penelitian  ini  perhitungan  DDD  100  bed-days  menggunakan  standar  DDD
WHO untuk pasien dewasa.
E. Subyek Penelitian
Pasien  rawat  inap  di  bangsal  anak  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul selama periode Januari
–Juni 2014, dalam hal ini data pasien diambil dari lembar rekam medis.
1. Kriteria inklusi subyek :
a. Pasien rawat inap di Bangsal Anak RSUD Panembahan Senopati  selama
periode Januari –Juni 2014 yang memuat tentang terapi antibiotika.
b. Pasien anak yang menggunakan antibiotika yang terdapat dalam klasifikasi
ATC. c.
Pasien anak dengan catatan rekam medik yang jelas terbaca oleh peneliti. 2.
Kriteria eksklusi subyek : a.
Pasien  anak  yang  pulang  paksa  atau  meninggal  sebelum  program pemberian antibiotika pada pasien selesai.
b. Pasien  anak  yang  terapinya  dilanjutkan  di  tempat  lain  pindah
ruanganrumah sakit. c.
Pasien anak dengan catatan medik yang tidak lengkap.
F. Bahan Penelitian
Bahan  penelitian  yang  digunakan  adalah  lembar  rekam  medik  pasien anak  rawat  inap  di  bangsal  anak  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul  selama
periode  Januari –Juni  2014  dari  subyek  yang  memenuhi  kriteria  inklusi  di  atas.
Rekam  medis  adalah  data-data  yang  diperoleh  dari  bagian  rekam  medis  RSUD Panembahan Senopati Bantul yang berkaitan dengan pasien anak yang menjalani
rawat inap dan mendapatkan pengobatan antibiotika.
G. Alat Penelitian
Alat  penelitian  yang  digunakan  yaitu  lembar  data  dasar  pasien  dan lembar  data  penggunaan  antibiotika.  Lembar  data  dasar  pasien  berisi  informasi
mengenai  nomor  rekam  medik,  jenis  kelamin  pasien,  usia,  berat  badan  pasien, lama rawat inap, diagnosa utama, kondisi pasien saat keluar dan biaya perawatan.
Lembar data penggunaan antibiotika berisi informasi mengenai nama antibiotika, dosis dan rute pemberian, indikasi penggunaan, jumlah antibiotika yang diberikan,
keterangan berhenti pemakaian dan masalah yang timbul serta rekomendasi.
H. Tata Cara Penelitian
1.  Tahap orientasi atau studi pendahuluan
Pada tahap orientasi ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun proposal penelitian dan meminta surat pengantar penelitian dari
Fakultas  Farmasi  Universitas  Sanata  Dharma.  Kemudian  menyerahkan surat pengantar penelitian dari Fakultas Farmasi beserta proposal ke Badan
Perencanaan  Pembangunan  Daerah Bappeda  Daerah
Istimewa
Yogyakarta untuk memperoleh surat izin penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
b. Setelah  surat  izin  penelitian  diperoleh  dari  Bappeda  Daerah  Istimewa
Yogyakarta,  surat  izin  tersebut  kemudian  diserahkan  ke  Bappeda Kabupaten  Bantul  untuk  memperoleh  surat  izin  penelitian  di  RSUD
Panembahan Senopati Bantul. c.
Setelah  surat  izin  penelitian  diperoleh  dari  Bappeda  Kabupaten  Bantul, surat  izin  tersebut  beserta  proposal  penelitian  kemudian  diserahkan  ke
bagian  pengembangan  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul  untuk memperoleh  izin  penelitian  dari  pihak  RSUD  Panembahan  Senopati
Bantul. d.
Setelah  izin  penelitian  yang  diajukan  dikonfirmasi  oleh  bagian pengembangan  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul,  selanjutnya
dilakukan  studi  pendahuluan  untuk  memperoleh  informasi  mengenai jumlah  pasien  anak  yang  memperoleh  peresepan  antibiotika  di  bangsal
anak  rawat  inap  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul  selama  periode Januari sampai Juni 2014.
e. Hasil studi pendahuluan selama periode Januari sampai Juni 2014, tercatat
ada  849  rekam  medik  pasien  anak  rawat  inap.  Kemudian  dilakukan penelusuran  mengenai  berapa  banyak  pasien  anak  yang  menerima
antibiotika  pada  periode  Januari  sampai  Juni  2014.  Data  ini  diperoleh melalui  kartu  pengobatan.  Kartu  pengobatan  adalah  kartu  yang  berisi
identitas  pasien  nama,  alamat,  kategori  usia  pasien,  kelas  kamar
302 pasien anak yang menerima
antibiotika 239 pasien anak
masuk kriteria inklusi
63 pasien anak masuk kriteria
eksklusi 15 pasien anak
pulang atas permintaan sendiri
37 pasien anak di rujuk ke RS lain
11 rekam medik pasien anak yang
tidak lengkap perawatan  serta  catatan  nama  obat  beserta  dosis  yang  telah  diberikan
kepada pasien selama pasien menjalani perawatan di rumah sakit dari awal
hingga akhir perawatan.
