Dampak Pensiun pada Karyawan Pria Pekerja Tunggal dengan Anak yang Masih Sekolah

di bidang yang baru dan mulai aktif mengikatkan diri pada bidang tersebut. Selain itu, individu diharapkan untuk mulai mengkomunikasikan permasalahannya dengan keluarga.

2. Dampak Pensiun pada Karyawan Pria Pekerja Tunggal dengan Anak yang Masih Sekolah

Individu diharapkan merasa senang saat pensiun tiba karena telah mencapai puncak karirnya, sehingga dapat menikmati masa hidupnya dengan lebih santai, rileks, tenang, dan bahagia karena tidak lagi terbebani dengan berbagai tugas dan tanggung jawab dari instansi atau organisasi tempatnya bekerja. Selain itu, individu akan memiliki lebih banyak waktu dan kesempatan bersama-sama dengan keluarga atau pasangan, mengerjakan sesuatu yang disukai dan bukan pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini dapat berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan karena berkurangnya tekanan beban kerja yang harus dihadapi, sehingga dapat memaknai kehidupannya dengan penuh keoptimisan Aidit, 2000. Berbeda dengan keadaan di lapangan dimana pensiun sering dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan, sehingga membuat sebagian individu merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi setelah pensiun Rini, 2001. Saat menghadapi masa pensiun individu merasa takut dan cemas karena terjadi goncangan perasaan yang begitu berat saat harus meninggalkan pekerjaannya Sutrisno, 2013. Kecemasan itu muncul karena ada tiga hal yang akan hilang saat pensiun, yaitu hilangnya kegiatan rutin bekerja, sehingga akan memiliki banyak waktu senggang. Kedua, kehilangan interaksi dengan teman kerja dan individu akan kehilangan sebagian pendapatan dan status yang disandang. Ketika pensiun, seseorang akan mengalami perubahan kondisi karena sudah tidak aktif bekerja lagi Handayani, 2013. Individu akan mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya, seperti perubahan ekonomi Suardiman, 2011. Uang jaminan pensiun yang mereka terima jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan gaji biasa yang mereka terima ketika masih aktif bekerja. Mereka khawatir nantinya tidak dapat mencukupi segala kebutuhan keluarganya apalagi jika mereka merupakan satu-satunya orang yang bekerja dalam keluarga. Hasil penelitian mengenai hubungan antara kecemasan menghadapi pensiun dengan semangat kerja pada pegawai PT. Pos Indonesia menunjukkan bahwa kecemasan yang dirasakan pegawai yang menghadapi masa pensiun berkaitan dengan ketakutan jika setelah pensiun nanti dirinya tidak bisa sepenuhnya memenuhi semua keinginan anak maupun keluarganya dari segi ekonomi, serta kurang bisa untuk mengontrol emosinya ketika sedang marah Yuliarti Mulyana, 2014. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nuraini 2013, diperoleh keterangan bahwa subjek merasa cemas akan masalah pendapatan yang berkurang ketika sudah pensiun nanti, sementara anak masih perlu biaya sekolah serta kebutuhan hidup yang terus meningkat. Keadaan akan semakin sulit apabila beban pendidikan anak masih banyak Prastiti, 2005. Perubahan ekonomi yang dirasakan, seperti penghasilan mereka akan berkurang dan masih harus membiayai anaknya sekolah atau kuliah Bradbury, 1987. Keluarga dengan anak yang masih sekolah memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tugas perkembangan untuk memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk juga saat anak mulai mengikuti kursus atau ekstrakulikuler untuk mengembangkan kemampuannya Fredericks Eccles dalam Santrock, 2012. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan pria yang menghadapi masa pensiun mengalami masa krisis saat berada dalam fase mendekat yaitu 1-2 tahun menjelang pensiun. Pada masa paruh baya, pria lebih sulit dalam melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi masa pensiun dibandingkan dengan wanita karena berkaitan dengan berhentinya pencari nafkah dan tentu akan mempengaruhi hidup mereka. Pensiun memberikan dampak positif dimana individu dapat beristirahat setelah bekerja dalam waktu yang lama dan merasa senang karena telah mencapai puncak karirnya, sehingga dapat menikmati masa hidupnya dengan lebih santai, rileks, tenang, dan bahagia karena tidak lagi terbebani dengan berbagai tugas dan tanggung jawab dari instansi atau organisasi tempatnya bekerja. Kualitas kesehatan juga akan meningkat karena berkurangnya tekanan pekerjaan sehingga dapat lebih memaknai hidup. Selain itu, individu akan memiliki lebih banyak waktu untuk pasangan dan keluarga. Dampak negatif dari pensiun adalah kehilangan kegiatan rutin yang sudah dilakukan bertahun-tahun, kehilangan rekan kerja, dan kehilangan sebagian pendapatan dan status yang dipandang. Individu akan merasa cemas dan khawatir mengenai kehidupan seperti apa yang akan dijalani setelah pensiun. Individu juga akan merasa khawatir jika tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya terlebih jika beban pendidikan anak masih banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kerangka Berpikir