Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kalimat ketiga dapat menimbulkan salah pengertian karena yang dimaksud adalah mahasiswa baru atau mahasiswa fakultas yang baru.
Predikat baru ditujukan kepada mahasiswa atau pada fakultasnya.
Perbaikannya ada dua varian, yaitu: 3a. Semua mahasiswa baru di fakultas itu agar berkumpuil di ruang senat.
Atau 3b. Semua mahasiswa pada fakultas yang baru itu agar berkumpul di
ruang senat.
B. Kalimat yang Komunikatif, tetapi tidak Cermat
Dalam proses komunikasi sering kita temui kalimat yang ditulis atau diucapkan tidak terlalu mengindahkan tata bahasa atau gramatikal. Artinya,
kemungkinan dalam penyusunan kalimat banyak terjadi kesalahan atau kurang cermat, namun dapat dipahami karena memang sudah terbiasa
didengar atau diucapkan. Namun, tetap saja ketidakcermatan penyusunan
kalimat tidak menjamin terjadinya komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, kita harus memahami kriteria kalimat yang kurang cermat.
Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi berikut.
1. Ketidaklengkapan unsur-unsurnya
Sebuah kalimat jika tidak lengkap unsur-unsurnya apalagi unsur tersebut seharusnya ada menjadi tidak berarti. Di dalam kalimat,
terdapat minimal dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Kalimat yang seharusnya memiliki unsur jabatan tersebut lalu secara tersurat tak
terungkap membuat kalimat menjadi rancu.
Contoh: a. Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja
menjadikan bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah.
Kalimat ini tidak menjelaskan siapa yang melengkapi perpus- takaan. Artinya, kalimat ini tidak menyertakan siapa pelakunya
atau subjek kalimatnya.
b. Dengan bersemangat Pak guru menceritakan kepada anak-anak muridnya agar mereka dapat mengambil hikmah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kalimat ini tidak lengkap pada objeknya. Hal apa yang diceritakan oleh pelaku tidak tertera atau djelaskan. Jika pun strukturnya
dipertahankan, supaya tidak rancu, kata menceritakan yang merupakan verba transitif diubah menjadi intransitif bercerita
Perbaikan kalimatnya ialah: a. Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh
kepala sekolah menjadikan bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah.
b. Dengan bersemangat Pak guru bercerita kepada murid-muridnya agar mereka dapat mengambil hikmah.
2. Ketidaktepatan penempatan unsur-unsurnya
Kalimat yang tidak tepat kedudukan unsur-unsurnya membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami atau sulit dimengerti.
Contoh: a. Petani sebelum ada kebjakan impor gula dari pemerintah, tidak
pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. b. Setelah ia dan istrinya mendapat teror terus-menerus, segera
melapor kepada pihak kepolisian. Kedua kalimat ini terasa janggal karena ada ketidaktepatan
penempatan salah satu unsur kalimatnya. Jika diperhatikan, kesalahan ada pada kata petani yang seharusnya diletakkan setelah klausa
keterangan sebelum ada kebjakan impor gula dari pemerintah. Begitu pula
dengan kalimat kedua, kata atau subjek ia dan istrinya seharusnya diletakkan pada kalimat induk segera melaporkan kepada pihak kepolisian.
Perhatikanlah perbaikannya berikut ini. a. Sebelum ada kebjakan impor gula dari pemerintah, petani tidak
pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. b. Setelah mendapat teror terus-menerus, ia dan istrinya segera
melapor kepada pihak kepolisian. Perhatikan kembali contoh berikut:
c. Selanjutnya saya akan berikan kekurangannya setelah pekerjaan selesai.
d. Jadi, kita harus sukseskan pilkada tahun ini.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kedua kalimat ini juga janggal. Keterangan aspek seperti akan, belum, telah, masih, sedang
, dan sebagainya tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat antara subjek kata kerjanya.
Perhatikan perbaikannya berikut ini: c. Selanjutnya akan saya berikan kekurangannya setelah pekerjaan
selesai. d. Jadi, harus kita sukseskan pilkada tahun ini.
3. Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan
Ketidakcermatan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat yang berlebihan. Unsur yang berlebihan itu dapat berupa
penggunaan kata yang sama artinya atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
Contoh: a. Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus-virus yang membahayakan. c. Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba.
d. Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.
Kalimat pertama dan kedua berlebihan dalam hal pemakaian kata para dan banyak yang menunjukkan makna jamak. Maka, kata
berikutnya tidak perlu diulang. Kalimat ketiga dan keempat tidak perlu memakai kata tugas akan dan bagi. Jadi, kalimat yang benar ialah:
a. Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih. b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus yang membahayakan.
c. Remaja harus mengetahui bahaya narkoba. d. Siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi
panitia.
4. Pilihan kata tidak tepat
Ketidakefektifan atau ketidakcermatan penyusunan kalimat juga dapat disebabkan karena pilihan kata tidak tepat. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat.
Contoh: a. Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan
dinginnya udara di sini. b. Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya.
c. Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya. Kalimat pertama terdapat ketidakcocokan antara kata pernah
dan akan . Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan
dengan kata akan yang baru atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan.
Kalimat kedua ketidaktepatan pada kata menggemparkan. Kata ini
berkonotasi negatif yang berarti membuat panik. Padahal kenikmatan adalah suatu kesenangan dan dalam hal ini berkaitan dengan urusan
rasa. Maka, frasa yang tepat adalah membuat takjub. Kalimat ketiga kata besar
sendiri dipengaruhi bahasa daerah gede dewe, yang tepat adalah paling besar. Jadi, perbaikannya.
a. Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan dingin- nya udara di sini.
b. Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya. c. Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah
tetangganya.
C. Kalimat yang Cermat, tetapi tidak Komunikatif