Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat.
Contoh: a. Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan
dinginnya udara di sini. b. Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya.
c. Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya. Kalimat pertama terdapat ketidakcocokan antara kata pernah
dan akan . Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan
dengan kata akan yang baru atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan.
Kalimat kedua ketidaktepatan pada kata menggemparkan. Kata ini
berkonotasi negatif yang berarti membuat panik. Padahal kenikmatan adalah suatu kesenangan dan dalam hal ini berkaitan dengan urusan
rasa. Maka, frasa yang tepat adalah membuat takjub. Kalimat ketiga kata besar
sendiri dipengaruhi bahasa daerah gede dewe, yang tepat adalah paling besar. Jadi, perbaikannya.
a. Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan dingin- nya udara di sini.
b. Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya. c. Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah
tetangganya.
C. Kalimat yang Cermat, tetapi tidak Komunikatif
Kalimat yang disampaikan oleh pembicara secara lisan atau penulis secara tertulis mungkin saja telah sesuai dengan kaidah bahasa, namun jika
penyampaiannya tidak lugas dan padat, dapat menyulitkan komunikan untuk memahaminya. Sebuah kalimat dapat saja penyusunannya sudah
cermat tapi tidak komunikatif. Hal ini dapat terjadi karena hal-hal berikut ini.
1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk kalimat majemuk kompleks.
Kalimat yang terlalu luas atau panjang dapat mengaburkan maksud
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
yang sebenarnya dari kalimat tersebut. Meskipun penyusunannya tidak menyalahi kaidah gramatikal, namun karena kata yang dipergunakan
banyak dan bercabang, dapat menyebabkan pesan yang dikandungnya jadi tidak dapat ditangkap secara utuh.
- Karena dalam kurikulum itu bidang studi Bahasa Indonesia mendapat
tempat yang teratas berdasarkan alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 8 jam pelajaran seminggu,
sedangkan untuk bidang studi yang lain berkisar dari 2 sampai dengan 6 jam seminggu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap sangat penting
dalam rangka mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila,
yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan.
- Bahasa Indonesia yang oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928
diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia, di daerah- daerah yang berbeda-beda latar belakang kebahasaan, kebudayaan,
kesukuan, dan di dalam lapisan masyarakat yang berbeda-beda pula latar belakang pendidikannya.
Dua contoh kalimat di atas merupakan kalimat luas atau panjang karena terdapat klausa-klausa perluasan subjek dan predikat. Uraian kalimat yang
terlalu luas itu sulit dicerna jika disampaikan secara lisan, dan juga harus dibaca lebih dari sekali untuk memahaminya dalam bentuk tulisan. Kalimat
dapat diperpendek agar lebih mudah dan cepat dipahami dalam bentuk berikut ini.
- Dalam kurikulum itu, bidang studi Bahasa Indonesia mendapat
tempat teratas, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk bidang studi yang lain berkisar 2 sampai 6 jam seminggu. Karena
itu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap penting dalam rangka mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian,
dan mempertebal semangat kebangsaan.
- Bahasa Indonesia yang dalam sumpah Pemuda telah diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman
bahasa, budaya, suku, dan lapisan masyarakat yang berbeda-beda latar belakang pendidikannya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
2. Kalimat yang terperinci namun pengertiannya secara umum sudah diketahui
Kalimat yang cenderung panjang kemungkinan dibebani dengan penjelasan yang harus terperinci. Namun, adakalanya kalimat dapat panjang
karena menggunakan keterangan yang tidak perlu. Keterangan tersebut secara umum sudah diketahui oleh pendengar atau pembaca. Dengan kata
lain, penjelasan tersebut dapat diganti dengan kata yang sepadan tetapi lebih hemat.
Contoh: a. Hari ini, Rudi menggunakan baju dengan kerah pendek yang biasa
orang pakai untuk salat di masjid. b. Andi memasukkan angin ke dalam ban sepeda agar ban itu kembali
dapat djalankan. Kalimat di atas terlalu panjang dan tidak efektif. Kedua kalimat di atas
dapat diganti dengan kalimat berikut. a. Hari ini, Rudi memakai baju koko.
b. Andi memompa ban sepedanya agar dapat jalan lagi.
3. Kalimat tidak logis
Kalimat yang disampaikan secara cermat juga dapat tidak komunikatif karena tidak logis. Kalimat seperti ini dapat menyebabkan salah penafsiran
sehingga menimbulkan pemahaman dan tanggapan yang berbeda. Contoh:
a. Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, selesailah karya tulis ini.
b. Pemenang terbaik ke-2 akan mendapatkan voucher belanja seharga 2 juta rupiah.
Kalimat pertama memang tidak logis karena tidak mungkin dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat membuat
karya tulis selesai. Kalimat kedua tidak logisnya pada kata terbaik. Makna kata terbaik adalah paling baik, jadi tidak ada terbaik kedua. Kalimat di atas
dapat diperbaiki menjadi: a. Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
karya tulis ini dapat penulis selesaikan. Atau Puji syukur kepada Tuhan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Yang Maha Esa karena penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. b. Pemenang ke-2 akan mendapatkan voucher belanja seharga 2 juta
rupiah.
D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan Santun