20
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Guru
1.  Pengertian Kompetensi Menurut Lefrancois dalam Asmani 2009:37, kompetensi merupakan
kapasitas  untuk  melakukan  sesuatu  yang  dihasilkan  dari  proses  belajar. Kompetensi  juga  diartikan  sebagai  suatu  keterampilan  atau  kemahiran
yang bersifat  aktif. Kompetensi dikategorikan dari tingkat sederhana atau dasar hingga tingkat lebih sulit atau kompleks  yang pada  gilirannya akan
berhubungan  dengan  proses  penyusunan  bahan  atau  pengalaman  belajar, yang lazimnya terdiri dari: 1 penguasaan minimal kompetensi dasar; 2
praktik  kompetensi  dasar;  3  penambahan,  penyempurnaan,  atau pengembangan  terhadap  kompetensi  atau  keterampilan.  Tiga  kategori
proses  tersebut  dapat  terus  berlanjut  selama  masih  ada  kesempatan  untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensi.
Dari  uraian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  kompetensi merupakan  satu  kesatuan  yang  utuh  yang  menggambarkan  potensi,
pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap  yang  dinilai  terkait  dengan  profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian  yang dapat diaktualisasikan dan
diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
7
2.  Kompetensi Guru Seorang guru baru dapat dikatakan sebagai guru yang profesional bila
sudah  menguasai  4  kompetensi  utama  guru.  Kompetensi  guru sebagaimana  yang  dimaksud  dalam  pasal  8  Undang-Undang  Republik
Indonesia  Nomor  14  Tahun  2005  Tentang  Guru  dan  Dosen,  meliputi kompetensi  pedagogik,  kompetensi  kepribadian,  kompetensi  sosial,  dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat kompetesi utama guru dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a.  Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,  perancangan  dan  pelaksanaan  pembelajaran,  evaluasi  hasil
belajar,  dan  pengembangan  peserta  didik  untuk  mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b.  Kompetensi kepribadian Kompetensi  kepribadian  merupakan  kemampuan  kepribadian  yang
mantap,  stabil,  dewasa,  arif,  dan  berwibawa,  menjadi  teladan  bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c.  Kompetensi sosial Kompetensi  sosial  merupakan  kemampuan  pendidik  sebagai  bagian
dari  masyarakat  untuk  berkomunikasi  dan  bergaul  secara  efektif dengan  peserta  didik,  sesama  pendidik,  tenaga  kependidikan,
orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
8
d.  Kompetensi profesional Kompetensi  profesional  merupakan  kemampuan  guru  dalam
penguasaan  materi  pembelajaran  secara  luas  dan  mendalam  yang memungkinkannya  membimbing  peserta  didik  memenuhi  standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
3.  Kompetensi Pedagogik Pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-
laki,  dan  “agogos”  yang  berarti  mengantar,  membimbing.  Jadi  pedagogik secara  harfiah  berarti  pembantu  anak  laki-laki  pada  zaman  Yunani  kuno
yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara  kiasan  pedagogik  ialah  seorang  ahli  yang  membimbing  anak  ke
arah tujuan hidup tertentu. Meskipun  kompetensi  pedagogik  merupakan  bagian  yang  tak
terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru,  yaitu  kompetensi  pedagogik,  kepribadian,  sosial,  dan  profesional.
Kompetensi  pedagogik  sendiri  merupakan  kompetensi  utama  yang  harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis. Agar
mencapai perubahan yang pesat dan produktif, seorang guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik baik secara teori
dan praktik.