2.  Pengambilan data
Rekam  medik  pasien  anak  yang  masuk  dalam  kriteria  inklusi  yaitu sebanyak  239  rekam  medik  diambil  datanya  kemudian  ditulis  ke  dalam  lembar
data pasien dan lembar data penggunaan antibiotika alat penelitian.
3. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap  sebagai berikut : a.
Editting. Editing  dilakukan  dengan  memeriksa  ulang  kelengkapan  data-data  yang
diperoleh dari lembar rekam medik di bangsal anak RSUD Panembahan Senopati Bantul selama periode Januari
– Juni 2014. Gambar  1.  Jumlah  Pasien  Anak  Rawat  Inap  di  RSUD  Panembahan  Senopati
Bantul Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Eksklusi
b.  Entry Data Pada  tahap  ini  dilakukan  pemindahan  data  dari  lembar  data  pasien  dan
lembar  penggunaan  antibiotika  kemudian  data  dimasukkan  ke  dalam  program EXCEL
®
untuk  selanjutnya  data  dibagi  berdasarkan  kebutuhan  untuk  data demografi, data pola penyakit, data pola peresepan dan  data  untuk  perhitungan
nilai PDD dan  DDD 100 bed-days. c.  Cleaning
Cleaning  dilakukan  dengan  memeriksa  ulang  data-data  yang  telah dimasukan  pada  program  EXCEL
®
untuk  selanjutnya  data  akan  diolah berdasarkan kebutuhannya masing-masing.
I. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Hasil
Analisis  data  dilakukan  dengan  cara  analisa  deskriptif  menggunakan metode  PDD  dan  DDD.  Analisa  deskriptif  dilakukan  dengan  menguraikan  data-
data  yang telah diambil menjadi frekuensi dan presentase untuk menggambarkan data  demografi  pasien,  pola  penyakit,  dan  pola  peresepan  pasien  anak  yang
menerima terapi  antibiotika.  Kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak dihitung  dengan  metode  PDD  dan  DDD  100  bed-days,  yang  diproses  dengan
kombinasi program EXCEL
®
dan program ABC calc.
1. Cara menghitung PDD dan DDD 100 bed-days
Data penggunaan obat dalam unit tablet, sirup, vial, umumnya memiliki kekuatan  sediaan  dalam  satuan  milligram,  gram  atau  international  unit  IU.
Dalam  sistem  ATCDDD  menggunakan  gram,  sehingga  kekuatan  tiap  sediaan
antibiotik  dijadikan  dalam  satuan  yang  sama  untuk  mempermudah  dalam  proses perhitungan.
a. Menghitung Nilai PDD.
PDD 100 bed-days dihitung dengan rumus Porta, et al., 2012:
Contoh : 1.  Pasien    pediatrik    pertama  dengan  BB  15  kg  menerima  peresepan
antibiotika amoksisilin dengan dosis per-tablet 500 mg dengan aturan pakai 3 x sehari selama 5 hari rawat inap.
2  Pasien  pediatrik  kedua  dengan  BB  10  kg  menerima  peresepan  antibiotika amoksisilin dengan dosis per-tablet 250 mg dengan aturan pakai 3 x sehari
selama  4  hari  rawat  inap. Total regimen antibiotika yang diterima masing-masing pasien :
Pasien 1 : [500 x 3 x 5] = 7500 mg = 7,5 gram. Pasien 2 : [250 x 3 x 4] = 3000 mg = 3 gram.
Nilai PDD amoksisilin pasien 1 :
Nilai PDD amoksisilin pasien 2 :
Total nilai PDD amoksisilin = 1,13 + 0,3 = 1,43
b. Menghitung Nilai DDD 100 bed-days.
DDD 100 bed-days dihitung dengan rumus Kemenkes RI, 2011 :
Keterangan : Populasi : jumlah tempat tidur dikalikan dengan Bed Occupation Rate BOR
Rumah Sakit dalam periode tertentu. Bed  Occupation  Rate
BOR  merupakan  angka  yang  menunjukkan  tingkat penggunaan  tempat  tidur  pada  satuan  waktu  tertentu  di  Unit  Rawat  Inap
bangsal. Rumus Bed Occupation Rate BOR yaitu : Bed Occupation Rate
BOR Kurniawan, 2010 :
Contoh perhitungan DDD 100 bed-days : Terdapat   dua  pasien  pediatri   yang  menerima   peresepan  antibiotika
selama  periode  181  hari.  Jumlah  tempat  tidur  yang  ada  di  bangsal  anak  RSUD Panembahan Senopati Bantul tersebut  sebanyak  30 tempat  tidur.  Seluruh  pasien
pediatrik  yang  menerima  peresepan  antibiotika  tersebut  menerima antibiotika dengan jalur oral.
1. Pasien  pediatrik  pertama menerima peresepan antibiotika amoksisilin dengan dosis  per-tablet  500  mg  dengan  aturan  pakai  3  x  sehari,  dengan  lama
penggunaan  antibiotika  selama  5  hari.  Pasien  dirawat  di  RSUD  Panembahan Senopati selama 7 hari.
