4.3.1.1.4 “ Ahmadiyah Terancam Dibubarkan ” Kamis, 10 Februari 2011
Obyektifitas Berita
“Ahmadiyah Terancam Dibubarkan” Kamis,10 Februari 2011
Kesesuaian Judul Berita Dengan Isi Berita Sesuai V
Tidak Sesuai Pencantuman Waktu Terjadinya Peristiwa
Dicantumkan Waktu V
Tidak Dicantumkan Waktu Penggunaan Data Pendukung, Kelengkapan Informasi Berita
Ada Data Pendukung Tidak Ada Data Pendukung
V Faktualitas Berita
Ada Pencampuran Fakta dan Opini Kolom 1 baris 1, “
mengisyaratkan “ 01.
Akurasi Pemberitaan Berita
Ahmadiyah di Halaman Depan
Jawa Pos
Tidak Ada Pencampuran Fakta dan Opini Keseimbangan Sumber Berita
Seimbang Tidak Seimbang
Sumber hanya dari Polisi dan pihak
kontra Ahmadiyah Keseimbangan Luas Kolom yang Diberitakan
Seimbang 02.
Fairness Pemberitaan Berita
Ahmadiyah di Halaman Depan
Jawa Pos
Tidak Seimbang Seluruhnya Pihak
Kontra JAI Kejelasan Atribut Sumber Berita
Jelas Baris ke 9
Tidak Jelas Kompetensi Sumber Berita
Wartawan Pelaku Langsung
Menteri Agama 03.
Validitas Pemberitaan Berita
Ahmadiyah di Halaman Depan
Jawa Pos Bukan Pelaku Langsung
Sumber: Data Primer
Dari hasil penelitian dalam unit berita ini sudah menggunakan pola yang harus menerapkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita dimana relevansi yang
tinggi diantara keduanya telah dirasa penting oleh jurnalis dalam menyusun berita Ahmadiyah ini. Dalam menyajikan berita ini juga, wartawan Jawa Pos telah menyadari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan adanya nilai kejujuran para jurnalis yang tidak hanya mengejar sebuah judul yang bombastis yang hanya bertujuan untuk menarik atensi khalayak pembacanya.
Pada pencantuman waktu terjadinya peristiwa berita ini telah mengikuti teori obyektivitas dengan mensyaratkan penting adanya pencatatan waktu kejadian pada berita
Ahmadiyah. Pada penyajian berita Ahmadiyah ini, menggunakan format penunjuk waktu kejadian dengan menggunakan angka “ 92 “.
Fungsi menguatkan fakta dalam pemberitaan untuk lebih memahami isi berita serta menjelaskan secara lebih fisual akan dampak sebuah peristiwa, kejadian yang diberitakan
dalam berita ini, belum ditemukan data pendukung berupa foto, table maupun ilustrasi dalam penyajian berita.
Dalam akurasi berita, dimensi faktualitas menyangkut ada atau tidaknya pencampuran antara fakta dan opini sang penulis berita didalam isi berita yang disajikan. Berita yang
seharusnya murni menyajikan fakta, dan dalam menyajikan berita Ahmadiyah, indicator akan adanya pencampuran fakta dan opini ditemukan adanya pada kolom 1 pada baris
yang pertama dengan menggunakan kata “mengisyaratkan”. Kata ini merupakan kata yang menggunakan pencampuran fakta dan opini dan jelas telah menyalahi prinsip obyektifitas
dimana kesimpulan berita adalah sepenuhnya hak pembaca dengan tanpa adanya campur tangan wartawan yang membaurkan antara fakta dan opini.
Fairness atau ketidakberpihakan dalam menyajikan sebuah pemberitaan seharusnya dilakukan dalam sisi seimbang penggunaaan sumber berita dalam menyajikan sebuah
berita dan seimbang pula dalam bentuk luas kolom yang digunakan pada masing-masing sumber berita.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jawa Pos dalam unit berita ini sebagai media massa nasional belum mampu menerapkan prinsip fairness dalam sisi keseimbangan sumber berita karena hanya
menggunakan sumber berita yang kontra terhadap jamaah ahmadiyah, tanpa mampu menyajikan sumber yang member keimbangan dalam berita ini yakni pihak yang pro
terhadap Ahmadiyah. Untuk unit berita ini, Jawa Pos karena hanya menggukan satu pihak pemberitaan saja,
secara spontan, dalam sisi luas kolom pemberitaan masing-masing sumber berita juga tidaklah berimbang.
Untuk mengetahui validitas keabsahan, dapat diukur dari atribusi sumber berita, yaitu pencantuman secara jelas dan juga menyangkut kompetensi dari sumber berita itu sendiri
apakah sumber berita pihak yang terkait langsung dengan sebuah kejadian atau mengetahui langsung sebuah fakta atau fenomena.
Jawa Pos dalam menurunkan berita Ahmadiyah di halaman depan selama bulan Februari sudah menyajikan berita secara obyektiv dalam dimensi validitas berita dimana
telah menyertakan atribusi sumber berita yang digunakan secara lengkap di baris yang ke 9 sehingga mudah dilakukan konfirmasi bilamana dibutuhkan.
Pemberitaah Ahmadiyah di Jawa Pos dalam unit berita ini, telah menerapkan prinsip Obyektivitas dengan menyajikan sumber berita yang berkompeten dengan menggunakan
kompetensi sumber berita yang merupakan pelaku langsung. Sumber berita yang digunakan dalam unit berita ini adalah MentriAgama RI, Surya Darma Ali. Sumber ini
menjadi sumber sebuah berita hanya karena kompetensi nya selaku Mentri Agama yang berhak mengeluarkan keputusan akan keberlangsungan ajaran Agama Ahmadiyah di
Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.1.5 “ Kapolda, Kapolres, Kapolsek Diperiksa ” Jumat,11 Februari 2011