9
Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, kompetensi pedagogik guru  mata  pelajaran  pada  tingkat  SMP  terdiri  atas  37  buah  kompetensi
yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti yang disajikan berikut ini: a.  Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral spiritual, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual. b.  Menguasai  teori  belajar  dan  prinsip-prinsip  pembelajaran  yang
mendidik. c.  Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran  yang
diampu. d.  Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e.  Memanfaatkan teknologi
informasi dan
komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. f.  Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki. g.  Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa.
h.  Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i.  Memanfaatkan
hasil penilaian,
evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
j.  Melakukan tindakan
reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran. Selanjutnya,  dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  Tahun  2005
tentang  Standar  Nasional  Pendidikan,  dijelaskan  bahwa  kompetensi pedagogik  merupakan  kemampuan  guru  dalam  mengelola  pembelajaran
10
siswa  yang  meliputi:  pemahaman  terhadap  siswa,  perancangan pembelajaran,  pelaksanaan  pembelajaran,  evaluasi  pembelajaran,  serta
pengembangan  siswa  untuk  mengaktualisasikan  berbagai  potensi  yang dimilikinya.
Dalam  penelitian  ini  selain  menggunakan  5  komponenutama kompetensi  pedagogik  yang  dijabarkan  dalam  Peraturan  Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, peneliti juga menambahkan  2  komponendari  10  inti  kompetensi  pedagogik  guru  yang
tertera  dalam  Permendiknas  Nomor  16  Tahun  2007,  yaitu  komponen tentang  pembelajaran  yang  mendidik  serta  pemanfaatan  teknologi
pembelajaran. a.  Pemahaman terhadap siswa
Selama  proses  pembelajaran  berlangsung  tentu  ada  terjadinya interaksi  antara  guru  dan  siswa.  Interaksi  yang  terjadi  antara  guru  dan
siswa  menandakan  bahwa  adanya  usaha  untuk  saling  memahami. Seorang  guru  harus  terlebih  dahulu  memahami  situasi  siswanya,  agar
kemudian  guru  dapat  menentukan  perlakuan  apa  yang  paling  tepat untuk diterapkan pada siswa hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Terdapat  5  hal  yang  harus  dipahami  guru  dari  siswa,  yaitu  tingkat kecerdasan,  kreativitas,  kondisi  fisik,  perkembangan  kognitif  serta
kesulitan belajar yang dialami siswa.
11
b.  Perancangan pembelajaran Perancangan  pembelajaran  merupakan  salah  satu  kompetensi
pedagogik  yang  harus  dimiliki  oleh  guru,  karena  hal  ini  akan  menjadi dasar pada pelaksanaan pembelajaran. Dalam merancang pembelajaran
guru pertama-tama harus mengetahui segala hal yang diperlukan dalam pembelajaran  nantinya,  misalnya:  materi  apa  yang  akan  disampaikan,
sumber  belajar  apa  yang  akan  digunakan,  metode  maupun  media  apa yang akan digunakan, apa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta
daya  dukung  lainnya.  Setelah  semua  daya  dukung  telah  diidentifikasi, selanjutnya  guru  tinggal  melaksanakan  pembelajaran  sesuai  dengan
rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP  yang  telah  disusun sebelumnya.
c.  Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan  atau  implementasi  adalah  proses  yang  memberikan
kepastian  bahwa  proses  belajar  mengajar  telah  memiliki  sumber  daya manusia  dan  sarana  prasarana  yang  diperlukan,  sehingga  dapat
membentuk kompetensi danmencapai tujuan yang diinginkan. d.  Evaluasi hasil belajar
Tujuan  dari  evaluasi  hasil  belajar  adalah  untuk  mengetahui efektivitas pembelajaran yang sudah dilakukan. Bentuk evaluasi belajar
pada  siswa  dapat  berupa  tes  tertulis,  tes  lisan,  tes  praktik,  pemberian tugas,  dan  kumpulan  hasil  kerja  siswa.    Dengan  melakukan  evaluasi
hasil  belajar  siswa,  akan  muncul  ide  untuk  menemukan  solusi
12
permasalahan  kiat  mengembangkan  proses  pembelajaran,  dan mendapatkan  suntikan  semangat  baru  dalam  melakukan  modernisasi
proses pendidikan Asmani, 2009 : 96. e.  Pengembangan  siswa  untuk  mengaktualisasikan  berbagai  potensi  yang
dimilikinya Pengembangan  siswa  merupakan  kemampuan  yang  harus  dimiliki
oleh  seorang  guru  untuk  mengaktualisasikan  berbagai  potensi  yang dimiliki  oleh  siswa.  Dalam  prosesnya,  guru  harus  memberikan
kesempatan  aktualisasi  potensi  anak  didik  secara  luas,  maksimal,  dan memuaskan Asmani, 2009 : 94. Pengembangan siswa dapat dilakukan
dengan  berbagai  cara,  antara  lain  melalui  pengayaan,  remedial, bimbingan  dan  konseling  BK,  serta  melalui  kegiatan  ekstrakurikuler.