2.  Pasien  pediatrik  kedua  menerima  peresepan  antibiotika  amoksisilin  dengan dosis  per-tablet  250  mg  dengan  aturan  pakai  3  x  sehari,  dengan  lama
penggunaan antibiotika selama 4  hari. Pasien dirawat di RSUD Panembahan Senopati selama 8 hari.
Dari  contoh  kasus  di  atas,  diperoleh  total  dosis  antibiotika  gram yang  diterima  oleh  pasien  selama  dirawat  inap  dan  total  hari  perawatan  pasien
sebagai berikut ini. 1. Total regimen antibiotika yang diterima masing
– masing pasien: a.
Pasien 1 : [500 x 3 x 5] = 7500 mg = 7,5 gram. b.
Pasien 2 : [250 x 3 x 4] = 3000 mg = 3 gram. Total dosis antibiotika yang diterima oleh semua pasien adalah : 7,5 gram + 3
gram = 10,5 gram. 2. Total  lamanya waktu  perawatan pasien  anak  rawat  inapLenght  of  Stay LOS
untuk  semua  pasien  di  bangsal  anak  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul adalah sebagai berikut :
Lama  rawat  inap  pasien  1  +  lama  rawat  inap  pasien  2  =  7  hari  +  8  hari  =  15 hari.
3.  Dilakukan  perhitungan  untuk  mendapatkan  Bed  Occupation  Rate  BOR selama periode Januari
– Juni 2014.
Bed Occupation Rate BOR :
Kemudian dilakukan perhitungan nilai DDD berdasarkan rumus DDD 100 bed- days
untuk masing-masing jenis antibiotika. Diketahui  : Total penggunaan amoksisilin
= 10,5 gram Nilai standar DDD WHO amoksisilin
= 1 BOR
= 0,28 Populasi
= 30 x 0,28 = 8,4 Periode penelitian
= 181 hari Nilai DDD 100 bed-days dari amoksisilin =
Maka nilai DDD 100 bed-days yang diperoleh adalah 0,7 DDD 100 bed-days, maknanya  adalah  sebesar  0,7  dari  pasien  rawat  inap  menerima  peresepan
antibiotika  amoksisilin  setiap  harinya.  Nilai  DDD  100  bed-days  ini  dapat dibandingkan  antar bangsal di  suatu rumah sakit atau antar  rumah sakit untuk
mengetahui tingkat penggunaan antibiotikanya.
J. Keterbatasan Penelitian
Penelitian  ini  memiliki  beberapa  keterbatasan  yaitu  penelitian  ini  tidak dapat menggambarkan kesesuaian pemilihan antibiotika dengan indikasi penyakit
yang dialami oleh pasien serta tidak dapat menggambarkan kesesuaian dosis yang diresepkan dengan tingkat keparahan infeksi bakteri yang dialami oleh pasien. Hal
ini disebabkan karena metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu DDD dan PDD  tidak  dipengaruhi  oleh  indikasi,  usia  dan  jenis  kelamin  pasien.  Pada
penelitian ini juga tidak dapat melihat efek yang ditimbulkan dari pemberian dosis antibiotika  yang  diresepkan,  sehingga  tidak  dapat  diketahui  apakah  pemberian
dosis  antibiotika  tersebut  sudah  tepat  atau  menimbulkan  toksisitas  maupun resistensi bakteri.
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien anak  di rawat inap bangsal anak pada periode Januari-Juni 2014 dikaji dari
segi  kuantitas  penggunaanya.  Evaluasi  penggunaan  antibiotika  secara  kuantitas dilakukan dengan cara menghitung nilai PDD Prescribed Daily Dose dan DDD
Defined Daily Dose. Pada penelitian ini digunakan metode PDD dan DDD 100 bed-days
. Pertimbangan penggunaan metode PDD dan DDD 100 bed-days  karena menurut  WHO  2003  menyatakan  bahwa  untuk  pengukuran  kuantitas
penggunaan antibiotika di rumah sakit dapat digunakan nilai PDD atau DDD 100 bed-days
. Hasil perhitungan dengan metode DDD dapat dibandingkan baik  antar bangsal,    rumah    sakit,    kota    maupun    antar    negara  WHO,    2003;  Kemenkes,
2011. Pada  penelitian  ini  diperoleh  239  rekam  medik  yang  memenuhi  kriteria
inklusi  selama  periode  Januari-Juni  2014.  Dari  239  catatan  medik  tersebut, didapatkan  data  mengenai  pola  penyakit  berdasarkan  diagnosis  yang  ditulis  oleh
dokter, karakteristik pasien, pola peresepan dan kuantitas penggunaan antibiotika. Data  penggunaan  antibiotika  ini  dihitung  berdasarkan  konsep  DDD  dan  PDD,
data  penggunaan  antibiotika  diperoleh  dari  data  pasien  anak  yang  menerima peresepan antibiotika selama periode Januari sampai Juni 2014.
Dari 239 rekam medik pasien anak rawat inap, pasien anak dengan jenis kelamin  laki-laki  merupakan  kelompok  anak  dengan  jumlah  paling  banyak  yaitu