40
pada satu saluran informasi, dan ikut berpatisipasi dalam acara-acara lain yang diudarakan radio tersebut. Berbeda ditingkat mahasiswa ,pelaku terpenting dalam
citizen journalism atau jurnalisme publik terbesar ada di tingkat mahasiswa karena merekalah yang selama ini paling banyak memiliki akses terhadap internet, paling
banyak memiliki akses terhadap dunia baru yang bergerak dan berubah di sekeliling mereka. Dan mereka pulalah yang memiliki perkawanan yang luas, baik
secara konvensional maupun virtual, sehingga informasi yang mereka sampaikan bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang.
Http:www.Lapmiwordpress.com
2.5 Kerangka Berfikir
Teknologi komunikasi merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan jurnalistik. Kegiatan jurnalistik yang pada intinya adalah suatu proses mencari,
mengolah dan mempublikasikan suatu peristiwa akan menjadi lebih bermakna dengan hadirnya teknologi komunikasi. Teknologi tersebut adalah handphone atau
telepon genggam yang merupakan jaringan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi tanpa hambatan jatak dan waktu. Kemuculan
handphone atau yang disebut dengan media komunikasi memberikan peluang bagi non jurnalis citizen journalism untuk melakukan publiaksi berita mereka di
media. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Inisiatif
menyelenggarakan siaran radio pendidikan merupakan upaya melakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.
kehadiran citizen journalism merupakan respons lanjutan dari peradaban masyarakat informasi yang memang tatanan sosio-kultural dan infrastrukturnya
telah siap. Kehadirannya menunjukkan peran berarti dalam mendekonstruksi sistem media tradisional, mendobrak tatanan konservatisme dalam produksi dan
distribusi berita, serta menawarkan geliat ruang berdemokrasi yang merata. Hal inilah yang kemudian menjadi pertanyaan besar bagi bangsa ini dalam menyikapi
keberadaan citizen journalism. Dalam citizen journalism siapapun dapat menjadi pewarta, dimana seorang pewarta tanpa harus memiliki pendidikan yang relevan
dapat menyebarluaskan hasil liputannya. Bila pada media konvensional ketika sebuah berita dikirimkan tentu harus melalui proses editing. Tidak halnya pada
Citizen Journalism, semua jenis berita dapat diterbitkan, baik berupa keluh kesal pribadi penulis maupun artikel yang lebih serius serta peristiwa yang terjadi
secara spontan yang ada dihadapan pewarta yang mendokumentasikan kejadian tersebut dan setiap orang bisa memberi tambahan atau komentar terhadap berita
yang ditampilakan. Dari segi aktualitas, media cetak memang tidak akan mampu menandingi
kecepatan media elektronik dalam hal menyiarkan berita. Meski begitu, media cetak tetap bisa mengedepankan sisi lain yang menjadi kelebihannya, yaitu aspek
kedalaman informasi. Radio memang luar biasa cepat dalam mengendus informasi dan segera menyiarkan kepada pendengarnya. Karena itulah, radio disebut sebagai
alerting medium, yaitu media pertama yang menyampaikan kepada khalayak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
tentang apa yang terjadi meskipun hanya berupa gasir besar. Sedangkan, televisi dengan aspek visualnya mampu menjadi involving medium, yaitu media yang
mampu mengikat emosi pemirsanya lebih kuat dibanding bentuk media lainnya. Di sinilah kemudian media cetak memainkan perannya sebagai informing
medium, yakni media yang mampu menangani hal-hal yang kompleks karena memiliki kesempatan dan ruang untuk menggali aspek kedalaman informasi
sebelum memuat dan mengedarkannya Davison dalam Ishwara, 2005: 48-49. Citizen journalism akan menggantikan posisi wartawan? Inilah yang saat
ini dialami oleh media elekronik radio. Pendengar yang secara sukarela menjadi reporter dan informan, jumlahnya mencapai sekitar 330.000 di tahun 2009. Hal ini
bisa memicu adanya persaingan antara wartawan profesional dengan citizen journalism pada radio suara Surabaya. Dalam hal ini kedatangan citizen
journalism pada radio suara Surabaya membawa nilai positif terhadap perkembangan jurnalistik radio terutama pada radio suara Surabaya yang
menerapkan hal tersebut. Citizen journalism pada radio suara Surabaya bisa menandingi reporter radio suara Surabaya dengan kecepatan dan keakuratan
dalam melaporkan berita di lokasi kejadian secara langsung. Hal ini memicu persaingan antara citizen journalism dengan reporter radio suara Surabaya dalam
mendapatkan berita atau peristiwa secara cepat dan memenuhi unsur – unsur berita yang ada. Sehingga pihak radio suara Surabaya berkeinginan menutup
divisi bidang reporter apabila reporter tersebut tidak bisa menandingi kecepatan dalam mendapatkan berita.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
Dari fenomena yang ada peneliti tertarik untuk meneliti dan mengulas secara mendalam mengenai “Motif Pendengar Menjadi Citizen Journalism pada
Radio Suara Surabaya”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif, yakni penelitian yang memberikan gambaran atas uraian suatu keadaan sejernih mungkin, tanpa adanya
perlakuan terhadap objek yang diteliti Kountur, 2003:53. Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya memberikan gambaran tentang suatu fenomena
tertentu secara terperinci, sehingga akhirnya diperoleh pemahaman yang lebih
jelas tentang fenomena yang sedang diteliti.
Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan statistik dan menggunakan angka-angka
tertentu. Hasil dari penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan membuat kesimpulan yang berlaku umum atau bersifat universal. Jadi, hanya dapat berlaku
pada situasi dan keadaan yang sesuaidengan situasi dan keadaan dimana
penelitian yang serupa dilakukan Kountur, 2003:29.
Terdapat beberapa faktor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah
menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan
objek peneliti, ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi Moleong, 2002: 33.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.