Melafalkan Kata Secara Baku dan Membedakannya dari Lafal Daerah Pelafalan Kata Serapan

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Akronim bahasa asing singkatan yang dieja seperti kata yang bersifat internasional mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi singkatan itu dilafalkan seperti aslinya. Contoh : Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku UNESCO [ u nes tjo ] [yu nes ko ] UNISEF [ u ni tjef ] [ yu ni sef ] Sea Games [ se a ga mes ] [ si ge ims ] e-mail [ emil ] [ imel ] Hitech [ hitek ] [ haytekh ]

B. Melafalkan Kata Secara Baku dan Membedakannya dari Lafal Daerah

Dalam bahasa Indonesia, penulisan secara baku telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Penggunaan secara lisan yang berkaitan dengan bagaimana sebuah kata diucapkan atau dilafalkan secara benar hanya berpedoman pada pengucapan sesuai dengan huruf yang membentuk kata tersebut. Kata di dalam bahasa Indonesia selain berasal dari bahasa Melayu, banyak juga yang berasal dari bahasa daerah. Kata-kata yang berasal dari bahasa daerah tentunya telah diadaptasi menjadi kata baku bahasa Indonesia. Kata yang telah baku harus diucapkan berdasarkan lafal bakunya. Ukuran ucapan baku dilihat dari pelafalan bunyi terhadap fonem pembentuk katanya dan tidak terpengaruh oleh unsur bahasa daerah, meskipun ucapan itu sering dan lazim diucapkan terutama dalam situasi nonformal. Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Contoh lafal baku dan tidak baku yang terpengaruh bahasa daerah atau logat tertentu. Lafal Baku Tidak Baku kantung rabu kebun kursi senin lubang ziarah kantong rebo kebon korsi senen lobang jiarah belum telur siapa? teman pohon belon telor siape? temen puhun bus kemarin izin foto bis kemaren jin poto’ pedas tefe seram kerbau kamis silakan siapa? biasa dengar bakso pedes tii serem kebo’ kemis silahken sapa? biaso dεngar mbakso

C. Pelafalan Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang di Indonesiakan. Proses penyerapannya terjadi karena proses adaptasi dan asimilasi. Proses adaptasi bila sebuah kata secara utuh diserap tanpa adanya perubahan dan pelafalan, contoh: cofe break, money politics, money changer, super power, reshule. Proses asimilasi ialah bila sebuah kata asing diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan perubahan sesuai pengucapan dan bentuk penulisan Indonesianya. Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Contoh : - contingent  kontingen dilafalkan kontingen - directur  direktur dilafalkan direktur - efective  efektif dilafalkan efektif - trotoir  trotoar dilafalkan trotoar - survey  survai dilafalkan surfey - carier  karier dilafalkan karir - percentage  persentase dilafalkan persentase bukan prosentase - complex  kompleks dilafalkan kompleks Pelafalan yang benar ialah pelafalan yang mengikuti kata serapan bahasa Indonesia bukan bentuk asingnya. Di samping itu, unsur serapan bahasa Indonesia juga dipengaruhi adanya imbuhan asing, antara lain: - isasi  standardisasi, imunisasi, periodisasi, dan lain-lain - is  analisis, diagnosis, dan minimalis - or  koruptor, radiator, operator, dan lain-lain - al  struktural, informal, dan faktual - wi  duniawi dan manusiawi - man  seniman, budiman, kameraman, dan sebagainya. Dalam percakapan atau dialog, pengucapan harus jelas dan tepat agar pendengar dapat merespons dengan baik perkataan yang diucapkan. Artinya, ucapan selain harus dengan intonasi yang tepat juga harus dengan lafal atau artikulasi yang jelas. Pengucapan dengan artikulasi yang tepat atau jelas terutama pada kata-kata yang bunyinya hampir sama jika diucapkan. Bila tidak diucapkan dengan tepat dan jelas, dapat terjadi salah pengertian atau salah paham. Kata-kata yang hampir sama bunyinya jika diucapkan seperti kata di bawah ini: - keamanan  kenyamanan  kesamaan - makanya  makannya  makamnya  malamnya - penanya  penanya - adanya  badannya Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 00 RANGKUMAN - setara  sertanya - peletakan  perekatan - kemerahan  kemarahan - kesabaran  kesadaran dan sebagainya Pemahaman terhadap alat ucap dan bunyi yang dihasilkan sesuai dengan pengucapan atau artikulasi membuat pemakai bahasa bersikap cermat dalam melafalkan setiap kata, singkatan, dan unsur serapan sesuai dengan lafal baku. Dengan pelafalan fonem yang tepat baik vokal maupun konsonan serta bentuk alofon dan variasinya, kesalahpahaman terhadap makna kata tidak terjadi dan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.

A. Bunyi dan Alat Ucap Manusia