terbuka di Wates Yogyakarta. Nyai Ahmad Dahlan juga memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta yang diadakan dari tanggal 8-15 Oktober 1937. Demikian juga pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1938 Nyai Ahmad Dahlan memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri kongres Muhammadiyah ke-27 di Malang, karena sakit maka dalam kongres Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-28 pada tahun 1939 yang diadakan di kota Medan. Dalam kongres Muhammadiyah Aisyiyah ke-29 di kota Yogyakarta yang diadakan dari tanggal 7-12 Januari 1940 Nyai Ahmad Dahlan pun hadir pada persidangan itu, meskipun beliau dalam keadaan sakit encok. Ini merupakan Kongres terakhir yang dapat beliau hadiri. Karena setelah itu Nyai Ahmad Dahlan sering menderita sakit. 62 62 Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta, Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 93