4.3.1.1.3 “Rusuh Ahmadiyah Baru Dua Tersangka, 9 Februari 2011
Obyektifitas Berita “Rusuh Ahmadiyah Baru Dua Tersangka, 9 Februari 2011
Kesesuaian Judul Berita Dengan Isi Berita Sesuai V
Tidak Sesuai Pencantuman Waktu Terjadinya Peristiwa
Dicantumkan Waktu V
Tidak Dicantumkan Waktu Penggunaan Data Pendukung, Kelengkapan Informasi Berita
Ada Data Pendukung Foto
Tidak Ada Data Pendukung Faktualitas Berita
Ada Pencampuran Fakta dan Opini ”
01. Akurasi
Pemberitaan Berita Ahmadiyah
di Halaman Depan Jawa Pos
Tidak Ada Pencampuran Fakta dan Opini V
Keseimbangan Sumber Berita Seimbang
Sumber dari pihak pro dan pihak yang
kontra JAI Tidak Seimbang
Keseimbangan Luas Kolom yang Diberitakan Seimbang
Pro Ahmadiyah 60,2 cm
2
Kontra Ahmadiyah 60,2 cm
2
02. Fairness
Pemberitaan Berita Ahmadiyah
di Halaman Depan Jawa Pos
Tidak Seimbang Kejelasan Atribut Sumber Berita
Jelas Baris ke 9
Tidak Jelas Kompetensi Sumber Berita
Wartawan Pelaku Langsung
03. Validitas
Pemberitaan Berita Ahmadiyah
di Halaman Depan Jawa Pos
Bukan Pelaku Langsung Kepolisian
Sumber: Data Primer
Analisis terhadap akurasi pemberitaan yang ditampilkan di halaman depan Harian Jawa Pos dari berita ini sudah menunjukkan adanya penyajian berita yang akurat. Dari
hasil penelitian dalam unit berita ini sudah menggunakan pola yang harus menerapkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita dimana relevansi yang tinggi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diantara keduanya telah dirasa penting oleh jurnalis dalam menyusun berita Ahmadiyah ini. Dalam menyajikan berita ini juga, wartawan Jawa Pos telah menyadari akan adanya
nilai kejujuran para jurnalis yang tidak hanya mengejar sebuah judul yang bombastis yang hanya bertujuan untuk menarik atensi khalayak pembacanya.
Pada pencantuman waktu terjadinya peristiwa berita ini telah mengikuti teori obyektivitas dengan mensyaratkan penting adanya pencatatan waktu kejadian pada berita
Ahmadiyah. Pada penyajian berita Ahmadiyah ini, menggunakan format penunjuk waktu kejadian dengan menggunakan angka “ 82 “.
Keakuratan pemberitaan juga dapat diperkuat melalui penguatan fakta kejadian, peristiwa, adanya wawancara yang dilakukan kepada sumber berita yang digunakan
dengan menyertakan foto sumber berita maupun foto peristiwa atau foto TKP. Fungsi menguatkan fakta dalam pemberitaan untuk lebih memahami isi berita serta menjelaskan
secara lebih fisual akan dampak sebuah peristiwa, kejadian yang diberitakan dalam berita ini, di temukan data pendukung berupa foto Kapolri Jendral Pol Timur Pradopo sebagai
sumber berita dalam penyajian berita. Dalam akurasi berita, dimensi faktualitas berita tidak dapat dipisahkan arti pentingnya
dalam menyajikan berita. Faktualitas berita ini menyangkut ada atau tidaknya pencampuran antara fakta dan opini sang penulis berita didalam isi berita yang disajikan.
Berita yang seharusnya murni menyajikan fakta, dan dalam menyajikan berita Ahmadiyah, indicator akan adanya pencampuran fakta dan opini belum ditemukan adanya
pencampuran antara fakta dan opini. Fairness atau ketidakberpihakan dalam menyajikan sebuah pemberitaan adalah
dimensi yang dianggap paling penting dari sebuah berita yang obyektiv. Menyajikan sebuah berita yang seimbang seharusnya dilakukan dalam sisi seimbang penggunaaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sumber berita dalam menyajikan sebuah berita dan seimbang pula dalam bentuk luas kolom yang digunakan pada masing-masing sumber berita.
Jawa Pos dalam unit berita ini sebagai media massa nasional telah lebih berhati- hati dalam penggunaan nara sumber ini agar telah menjaga kredibilitasnnya di mata khalayak
pembacanya dengan menyajikan 2 sumber berita yakni sumber berita dari masing-masing pihak yang Pro terhadap Jamaah Ahmadiyah yang mengijinkan tetap berlangsungnya
ajaran agama ini ada di Indonesia dan juga sumber berita yang kontra terhadap Jamaah Ahmadiyah.
Untuk unit berita ini, Jawa Pos telah mampu menyajikannya dalam bentuk jumlah luas kolom yang digunakan saat menurunkan berita secara fair atau berimbang. Dengan
menggunakan luas kolom bagi pemberitaan dari sumber berita baik pro maupun kontra Jamaah Ahmadiyah masing-masing sama sebanyak 60,2 cm
2
Untuk mengetahui validitas keabsahan, dapat diukur dari atribusi sumber berita, yaitu pencantuman secara jelas baik identitas, jabatan, dan keterangan lain seputar sumber
dalam upaya dilakukannnya konfirmasi untuk chek dan re chek. Validitas pemberitaan juga menyangkut kompetensi dari sumber berita itu sendiri apakah sumber berita pihak
yang terkait langsung dengan sebuah kejadian atau mengetahui langsung sebuah fakta atau fenomena.
Jawa Pos dalam menurunkan berita Ahmadiyah di halaman depan selama bulan Februari sudah menyajikan berita secara obyektiv dalam dimensi validitas berita dimana
telah menyertakan atribusi sumber berita yang digunakan secara lengkap di baris yang ke 9 sehingga mudah dilakukan konfirmasi bilamana dibutuhkan.
Pemberitaah Ahmadiyah di Jawa Pos dalam unit berita ini, belum menerapkan prinsip Obyektivitas dengan menyajikan sumber berita yang berkompeten karena menggunakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kompetensi sumber berita yang bukan pelaku langsung. Sumber berita yang digunakan dalam unit berita ini adalah pihak kepolisian RI, yakni Kepala Divisi Humas Polri, Irjen
Anton Bachrul Alam. Sumber ini menjadi sumber sebuah berita hanya karena wewewnang dan jabatannya sebagai humas Polri, namun bukan sebagai pelaku langsung yang menjadi
saksi mata langsung di lapangan saat kejadian penyerangan Ahmadiyah terjadi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.1.4 “ Ahmadiyah Terancam Dibubarkan ” Kamis, 10 Februari 2011