Surat Kabar Harian Kompas

Dari jumlah oplah yag beredar saat ini, yakni 450.000 eksemplar, peredarannya di Surabaya sebesar 77,29 yang meliputi Surabaya dan sekitarnnya 32,71 lainnya, beredar di kota-kota hampir seluruh Indonesia. DI Jawa Tengah dan Jakarta sebesar 10,89 Dari segi usia, pembaca Jawa Pos terbanyak adalah berusia antara 20-29 tahun, sebanyak 42. Selanjutnya adalah pembaca berusia 30 tahun ke atas sebesar 43, sedangkan kurang dari 19 tahun adalah 15. Dengan daerah penyebaran sirkulasi surat kabar yang mencakup jumlah pembaca sebanyak ini, ditambah dengan latar belakang dari pembaca yang dimiliki oleh harian Jawa Pos di atas tadi mendasari atas digunakannya Surat Kabar Jawa Pos sebagai subyek penelitian dalam analisis isi obyektivitas pemberitaan berita Ahmadiyah 7 Februari – 28 Februari 2011.

4.2. Surat Kabar Harian Kompas

Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong 1920-1980 dan Jakob Oetama. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya. Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media pencari fakta dari segala penjuru. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunyamalah mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia. Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga. Pada tahun 21 Januari 1978, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya dan demo menentang korupsi yang marak, tujuh harian Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos Sore dilarang terbit atas perintah Sudomo Kompas e-paper atau koran digital Kompas adalah versi elektronik dari koran Kompas yang diluncurkan Kelompok Kompas Gramedia pada tanggal 1 Juli 2009. Inovasi ini sebenarnya telah ada dari tahun 2008 akan tetapi setelah melalui beberapa perbaikan barulah Kompas epaper ini dapat benar-benar diakses. Kompas epaper ini tidak sama dengan Kompas.com. Apabila pada Kompas.com, informasi-informasi yang diberikan berbeda dengan Kompas cetak maka Kompas epaper memiliki berita yang sama dengan Kompas cetak akan tetapi epaper berbentuk digital. Sampai saat ini Kompas e-paper tidak memungut biaya, namun membutuhkan plugin tambahan, yaitu Microsoft Silverlight yang wajib dipasang terlebih dahulu. Per 1 Mei 2011, untuk mengakses digital.kompas.com harus melakukan pembayaran terlebih dahulu, Kompas digital termasuk Kompas Cetak dan E-paper. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kompas cetak adalah koran digital Kompas versi elektronik. Kompas cetak tidak membutuhkan plugin tambahan. Berita yang ada disini sama persis dengan yang ada pada versi cetak non-elektronik namun kadang ada berita yang tidak ditambahkan di sini. Iklan yang ada pada versi cetak non-elektronik pun ditiadakan disini. Mulai tanggal 1 Juli 2010 Harian Kompas edisi cetak di Kompas.com seluruhnya berganti menjadi edisi ePaper Harian Kompas. Pada Agustus 2010, Kompas Cetak kembali lagi dengan desain baru.

4.3. Penyajian Data dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI BERITA KONFLIK AHMADIYAH DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Pemberitaan Surat Kabar Jawa Pos Edisi 7-11 Februari 2011)

1 39 52

Jurnalisme Damai dalam Pemberitaan SKH Kedaulatan Rakyat Mengenai Kasus Ahmadiyah Periode Februari-Maret 2011 JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jama

0 3 16

PENDAHULUAN JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

0 5 30

KESIMPULAN DAN SARAN JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

0 4 49

PENDAHULUAN KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 0 6

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG KEKACAUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL SMA 2013 (Analisis Isi Obyektivitas Berita Tentang Kekacauan Pelaksanaan Ujian Nasional SMA 2013 di Jawa Post Periode 16 – 19 April 2013).

0 0 106

OBYEKTIVITAS BERITA PRAKTIK ABORSI dr EDWARD ARMANDO DI MEDIA JAWA POS (Analisis Isi Obyektivitas Berita Praktik Aborsi dr Edward Armando di Media Jawa Pos Edisi 4 Februari – 9 Februari 2011).

0 0 88

PEMBINGKAIAN BERITA KERUSUHAN WARGA DENGAN JAMAAH AHMADIYAH DI PANDEGLANG, BANTEN (Studi Analisis Framing Kerusuhan Warga Dengan Jamaah Ahmadiyah Pada Situs Berita Vivanews.com dan Okezone.com Periode 06 Februari s.d 09 Februari 2011).

0 1 102

OBYEKTIVITAS BERITA TENTANG AHMADIYAH (Analisis Isi Tentang Obyektivitas Berita Ahmadiyah di halaman Depan, Jawa Pos dan Kompas, Periode 7 Februari - 28 Februari 2011)

0 0 10

PEMBINGKAIAN BERITA KERUSUHAN WARGA DENGAN JAMAAH AHMADIYAH DI PANDEGLANG, BANTEN (Studi Analisis Framing Kerusuhan Warga Dengan Jamaah Ahmadiyah Pada Situs Berita Vivanews.com dan Okezone.com Periode 06 Februari s.d 09 Februari 2011)

0 0 20