Apabila  seorang  guru  dapat  mengenali  potensi  masing-masing  siswa, menyediakan  wahana  aktualisasi,  serta  terus  memberikan  semangat
untuk  mengeluarkan  kemampuan  terbaik  dan  pada  akhirnya  dapat memperoleh  prestasi  yang  optimal,  maka  pada  akhirnya  guru  tersebut
akan  terus  dikenang  siswanya  sebagai  sosok  guru  yang  sangat mendukung siswanya.
f.  Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Dalam  proses  pembelajaran,  guru  tidak  cukup  hanya  dengan
melakukan  transfer  limu  pada  siswa.  Melainkan  juga  harus  dapat memberikan  pengalaman  yang  mendidik  bagi  siswa.  Selanjutnya,
menurut  Budi  2009,  pada  prinsipnya  dalam  pembelajaran  yang
13
mendidik  hendaknya  berlangsung  sebagai  proses  atau  usaha  yang dilakukan  siswa  untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku
sebagai  hasil  pengalaman  individu  berinteraksi  dengan  lingkungannya. Perubahan  tingkah  laku  yang  terjadi  dalam  diri  individu  banyak
ragamnya,  baik  sifatnya  maupun  jenisnya.  Karena  itu  tidak  semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.
Hasil  belajar  siswa  dalam  proses  pembelajaran  yang  mendidik  berupa perubahan  tingkah  laku  yang  disadari,  kontinu,  fungsional,  positif,
tetap, bertujuan, dan komprehensif. Untuk  dapat  mewujudkan  hal  tersebut,  pertama-tama  guru  harus
dapat  menciptakan  suasana  belajar  yang  aktif  dan  dialogis.  Yaitu dimana  guru  tidak  melulu  mendominasi  pembelajaran  yang  dapat
mematikan  kreativitas  dan  potensi  siswa,  melainkan  siswa  diberikan kesempatan  untuk  mengembangkan  kreativitasnya.  Kegiatan-kegiatan
yang  dapat  dilakukan  untuk  mendorong  aktivitas  dan  kreativitas  siswa dalam  pembelajaran,  antara  lain  diskusi,  pengamatan,  penelitian,
praktikum,  tanya  jawab,  karya  wisata,  studi  kasus,  bermain  peran,  dan kegiatan-kegiatan  lain  yang  dapat  menunjang  tercapainya  tujuan
pembelajaran Asmani, 2009 : 89. g.  Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Pada  saat  ini,  teknologi  informasi  dan  komunikasi  sudah merupakan  hal  yang  sangat  biasa.  Sedangkan  dalam  pembelajaran  di
sekolah, masih ada beberapa guru  yang belum mengikutsertakan unsur
14
teknologi informasi
dan komunikasi
dalam pembelajarannya
dikarenakan oleh
alasan-alasan tertentu.
Padahal dengan
mengikutsertakan  unsur  teknologi  informasi  dan  komunikasi  dalam pembelajaran,  tidak  hanya  dapat  memacu  semangat  siswa  dan
mengurangi  rasa  jenuh,  tapi  juga  dapat  membantu  memudahkan  serta mengefektifkan proses pembelajaran. Selain itu hal ini juga merupakan
tantangan bagi guru untuk terus mengikuti dinamika publik yang ada. Bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang dapat digunakan
dalam  pembelajaran,  antara  lain:  komputer,  internet,  laboratorium, digital  library,  kelompok  diskusi,  majalah  dinding,  lapangan  olahraga,
serta lingkungan yang dapat membuat siswa merasa nyaman menikmati proses pembelajaran.
B. Persepsi