13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kurs Foreign Exchange Rate
1. Pengertian Kurs Menurut Salvatore 1994:140, kurs adalah jumlah atau harga mata
uang domestik dari mata uang luar negeri asing. Menurut Samuelson dan Nordhaus 1994:450, kurs atau nilai tukar valuta asing adalah harga mata
uang  negara  asing  dalam  satuan  mata  uang  domestik. Menurut  Krugman dan  Obstfeld  2005,  kurs  atau  nilai  tukar  exchange  rate  adalah  harga
sebuah  mata  uang  dari  suatu  negara,  yang  diukur  atau  dinyatakan  dalam mata uang lainnya.
Mata  uang  suatu  negara  dapat  ditukarkan  atau  diperjualbelikan dengan  mata  uang  negara  lainnya  sesuai  dengan  nilai  tukar  mata  uang
yang  berlaku  di  pasar  mata  uang  atau  yang  sering  disebut  dengan  pasar valuta asing. Pasar valuta asing adalah suatu jaringan organisasional yang
di dalamnya terdapat individu-individu, perusahaan-perusahaan dan bank- bank  yang  melakukan  pembelian  dan  penjualan  valuta  asing  atau  devisa
Salvatore, 1994:140. Nilai tukar biasanya berubah-ubah, dapat berupa apresiasi maupun
depresiasi.  Suatu  kenaikan  dalam  kurs  disebut  depresiasi  atau  penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Suatu penurunan
dalam kurs disebut apresiasi atau kenaikan nilai  mata uang dalam negeri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penentuan Nilai Tukar Menurut  Madura  1993,  terdapat  beberapa  faktor  yang
mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu: a Faktor Fundamental
Faktor  fundamental  berkaitan  dengan  indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar
negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral. b Faktor Teknis
Faktor  teknis  berkaitan  dengan  kondisi  penawaran  dan permintaan  devisa  pada  saat-saat  tertentu.  Apabila  ada  kelebihan
permintaan,  sementara  penawaran  tetap,  maka  harga  valas  akan  naik dan sebaliknya.
c Sentimen Pasar Sentimen  pasar  lebih  banyak  disebabkan  oleh  rumor  atau
berita-berita  politik  yang  bersifat  insidentil,  yang  dapat  mendorong harga valas naik atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila
rumor  atau berita-berita  sudah  berlalu, maka nilai  tukar  akan kembali normal.
3. Sistem Nilai Tukar Mata Uang Sistem  nilai  tukar  dapat  diklasifikasikan  menurut  seberapa  jauh
nilai  tukar  dikendalikan  oleh  pemerintah.  Menurut  Madura  1997:156- 160, sistem nilai tukar dibagi menjadi empat, yaitu:
a Sistem Nilai Tukar Tetap Fixed Exchange Rate System Dalam  sistem  nilai  tukar  tetap  fixed  exchange  rate  system,
nilai  tukar  dibuat  konstan  atau  hanya  dibiarkan  berfluktuasi  dalam batas-batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar bergerak terlalu tajam,
pemerintah  dapat  melakukan  intervensi  untuk  mempertahankannya dalam batas-batas yang dimaksud.
b Sistem Nilai  Tukar Mengambang  Terkendali  Managed  Floating Exchange Rate System
Sistem nilai tukar sejumlah valuta yang ada sekarang berada di antara  sistem  nilai  tukar  tetap  dan  sistem  nilai  tukar  mengambang
bebas. Sistem tersebut menyerupai sistem mengambang bebas, karena nilai  tukar  dibiarkan  berfluktuasi  setiap  hari  dan  tidak  ada  batasan
resmi.  Tetapi,  menyerupai  sistem  nilai  tukar  tetap  dalam  hal pemerintah  dapat  dan  kadang-kadang  melakukan  intervensi  untuk
mencegah valuta mereka berfluktuasi terlalu tajam ke satu arah. c Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Free Floating Exchange Rate
System Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar valuta
akan ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Dalam  sistem  ini,  perusahaan-perusahaan  multinasional  perlu
mencurahkan  sumber  daya  yang  substansial  untuk  mengukur  dan mengelola valuta asing.
d Sistem Nilai Tukar Terpatok Sistem  nilai  tukar  terpatok  adalah  sistem  nilai  tukar  di  mana
valuta suatu negara dipatokkan dikaitkan ke suatu valuta lain, atau ke suatu  unit  perhitungan.  Walaupun  nilai  valuta  lokal  tetap  dalam
hubungannya  dengan  valuta  asing  yang  menjadi  patokan,  valuta tersebut bergerak relatif mengikuti valuta-valuta lain.
