Regulasi Emosi Regulasi Emosi 1. Emosi

2. Regulasi Emosi

Emosi merupakan proses yang melibatkan banyak komponen dan bekerja terus menerus sepanjang waktu. Regulasi emosi juga melibatkan perubahan dalam dinamika emosi, waktu munculnya, besarnya dan lamanya, serta mengimbangi respon perilaku, pengalaman atau fisiologis. Regulasi emosi dapat mengurangi, menguatkan atau memelihara emosi, tergantung pada tujuan individu Gross Thompson, 2007. Regulasi emosi merupakan kemampuan individu untuk mengatur dan mengekspresikan emosi serta perasaannya sehingga akan menunjukkan keseimbangan emosional dalam sikap dan perilaku Widuri, 2012. Regulasi emosi menunjukkan strategi yang digunakan individu untuk mengatur diri dalam mengungkapkan emosi Dennis dalam Aprisandityas Elfida, 2012. Menurut Gross Thompson 2007, regulasi emosi adalah proses individu mengatur emosinya, mulai dari bagaimana hal itu bisa terjadi hingga bagaimana mengungkapkannya. Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan dengan memperhatikan ketenangan calming dan fokus focusing. Individu yang mampu mengelola kedua keterampilan ini akan dapat meredakan emosi, berfokus pada pikiran yang menganggu, sehingga dapat mengurangi stres Reivich Shatte dalam Umasugi, 2013. Menurut Gross 2014, regulasi emosi memiliki tiga aspek, yaitu dilakukan pada emosi negatif maupun positif, dilakukan secara sadar maupun tidak sadar serta regulasi emosi mampu mengurangi stres atau mengubah stressor. Thompson berasumsi bahwa regulasi emosi merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan individu agar mampu berfungsi dengan baik dalam proses adaptasi dan memberikan respon serta menjadi individu yang fleksibel dalam kehidupannya Salamah, 2007. Terdapat 5 rangkaian proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi situation selection, modifikasi situasi situation modification, penyebaran perhatian attentional deployment, perubahan kognitif cognitive change dan modulasi respon response modulation Gross, 2014. Pemilihan situasi situation selection merupakan tindakan untuk mendekati atau menghindari objek dan situasi tertentu sebagai usaha untuk mengurangi atau meningkatkan emosi. Modifikasi situasi situation modification adalah memodifikasi situasi secara langsung untuk mengubah dampak emosionalnya. Penyebaran atensi attentional deployment merupakan bentuk pengalihan perhatian untuk mempengaruhi sebuah perasaan. Hal ini dapat dilakukan dengan distraksi atau konsentrasi, dan perenungan. Distraksi dilakukan dengan memindahkan perhatian dari sebuah situasi yang dapat menimbulkan emosi ke situasi yang tidak menimbulkan emosi. Konsentrasi adalah memfokuskan perhatian pada situasi yang menimbulkan emosi. Perenungan dilakukan dengan mengarahkan perhatian secara berulang pada perasaan yang dialami serta konsekuensinya. Perubahan kognitif cognitive change yaitu menilai sebuah situasi sehingga dapat mengubah makna yang menimbulkan emosi, dengan cara mengubah cara berpikir. Dalam perubahan kognitif, reappraisal biasa digunakan untuk mengurangi atau menambahkan emosi positif maupun negatif. Modulasi respon response modulation merupakan respon individu setelah mengalami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI emosi. Respon tersebut dilakukan pada aspek fisiologis, seperti penggunaan obat, alkohol, latihan, terapi, makan, dan relaksasi. Pengurangan perilaku ekspresi emosi dikenal dengan istilah suppression. Terdapat beberapa pendapat dari berbagai tokoh mengenai faktor yang mempengaruhi regulasi emosi individu yaitu usia, jenis kelamin dan religiusitas. Penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia individu maka kemampuan regulasi emosi akan semakin meningkat, dimana semakin tinggi usia individu semakin baik kemampuan regulasi emosinya, sehingga dengan bertambahnya usia, ekspresi emosi akan semakin terkontrol Maider dalam Coon, 2005. Beberapa penelitian menemukan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan dalam mengekspresikan emosi baik secara verbal maupun ekspresi wajah. Wanita menunjukkan sifat feminimnya dengan mengekspresikan emosi sedih, takut, cemas dan menghindari mengekspresikan emosi marah dan bangga yang menunjukkan sifat maskulin. Perbedaan pria dan wanita mengekspresikan emosi berkaitan dengan perbedaan tujuan pria dan wanita dalam mengontrol emosinya. Wanita mengekspresikan emosi untuk menjaga hubungan interpersonal serta membuat mereka tampak lemah dan tidak berdaya, sedangkan pria untuk menunjukkan dominasi. Hal ini menujukkan bahwa pria lebih dapat melakukan regulasi terhadap emosi marah dan bangga, sedangkan wanita pada emosi takut, sedih dan cemas Fischer dalam Coon, 2005. Setiap agama mengajarkan individu untuk dapat mengontrol emosinya. Semakin tinggi tingkat religiusitasnya, individu akan semakin berusaha untuk menampilkan emosi yang tidak berlebihan Krause dalam Coon, 2005. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi merupakan usaha individu untuk mengatur emosi positif dan negatif yang dimiliki. Terdapat 5 rangkaian proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi situation selection, modifikasi situasi situation modification, penyebaran perhatian attentional deployment , perubahan kognitif cognitive change dan modulasi respon response modulation. Regulasi emosi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin dan religiusitas.

B. Masa Pensiun Karyawan Pria 1. Masa Pensiun