32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Surat Kabar Harian Jawa Pos
Dalam sejarahnya, Jawa pos sebagai salah satu harian tertua di Indonesia, mulanya bernama Java Post, Pendiri sekaligus pemilik pertama Jawa Pos adalah The
Chung Sen Soeseno Tejo, sebagai surat kabar harian yang terbit pagi hari dengan berita-berita umum sebagai cirri utama. Harian ini awal mulanya dikenal sebagai
harian Melayu-TiongHoa Java Post. Dalam perkembangannya, The Chung Sen pada tahun 1950an memiliki 3
surat kabar. Satu berbahasa Tionghoa dan Belanda. Yang terakhir ini kemudian berubah menjadi Indonesian Daily News yang berbahasa inggris. Koran yang
berbahasa Tionghoa kemudian berhenti terbit dan akhirnya tinggallah Jawa Pos sekarang.
Pada 1 April 1982, penggelolaan Jawa Pos diserahkan pada Dahlan Iskan yang saat itu menjabat sebagai mingguan Tempo di Surabaya. Sejak itu
perkembangan Jawa Pos dengan SIUPP no.069SKMempenSIUPPA.71986 berkembang hingga kini menjadi oplah 450.000 eksemplar.
Dalam pemuatan berita, terdapat penyeleksian dengan melihat situasi, toleransi, pandangan, jangkuan dan kondisi. Jadi tidak terdapat berdasarkan tema
politik berapa, tema olahraga berapa dan seterusnya. Pemuatan berita tergantung dari bobotnya. Jawa pos dalam hal pemberitaan politik memiliki prinsip bahwa yang
diberitakan adalah benar, namun tak semua kebenaran harus diberitakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari jumlah oplah yag beredar saat ini, yakni 450.000 eksemplar, peredarannya di Surabaya sebesar 77,29 yang meliputi Surabaya dan sekitarnnya
32,71 lainnya, beredar di kota-kota hampir seluruh Indonesia. DI Jawa Tengah dan Jakarta sebesar 10,89
Dari segi usia, pembaca Jawa Pos terbanyak adalah berusia antara 20-29 tahun, sebanyak 42. Selanjutnya adalah pembaca berusia 30 tahun ke atas sebesar
43, sedangkan kurang dari 19 tahun adalah 15. Dengan daerah penyebaran sirkulasi surat kabar yang mencakup jumlah
pembaca sebanyak ini, ditambah dengan latar belakang dari pembaca yang dimiliki oleh harian Jawa Pos di atas tadi mendasari atas digunakannya Surat Kabar Jawa Pos
sebagai subyek penelitian dalam analisis isi obyektivitas pemberitaan berita Ahmadiyah 7 Februari – 28 Februari 2011.
4.2. Surat Kabar Harian Kompas