overuse atau kurang dari yang seharusnya underuse dan meningkatkan penggunaan antibiotika yang tepat Blondeau, 2001 ; WHO, 2001 ; Reed, 2005.
E. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak
Pasien anak merupakan salah satu populasi terbesar pengidap penyakit infeksi. Besarnya kejadian penyakit infeksi pada anak menyebabkan
banyaknya peresepan antibiotika ditujukan pada pasien anak guna menangani penyakit infeksi yang dialami oleh anak Bauchner, 1999. Sebuah studi di dua
kota besar di Indonesia Semarang dan Surabaya menemukan 76 peresepan antibiotika ditujukan untuk kelompok pasien anak Hadi et al., 2008.
Pada pasien anak, semua usia dalam kategorinya masing-masing memiliki kemungkinan terserang penyakit infeksi. Pembagian kategori usia
pada anak terdiri atas Suharjono, Yuniarti, Sumarsono dan Sumedi, 2009 : 1. Infant usia anak 1 tahun
2. Toddler usia anak 1 ≤ umur 3 tahun
3. Pre-schoolpra- sekolah usia anak 3 ≤ umur 6 tahun
4. School period usia sekolah usia anak 6 ≤ umur ≤ 12 tahun
Dalam memilih antibiotika untuk pasien anak, diperlukan pemahaman mengenai efek farmakologi obat yang akan digunakan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah dosis, cara pemberian, frekuensi pemberian dan indikasi pengobatan: apakah sebagai pengobatan awal pengobatan empiris, sebagai
pengobatan definitif yang berdasarkan hasil biakan atau kultur bakteri, atau pencegahan profilaksis. Terdapat beberapa perbedaan antara anak dengan orang
dewasa pada penggunaan antibiotik. Sebagai contoh, volume distribusi beberapa jenis obat lebih besar pada anak daripada dewasa sehingga waktu paruh
eliminasinya menjadi lebih lama IDAI, 2008. Secara umum penggunaan antibiotika pada anak memerlukan perhatian
khusus. Anak memiliki risiko mendapatkan efek merugikan lebih tinggi akibat penggunaan antibiotika dibandingkan dengan orang dewasa Shea et al., 2001.
Terdapat tiga faktor yang menyebabkan penggunaan antibiotika pada anak memerlukan perhatian khusus. Penyebab pertama, karena penggunaan antibiotika
pada anak seringkali tidak tepat indikasi. Penyebab kedua, karena terbatasnya penggunaan antibiotika pada pasien anak akibat dari tidak diperbolehkannya
penggunaan beberapa jenis antibiotika digunakan pada pasien anak. Golongan antibiotika tetrasiklin dan flourokuinolon merupakan contoh dari beberapa
golongan antibiotika yang penggunaanya dilarang pada pasien anak terkait dengan efek samping merugikan yang dapat ditimbulkan pada anak. Terbatasnya
penggunaan antibiotika pada pasien anak akan menyebabkan para tenaga klinis cenderung meresepkan antibiotika yang sama. Apabila antibiotika yang sama
diresepkan terus menerus, maka hal ini akan menyebabkan tingginya resiko terjadinya resistensi terhadap antibiotika Shea, et al., 2001; Bueno dan Stull,
2009. Penyebab ketiga, terkait dengan fungsi fisiologis anak yang belum sempurna bekerja. Pada anak proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi obat termasuk antibiotika yang digunakan untuk pengobatan pada pasien anak, belum maksimal bekerja dikarenakan fungsi fisiologis yang belum
sempurna sehingga akan berpengaruh pada profil farmakokinetik dan
farmakodinamik antibiotika. Akibat adanya pengaruh pada profil farmakokinetik dan farmakodinamik, hal ini dapat memicu terjadinya efek samping yang tidak
diinginkan Hakim, 2012.
F. Metode ATCDDD