Dalam hal pemilihan sistem nilai tukar mata uang  yang sesuai dengan  perekonomian  suatu  negara,  Goeltom  dan  Zulferdi  1998
menjelaskan  bahwa  ada  beberapa hal  yang dipertimbangkan dalam pemilihan sistem nilai tukar mata uang suatu negara, antara lain:
a Preferensi  suatu  negara  terhadap  keterbukaan  ekonominya,  apakah suatu  negara  lebih  cenderung  menerapkan  kebijakan  ekonomi  yang
terbuka  atau  tertutup.  Apabila  suatu  negara  lebih  cenderung menerapkan  sistem  ekonomi  yang  tertutup  dan  mengisolasikan  gejala
keuangan  dari  negara  lain,  maka  sistem  nilai  tukar  mata  uang  tetap dapat  menjadi  pilihan  utama.  Sebaliknya,  apabila  suatu  negara  lebih
cenderung  menerapkan  sistem  ekonomi  yang  terbuka,  maka  sistem nilai tukar mata uang yang lebih fleksibel menjadi pilihan utama.
b Tingkat  kemandirian  suatu  negara  dalam  melaksanakan  kebijakan ekonomi.  Misalnya,  dalam  pelaksanaan  kebijakan  moneter  yang
independen,  suatu  negara  lebih  baik  memilih  sistem  nilai  tukar  yang fleksibel sebagai pilihan utama.
c Kegiatan  perekonomian  suatu  negara.  Jika  kegiatan  perekonomian suatu  negara  semakin  besar  maka  volume  transaksi  ekonomi
meningkat sehingga  permintaan  uang  akan  bertambah.  Dalam hal  ini, sistem yang tepat digunakan adalah sistem nilai tukar fleksibel, karena
jika negara tersebut memiliki sistem nilai tukar tetap akan dibutuhkan cadangan  devisa  yang  sangat  besar  untuk  menjaga  kredibilitas  sistem
nilai tukar. 4. Perkembangan Sistem Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia
Sejak tahun 1966 hingga sekarang, Indonesia telah menerapkan empat sistem nilai tukar mata uang yang berbeda. Sistem nilai tukar mata
uang yang berlaku di Indonesia, diantaranya: a Sistem  Nilai  Tukar  Mata  Uang  Berganda  Multiple  Exchange  Rate
System Sistem nilai tukar mata uang ini diterapkan sejak Oktober 1966
sampai dengan Juli 1971. Penggunaan sistem nilai tukar ini dilakukan dalam  rangka untuk  menghadapi  fluktuasi  nilai  rupiah  serta  untuk
mempertahankan  dan  meningkatkan  daya  saing  yang  hilang  karena adanya inflasi dua digit selama periode tersebut.
b Sistem Nilai Tukar Mata Uang Tetap Fixed Exchange Rate System Sistem  nilai  tukar  mata  uang  ini  berlaku  sejak  Agustus  1971
sampai  dengan  Oktober  1978.  Dengan  sistem  ini,  nilai  rupiah ditetapkan  dalam  suatu  nilai  tetap  terhadap  dollar  Amerika  serikat,
yaitu  US1  =  Rp.415,00.  Pemberlakuan  sistem  ini  dilandasi  oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuatnya posisi neraca pembayaran dalam kurun waktu tersebut. Neraca pembayaran tersebut kuat karena sektor migas mempunyai peran besar
dalam  penerimaan  devisa  ekspor  yang  didukung  oleh  peningkatan harga minyak mentah.
c Sistem  Nilai  Tukar  Mata  Uang  Mengambang  Terkendali  Managed Floating Exchange Rate System
Sistem  nilai  tukar  mata  uang  ini  diterapkan  sejak  November 1978 sampai dengan Agustus 1997. Pada periode ini nilai rupiah tidak
hanya  dikaitkan  dengan  dollar  Amerika  Serikat,  tetapi  juga  beberapa mata uang asing lainnya. Pada masa ini telah terjadi tiga kali devaluasi,
yaitu  pada  bulan  November  1978,  Maret  1983  dan  September  1986. Setelah devaluasi tahun 1986, nilai rupiah diperbolehkan terdepresiasi
sebesar  3-5  per  tahun  untuk  mempertahankan  nilai  tukar  riil  yang lebih  baik. Sistem  nilai  tukar  mata  uang  mengambang  terkendali  di
Indonesia  ditetapkan  bersamaan  dengan  kebijakan  devaluasi  rupiah pada tahun 1978 sebesar 33.
d Sistem  Nilai  Tukar  Mata  Uang  Mengambang  Bebas  Free  Floating Exchange Rate System
Sistem  ini  diberlakukan  sejak  14  Agustus  1997 hingga sekarang.  Pada  periode  ini,  Bank  Indonesia  melakukan  intervensi  di
pasar valuta asing karena  semata-mata untuk menjaga kestabilan nilai tukar  rupiah  yang  lebih  banyak  ditentukan  oleh  kekuatan  pasar.  Pada
awal  penerapannya,  sistem  nilai  tukar  mata  uang  ini  menimbulkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gejolak  yang  berlebihan,  di  mana nilai  tukar  rupiah  berfluktuasi  amat cepat.  Banyak  faktor  yang  akhirnya  menyebabkan  nilai  tukar  rupiah
merosot  tajam,  mulai  dari  aksi  ambil  untung  oleh  para  pelaku  pasar uang  serta  tingginya  permintaan  dollar  Amerika  Serikat  oleh
perusahaan  domestik  untuk  membayar  hutang-hutang  luar  negeri mereka yang telah jatuh tempo.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah