Perhitungan Setelah Dilakukan Evaluasi

2 : Setting mesin tidak sesuai. 3 : Karpet tipis. Yang selanjutnya penyebab-penyebab tersebut dihitung untuk mengetahui probabilitas bentuk Emblem Burnt berdasarkan Gambar 4.27 Matrik Cut Set dan Minimal Cut Set untuk Emblem Burnt adalah sebagai berikut. 1 2 3 0,0361 0,0246 0,0222 1 1 P P K  = 0,0361 2 2 P P K  = 0,0246 3 2 P P K  = 0,0222 3 2 1 K K K F P P P P    = 0,0361+0,0246+0,0222 = 0,08290 Jadi probabilitas terjadinya emblem burnt setelah dilakukan evaluasi adalah sebesar 0,08290  8,290

4.3. Pembahasan

Dari pengolahan data yang telah dilakukan maka didapatkan hasil probabilitas dengan struktur kecacatan yang minimal. Setelah masing-masing dari bentuk kejadian kecacatan dan penyebabnya-penyebabnya teridentifikasi dan dianalisa maka dapat dijelasankan sebagai berikut: 1. SBS Hole Penyebab utama terjadinya SBS Hole disebabkan oleh manusia, mesin dan material. Memiliki akar penyebab operator lalai dalam memasukkan SBS, pada tabung extruder terdapat plastik, setting mesin tidak sesuai dan material tidak sesuai standart. Hasil probabilititas yang dihitung sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,11015 atau 11,015 per 120 menit awal proses produksi . Sedangkan probabilitas yang dihasilkan setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0.11020 atau 11,020 Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat SBS Hole pada interval 1 in 10 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 2. SBS Wave Penyebab utama terjadinya SBS Wave disebabkan oleh mesin, manusia dan material. Hal ini disebabkan akar penyebab dari mesin extruder trouble adalah Setting mesin tidak sesuai, Tarikan roll kurang kencang dan roll aus. Akar penyebab dari operator kurang memperhatikan prosedur kerja adalah operator kurang teliti Sedangkan akar penyebab dari material kurang bagus adalah material terlalu lama disimpan di gudang. Hasil probabilititas yang dihitung sebelum melakukan evaluasi sebesar 0.103299 atau 10,3299 per 120 menit awal proses produksi. Sedangkan probabilitas yang dihasilkan setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0.1033 atau 10,33 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat SBS Wave pada interval 1 in 10 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 3. Cutting Not Fit Penyebab utama terjadinya Cutting not fit disebabkan oleh manusia dan mesin.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN Analisis Pengendalian Kualitas Produk Batik Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Dan Failure Mode And Effects Analysis (FMEA) (Studi Kasus: Industri Ba

0 2 12

ANALISIS KUALITAS PRODUK PADA PROSES CETAK DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS DI CV. X SURABAYA).

0 0 123

ANALISIS KUALITAS PRODUK ROLLING DOOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI CV. TRIYUDA MAJU SURABAYA.

0 0 127

IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH – SURABAYA.

0 8 193

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECACATAN PRODUK SPRING DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) ( DI CV. CONESTA UTAMA SURABAYA).

7 24 112

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) (Studi Kasus Di PT. ALTIA CLASSIC AUTOMOTIVE MANUFACTURING RUNGKUT INDUSTRI – SURABAYA).

0 6 115

FTA (Fault Tree Analysis)

0 3 9

Kata Kunci : Fault Tree Analysis, Cut Set, Kualitas, Probabilitas. Research Background Latar Belakang - IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH – SURABAYA

0 0 11

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) (Studi Kasus Di PT. ALTIA CLASSIC AUTOMOTIVE MANUFACTURING RUNGKUT INDUSTRI – SURABAYA)

1 0 15

ANALISIS KUALITAS PRODUK PADA PROSES CETAK DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS DI CV. X SURABAYA)

0 0 20