C. Kerangka Berpikir
Meskipun pada saat pensiun individu diharapkan dapat merasa bahagia karena telah terbebas dari pekerjaan dan dapat menikmati waktunya bersama
keluarga, namun kenyataannya banyak individu yang takut dan cemas dalam menghadapi masa pensiun. Beberapa penelitian menunjukkan kecemasan tersebut
dikarenakan individu tidak mengetahui kehidupan seperti apa yang akan mereka alami kelak setelah pensiun termasuk dalam permasalahan finansial. Karyawan
pria dengan istri yang tidak bekerja dan anak yang masih bersekolah akan lebih merasa takut dan cemas dalam menghadapi masa pensiun. Kecemasan,
kekhawatiran dan ketakutan tersebut merupakan bentuk emosi negatif sedangkan bagi individu yang merasa bahagia dan siap menghadapi masa pensiun merupakan
bentuk emosi positif. Setiap individu cenderung akan mengatur emosi negatif dan positif yang dimiliki dengan regulasi emosi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
regulasi emosi adalah usia. Semakin bertambah usia, individu diharapkan semakin mampu mengatur emosi yang dimiliki. Peneliti berasumsi bahwa karyawan pria
pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah memiliki beban yang lebih berat dalam menghadapi masa pensiun di bandingkan karyawan pria yang istri dan
anaknya bekerja. Karyawan pria yang telah melakukan persiapan untuk masa pensiunnya akan lebih mampu untuk menghadapi masa pensiun, sedangkan
karyawan pria yang belum melakukan persiapan cenderung akan merasa cemas, khawatir dan takut. Masa pensiun berada dalam masa dewasa akhir sehingga
individu diharapkan lebih mampu mengatur perasaan cemas, khawatir dan takut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam menghadapi masa pensiun. Peneliti akan melihat bagaimana pola karyawan pria dalam proses meregulasi emosinya menggunakan 5 bentuk regulasi emosi
yang dikemukakan oleh Gross yaitu pemilihan situasi situation selection, modifikasi situasi situation modification, penyebaran perhatian attentional
deployment , perubahan kognitif cognitive change dan modulasi respon
response modulation.
Skema 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Masa Pensiun
Emosi Positif dan Negatif
Regulasi Emosi
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian mengenai sebuah fenomena yang datanya diambil dari cerita
informan mengenai pengalamannya dalam menghadapi fenomena tersebut Supratiknya, 2015. Untuk menggali makna dari informan, peneliti akan terjun
langsung ke lapangan, untuk mengambil berbagai macam data, baik melalui wawancara, observasi, maupun pengumpulan dokumen-dokumen. Secara umum,
penelitian kualitatif bersifat eksploratorik yaitu lebih mengandalkan data berupa ungkapan atau penuturan dari para informan penelitian dalam mengeksplorasi
fenomena yang menjadi fokus penelitian Supraktiknya, 2015. Penelitian ini menggunakan desain Analisis Isi Kualtitatif AIK. Hsieh
Shanonn Supratiknya, 2015 mendefinisikan AIK sebagai metode penelitian untuk menguraikan data teks secara subjektif dengan cara mengklasifikasikan
secara sistematik menjadi sebuah kode, lalu dikelompokkan ke dalam tema atau pola yang sesuai. Peneliti menggunakan Analisis Isi Kualitatif AIK dengan
pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji kembali data yang sudah ada dalam sebuah konteks baru, termasuk menguji kembali kategori, konsep, atau
hipotesis yang sudah pernah diperoleh Catanzaro, dalam Supratiknya, 2015. Pendekatan ini cocok diterapkan ketika sudah ada teori atau hasil penelitian
tertentu tentang suatu fenomena Supratiknya, 2015. Metode dalam penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI