2. Concentration-dependent killing Pada pola ini antibiotika akan menghasilkan daya bunuh maksimal
terhadap kuman apabila kadarnya diusahakan relatif tinggi, tetapi dengan catatan kadar yang tinggi ini tidak perlu dipertahankan terlalu lama. Contoh
antibiotika yang masuk kedalam golongan ini adalah antibiotika golongan aminoglikosida, flourokuinolon, dan ketolid.
C. Penggunaan Antibiotika
Berdasarkan tujuan penggunaannya, antibiotika dibedakan menjadi antibiotika terapi dan antibiotika profilaksis. Antibiotika terapi digunakan bagi
penderita yang mengalami infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empirik atau definitif. Penggunaan antibiotika secara empirik diberikan bila jenis kuman
penyebab infeksi belum diketahui. Terapi empirik seharusnya tidak lebih dari 72 jam. Terapi definitif yaitu pemberian antibiotika yang didasarkan pada hasil kultur
dan uji kepekaan kuman yang terbukti menunjukkan adanya infeksi bakterial. Antibiotika profilaksis adalah penggunaan antibiotika yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi bakterial, yang diberikan dalam keadaan tidak atau belum terdapat gejala infeksi pada pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami
infeksi bakterial. Misalnya antibiotika profilaksis untuk bedah, hanya dibenarkan untuk kasus dengan risiko infeksi pasca bedah yang tinggi. Waktu pemberian
antibiotika profilaksis untuk bedah lebih optimal pada 30 menit sebelum dilakukan insisi, misalnya saat induksi anestesi Staf Pengajar FK UI, 2008 ;
Farida, 2005.
Penggunaan antibiotika secara bijak erat kaitannya dengan penggunaan antibiotika berspektrum sempit dengan indikasi yang tepat, dosis yang adekuat,
serta tidak lebih lama dari yang dibutuhkan. Terapi inisial dapat menggunakan antibiotika spektrum luas dan harus segera diganti apabila hasil laboratorium
mikrobiologi telah keluar, proses ini disebut streamlining. Hal ini tidak hanya mengubah dari spektrum luas ke spektrum yang lebih sempit, tetapi juga
mengubah dari terapi kombinasi menjadi terapi tunggal. Indikasi yang tepat diawali dengan diagnosis infeksi yang tepat. Antibiotika tidak diresepkan untuk
kasus infeksi virus Staf Pengajar FKUI, 2008 ; Dertarani, 2009.
D. Penggunaan Antibiotik Secara Rasional
Antibiotika hanya bekerja untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika tidak bermanfaat untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh virus atau nonbakterial lainnya. Penggunaan antibiotika secara rasional diartikan sebagai pemberian antibiotika yang tepat indikasi, tepat
pasien, tepat obat, tepat dosis dan waspada terhadap efek samping obat Agustina, 2001.
Untuk meningkatkan penggunaan antibiotika secara rasional, penggunaan antibiotika pada unit pelayanan kesehatan harus disesuaikan dengan pedoman
pengobatan dan pengelolaan obat yang baik. Penggunaan antibiotika juga disesuaikan dengan Formularium Rumah Sakit yaitu daftar obat yang disepakati
beserta informasinya yang harus diterapkan di rumah sakit Depkes RI, 2008.
Terjadinya penggunaan antibiotika secara tidak rasional telah diamati sejak lama. Suatu survei dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun
2002. Hasil penilaian kualitas penggunaan antibiotika antara lain 19-76 tidak ada indikasi, 9-45 tidak tepat dosis, jenis dan lama pemberian dan 1-8 tidak
ada indikasi profilaksis Dertarani, 2009. Penggunaan antibiotika secara tidak rasional dapat menyebabkan
terjadinya resistensi. Resistensi adalah suatu keadaan dimana mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk menentang ataupun merintangi efek dari suatu
antibiotika, pada konsentrasi hambat minimal. Bakteri dapat bersifat resisten melalui mutasi terhadap gen tertentu atau membentuk gen baru. Hal ini menjadi
perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian, menyebar, dan membebankan biaya yang besar pada individu dan masyarakat. Kepekaan
antibiotika terhadap bakteri ditentukan oleh kadar hambat minimal yang dapat menghentikan perkembangan bakteri Bari,2008.
Resistensi antibiotika bukan merupakan masalah baru namun telah menjadi semakin berbahaya dampaknya. Banyak negara yang berpartisipasi
mengambil tindakan untuk mengatasi masalah resistensi antibiotika ini. Pada tahun 2001, WHO mengeluarkan strategi global untuk pencegahan resistensi
melalui penggunaan antibiotik yang tepat appropriate antibiotic treatment AAT. Tujuan umum dari program ini adalah mempertahankan efektivitas
antibiotika untuk melindungi masyarakat. Bentuk-bentuk program yang dilakukan antara lain edukasi dokter, edukasi pasien atau masyarakat dan pembuat keputusan
untuk mengurangi pemakaian antibiotika tanpa indikasi misuse, berbihan
overuse atau kurang dari yang seharusnya underuse dan meningkatkan penggunaan antibiotika yang tepat Blondeau, 2001 ; WHO, 2001 ; Reed, 2005.
E. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak