dengan lingkungan kerja yang bersih akan dapat mempengaruhi kesehatan kejiwaan seseorang.
Bagi seseorang yang normal maka lingkungan kerja yang bersih pasti akan menimbulkan rasa senang dan rasa senang ini akan dapat
mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan lebih bergairah.
c. Pertukaran udara
Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja sangat diperlukan apalagi bila dalam ruang tersebut penuh karyawan.
Pertukaran udara yang cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik dari para karyawan. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan
dapat menimbulkan kelelahan dari para karyawan. Untuk menimbulkan pertukaran udara yang cukup maka
pertama-tama yang harus diperhatikan adalah ventilasi. Selain ventilasi, konstruksi gedung dapat berpengaruh pula pada pertukaran
udara. Bagi organisasi yang merasa pertukaran udaranya kurang atau kepengapan masih dirasakan, dapat mengusahakan misalnya dengan
kipas angin, air condition AC dan sebagainya. Tapi penggunaan AC ini ada juga efek negatifnya sebab ada karyawan yang alergi terhadap
AC, juga bila dalam ruang tersebut banyak karyawan yang merokok justru kurang baik untuk kesehatan.
d. Penerangan
Dalam hal penerangan di sini bukanlah terbatas pada penerangan listrik, tetapi termasuk juga di sini penerangan matahari. Dalam
melaksanakan tugas seringkali karyawan membutuhkan penerangan yang cukup, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut
ketelitian. Untuk melaksanakan penghematan biaya maka dalam usaha
mengadakan penerangan hendaknya diusahakan dengan sinar matahari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan
masuknya sinar matahari dengan menggunakan kaca-kaca pada jendela, plafon serta dinding.
e. Kebisingan
Kebisingan merupakan gangguan terhadap seseorang. Denngan adanya kebisingan ini maka konsentrasi dalam bekerja akan pula
terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan.
Kebisingan yang terus menerus akan menimbulkan perasaan terganggu menjadi berkurang. Meskipun demikian kemungkinan
dapat menimbulkan terganggunya kesehatan. Misalnya kebisingan dapat menimbulkan rusaknya telinga, dan bilamana niaya pengobatan
menjadi tanggung jawab perusahaan maka berarti menambah beban biaya.
5. Kepuasan kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Ada beberapa definisi mengenai kepuasan kerja, diantaranya adalah: 1
Kepuasan kerja
job satisfaction
adalah sikap
attitudes
positif atau negatif yang dimiliki seorang karyawan terhadap
pekerjaannya. Sikap ini merupakan hasil persepsi karyawan terhadap pekerjannya Greenberg dan Baron, 2003; Ivancevich
dan Matteson, 2002. 2
Davis dan Newstorm 2005:109 kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang karyawan terhadap
pekerjaannya. Wexley and Yukl Yuli, 2003:60 menyatakan : kepuasan
kerja adalah
perasaan seseorng
terhadap pekerjaannya. Pekerjaan secara umum merupakan sikap
terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaan.
Menurut Obsorn Yuli, 2003:56, kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatifnya perasaan seseorang mengenai berbagai
segi tugas-tugas pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan sesama pekerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen
yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja mempengaruhi perilaku kerja seperti malas,
rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan
dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi.
b. Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Selanjutnya pertanyaan yang muncul adalah apakah yang diartikan dengan kepuasan kerja dan bagaimana menciptakan
kepuasan kerja. Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam
faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Faktor- faktor apa yang terkait dengan atau menentukan kepuasan kerja atau
ketidakpuasan kerja adalah suatu hal yang sangat luas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan
beberapa aspek, yaitu: 1
Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan
dan dirasakan adil. 2
Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.
3 Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang
senantiasa berinteraksi
dalam pelaksanaan
pekerjaan. Seseorang
dapat merasakan
rekan kerjanya
sangat menyenangkan atai tidak menyenangkan.
4 Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau
petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat
menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
5 Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang
melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses
kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.
6 Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Tidak
dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya keinginan pindah kerja adalah ketidakpuasan pada tempat
bekerja sekarang. Sebab-sebab ketidakpuasan itu dapat beraneka ragam seperti penghasilan rendah atau dirasakan
kurang memadai, kondisi kerja yang kurang memuaskan, hubungan yang tidak serasi, baik dengan atasan maupun
dengan para rekan sekerja, pekerjaan yang tidak sesuai dan berbagai faktor lainnya. Berarti terdapat korelasi antara tingkat
kepuasan dengan kuat atau lemahnya keinginan pindah pekerjaan. Keadaan seperti ini perlu diwaspadai karena jika
terjadi dalam skala besar, organisasi pula yang dirugikan. Untuk peningkatan kepuasan kerja, perusahaan harus merespon
kebutuhan pegawai, dan hal ini sekali lagi secara tiak langsung telah dilakukan pada berbagai kegiatan manajemen sumber
daya manusia seperti dijelaskan sebelumnya. Namun demikian,