Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convulvulace
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir kangkung darat.
Gambar 1. Tanaman Kangkung DaratVarietas Bangkok
2. Morfologi Tanaman Kangkung Darat Varietas Bangkok
Ipomoea reptans Poir merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar tunggang. Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanah sampai kedalaman
50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air herbaceous, berwarna putih kehijauan dan berongga-rongga
Rukmana, 1994.
Daun melekat pada buku-buku batang dan pada ketiak daun terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Daun kangkung merupakan
daun tunggal dengan dan ujung daunnya rucing. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, dan bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah dan bebiji. Bunga kangkung darat berwarna putih bersih. Buah muda berwarna
hijau keputih-putihan dan berubah menjadi cokelat tua setelah tua dan kering. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang di dalamnya terdapat 3 biji yang
berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif Haryoto, 2009. a.
Kandungan Gizi dan Manfaat Kangkung Berikut adalah kandungan gizi kangkung dalam 100 gram sayuran segar :
Tabel 1. Kandungan Gizi Kangkung dalam 100 gr Sayur Kangkung Kandungan Gizi
Jumlah Energi kal
729 Protein g
3,0 Lemak g
0,3 Kalsium mg
73 Fosfor mg
50 Zat besi mg
2,5 Vitamin A SI
6.300 Vitamin BI mg
0,07 Vitamin C mg
32 Kandungan Gizi
Jumlah Air g
89,7 Karbohidrat g
5,4
Kegunaan utama kangkung adalah sebagai sumber makanan nabati yang bergizi tinggi. Batang beserta daun mudanya dapat diolah menjadi berbagai
masakan. Kangkung juga berkhasiat sebagai obat penenang dan mengatasi susah buang air besar sembelit.
B. Budidaya Tanaman Kangkung
1. Syarat Tumbuh
Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan
berkisar antara 500 – 5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1
o
C. Di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28
o
C, dan dataran tinggi pegunungan ± 2.000 meter dari permukaan laut dpl sekitar
18
o
C. Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi
iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam dikembangkan di berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Prasyarat tumbuh yang harus
diperhatikan dalam perencanaan budidaya kangkung adalah sebagai berikut Rukmana, 1994:
a. Syarat Iklim
Kangkung dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pegunungan ± 2.000 m dpl, dan diutamakan lokasi
lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi ternaungi, tanaman kangkung akan tumbuh memanjang tinggi
namun kurus-kurus. b.
Syarat Tanah Prasayarat tanah yang ideal untuk tanaman kangkung sangat tergantung
pada jenis atau varietasnya. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik, dan tidak mudah menggenang
becek. Pada tanah yang becek, akar dan batang tanaman kangkung darat akan mudah membusuk atau mati.
1. Penyiapan Bahan Tanam
a. Kangkung darat dikembangbiakan secara generatif menggunakan bahan
tanaman yang berasal dari biji benih. b.
Kebutuhan benih kangkung darat untuk penanaman seluas satu hektar 10.000m
2
adalah ± 2,5 kg. c.
Benih yang dipilih memenuhi persyaratan : kulitnya bernas, tidak keriput, sehat, murni tidak tercampur dengan varietas lain, daya kecambahnya tinggi
diatas 80, dan berasal dari varietas unggul.
2. Penyiapan Lahan
Sebelum penanaman kangkung dimulai, sebaiknya lahan dipersiapkan terlebih dahulu. Pilih tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup. Bila
tidak tersedia lahan penanaman dengan sinar matahari langsung, pilih tempat yang paling tidak mendapat pantulan atau biasan sinar matahari. Tahapan
penyiapan lahan untuk kangkung adalah: a.
Pembukaan Lahan -
Bersihkan lumpur liar gulma dan kerikil dari sekitar kebun. b.
Pengolahan Tanah -
Olah tanah dengan cangkul sedalam 20 - 30 cm sambil dibalikkan kemudian dikeringkan selama 1
– 2 minggu. -
Olah tanah untuk kedua kalinya sambil membuat bedengan-bedengan selebar 60-100 cm, dan jarak antar bedengan 30-40 cm.
- Sebarkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20 – 30 ton per
hektar atau pupuk organik super TW plus 4 – 5 tonhektar sambil
dicampur merata dengan tanah. -
Ratakan permukaan bedengan, hingga akhirnya lahan siap ditanami.
3. Penanaman
Waktu tanam yang baik adalah awal musim hujan, karena kebutuhan air untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman kangkung tercukupi. Pada daerah atau
lahan yang cukup airnya dapat melakukan sepanjang musim atau tahun Rukmana, 1994.
Penanaman benih kangkung darat dapat dilakukan dengan empat cara yaitu:
a. Sistem sebar, yakni benih disebar ditabur secara merata diatas permukaan
bedengan, kemudian ditimbun ditutupi dengan tanah tipis. -
Keuntungan cara ini adalah : luas areal penanaman relatif sempit, jumlah populasi tanaman lebih banyak dalam persatuan luas, waktu menaman
menabur lebih cepat dibangdingkan dengan cara lain. -
Kelemahannya adalah : penggunaan kebutuhan benih relatifbanyak, pemeliharaan tanaman agak sulit terutama dalam hal penyiangan gulma,
dan memerlukan keterampilan dalam menyebar benih sehingga benih yang disebar dapat merata.
Gambar 2. Penanaman Kangkung Darat Sistem Sebar
b. Sistem barisan, yakni benih disebar dalam larikan-larikan alur-alur pada
jarak tanam 20 cm antar barisan. Caranya adalah : mula-mula dibuatkan alur- alur kecil dan dangkal dengan alat bantu solet bambu arah memanjang
X XX X X XXX X X XX XX XXX X X X X X XX X X
XX XXXX X X X XX X X X XX X XXXX X X XXX