Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial. Media Massa dan Konstruksi Realitas

umum. Menurut Encip, secara eksplisit tanggung jawab sosial itu menyangkut kualitas penerbitan, tidak hanya tentang objektivitas berimbang, ketepatan, kejelasan,kejujuran dan kelengkapan, tetapi juga mengenai nilai-nilai berita dikandung oleh suatu peristiwa yang menjadi berita. Untuk objektivitas berita banyak yang ditetukan oleh cover both side dan oleh ketakberpihakan Encip dalam Jornal ISKI,edisi 5 oktober 2000:48.

2.1.2 Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial.

Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya, selain menyiarkan informasi yang obejetif dan edukatif, menghibur, melakukan kontrol sosial yang konstruksif dengan menyalurkan segala anspirasi masyarakat, serta mempengaruhi masyarakat dengan melakukan komunikasi dan peran positif dari masyarakat itu sendiriEffendy,2003:149. Sementara dalam jurnalistik Indoneisa Sumadiria,2005:32-35 menunjukkan lima fungsi dari pers,yaitu : 1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secepat- cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya, yang aktual akurat, faktual dan bermanfaat. 2. Fungsi Edukasi, informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus mampu dan mau memerankan dirinya sebagai guru pers. 3. Fungsi hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. 4. fungsi control sosial atau koreksi, pers mengembah fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya idiologi wartawan dan media yang bersangkutan yang secara srategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Disisni dapat dikatakan bahwa media merupakan inti instrumen idiologi yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai subyek yang mengkonstruksi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada khalayak Eriyanto,2005:92.

2.1.3 Media Massa dan Konstruksi Realitas

Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi berbagai realitas yang dipilihnya untuk dijadikan bahan sebuah berita. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerja media massa adalah menceritakan peristiwa- peristiwa. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh isi media pada dasarnya tidak lebih dari penyusunan realitas hingga membentuk sebuah “cerita” Tuchman dalam Sobur, 2002: 88. Dalam konstruksi realitas bahasa dapat dikatakan sebagai unsur utama. ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi media Sobur, 2001 : 91. Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut menentukan bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul darinya. Bahasa bukan hanya mampu mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas Hamad dalam Sobur, 2001 : 90.

2.1.4 Ideologi Media