Latar belakang lahirnya organisasi Aisyiyah

2. Profil Organisasi Aisyiyah

Aisyiyah sebagai salah satu organisasi otonom bagi wanita Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang berdiri pada 27 Rajab 1335 Hidjriah bertepatan dengan tangal 22 April 1917 Masehi yang dipelopori oleh Nyai Ahmad Dahlan. Setelah sah diresmikan pada tanggal 22 April 1917, susunan pengurus Aisyiyah dari hasil kesepakatan dalam pembentukannya telah ditetapkan sebagai berikut: a. Siti Bariah, sebagai ketua b. Siti Badilah, penulis c. Siti Aminah Harawi, bendahara d. Ny. H. Abdullah, pembantu e. Ny. Fatimah Wasaal, pembantu f. Siti Dalalah, pembantu g. Siti Wadingah, pembantu h. Siti Dawimah, pembantu i. Siti Busyro, pembantu Setelah pengurus Aisyiyah secara resmi terbentuk, maka agar dalam upaya mencapai cita-citanya Kyai Haji Ahmad Dahlan memberikan bekal-bekal perjuangannya sebagai berikut: a. Perjuangan hendaklah disertai dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita Islam sesuai dengan bakat dan kecakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela. b. Penuh keinsafan bahwa beramal itu harus berilmu. c. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan kepadanya. d. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam. e. Menjaga persaudaraan dan kesatuankawan sekerja dan perjuangan. Dari pimpinan beliau itulah wanita-wanita Islam merasa terangkat derajadnya, dikembalikan kepada kedudukannya sebagai yang dikehendaki Tuhan. Sebagai isteri mereka mengerti hak dan kewajibannya terhadap suaminya. Sebagai seorang ibu, mereka memperhatikan betul-betul tentang pendidikan anak- anaknya dan keberesan rumah tangganya. 50 Sebab, Nyai Ahmad Dahlan berpendapat bahwa pendidikan pertama diterima seorang anak dari keluarganya. Oleh sebab itu, para wanita dan ibu-ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk kemajuan masyarakat melalui asuhan dan didikan anak-anak sendiri. 51 Menjelang usia seabad, Aisyiyah yang merupakan komponen perempuan Persyarikatan Muhammadiyah telah memberikan corak tersendiri dalam ranah sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya. Gerakan Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. Aisyiyah yang merupakan sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini Aisyiyah telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah Aisyiyah setingkat Propinsi, 370 Pimpinan Daerah Aisyiyah setingkat kabupaten, 2332 Pimpinan Cabang Aisyiyah setingkat Kecamatan dan 6924 Pimpinan Ranting Aisyiyah setingkat Kelurahan. Selain itu, Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang begerak di berbagai bidang yaitu: pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal Usaha dibidang pendidikan saat ini berjumlah 50 Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta, Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 70-71 51 J. B. Soedarmanta, Jejak-jejak Pahlawan Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia, Jakarta, Grasindo, 2007, hlm. 189-190 4560 yang terdiri dari Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan lain-lain. Sedangkan amal usaha di bidang Kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan dan Posyandu berjumlah hingga 280 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai gerakan yang peduli dengan kesejahteraan sosial kemasyarakatan, Aisyiyah hingga kini juga memiliki sekitar 459 amal usaha yang bergerak di bidang ini meliputi : Rumah Singgah Anak Jalanan, Panti Asuhan, Dana Santunan Sosial, Tim Pengrukti Jenazah dan Posyandu. Aisyiyah menyadari, bahwa harkat martabat perempuan Indonesia tidak akan meningkat tanpa peningkatan kemampuan ekonomi di lingkungan perempuan. Oleh sebab itu, berbagai amal usaha yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi ini diantaranya koperasi, Baitul Maal wa Tamwil, Tokokios, BUEKA, Simpan Pinjam, home industri, kursus ketrampilan dan arisan. Jumlah amal usaha tersebut hingga 503 buah. Aisyiyah sebagai organisasi perempuan keagamaan terbesar di Indonesia juga memiliki beragam kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya penyadaran terhadap kehidupan bermasyarakat muslim Indonesia. Hingga saat ini kegiatan yang mencakup pengajian, Qoryah Thayyibah, Kelompok Bimbingan Haji KBIH, badan zakat infaq dan shodaqoh serta Musholla berjumlah 3785. 52 52 http:id.wikipedia.orgwikiAisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015

3. Identitas, Visi dan Misi Aisyiyah

a. Identitas

Aisyiyah adalah organisasi perempuan Perserikatan Muhammadiyah, merupaan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta bersumber kepada Al- Qur‟an dan As-Sunnah.

b. Visi

i. Visi Idela Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. ii. Visi Pengembangan Tercapainya usaha-usaha Aisyiyah yang mengarah pada pengetahuan dan pengembangan dakwah amar makruf nahi munkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani.

c. Misi

Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, meliputi: 1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan. 2. Meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan sesuai dengan ajaran Islam. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam. 4. Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak. 5. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, membangun dan memelihara tempat ibadah serta amal usaha yang lain. 6. Membina Angkatan Muda Muhammadiyah Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah.