Batasan Masalah Manfaat Penelitian
Rendahnya hasil rata-rata kangkung di Indonesia antara lain disebabkan oleh pola pengembangan usaha tani yang masih bersifat sampingan sambilan.
Kangkung darat banyak ditanam di lahan-lahan pekarangan, di atas tumpukan- tumpukan sampah, dan sebagian kecil ditanam secara intensif di lahan-lahan
kering. . Dewasa ini kebutuhan sayuran daun seperti kangkung cenderung terus
meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan naiknya pendapatan masyarakat rata-rata per kapita. Hal ini memberikan
isyarat indikasi bahwa selain peningkatan produksi sayuran kangkung masih menjadi tantangan dalam mengimbangi kebutuhan, juga kualitas hasil yang baik
juga menjadi tuntutan pasar konsumen. Produksi sayuran kangkung telah menjadi mata dagang sehari-hari diberbagai
tempat pasar dengan tingkat harga yang dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat. Meskipun harga sayuran kangkung relatif murah, namun bila
dibudidayakan secara intesif dan berorientasi kearah agribisnis akan memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para petani. Kelebihan dari kangkung adalah
karena tanaman ini memiliki daya penyesuaian adaptasi yang luas terhadap keadaan lingkungan tumbuh, mudah dalam pemeliharaannya, dan relatif murah
dalam penyediaan biaya usaha taninya. Disamping itu, pemungutan hasil panen kangkung dapat dilakukan secara rutin periodik setiap 10
– 15 hari sekali, sehingga dengan pemasukan uang dari hasil panen yang kontinu ini dapat
memperkuat meningkatkan posisi petani dalam memenuhi kewajiban finansialnya sehari-hari.
Peluang pemasaran kangkung makin luas karena tidak hanya dapat dijual di pasar-pasar lokal di daerah, tetapi juga telah banyak dipesan oleh pasar-pasar elit
di kota-kota besar seperti swalayan. Dewasa ini produksi kangkung yang kualitasnya prima sesuai dengan permintaan pasar konsumen dapat menembus
pasar-pasar elit tersebut. Misalnya saja kangkung Ampenan asal Lombok NTB yang terkenal cita rasanya empuk telah menembus pasar-pasar di Surabaya
hingga Jakarta. Usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kangkung tidak hanya
memberikan nilai tambah untuk peningkatan pendapatan ekonomi rumah tangga para petani, tetapi juga sangat mendukung perluasan kesempatan kerja dan
wirausaha, pengembangan agribisnis, dan penyediaan pangan bergizi bagi penduduk Haryoto, 2009.
1. Klasifikasi Kangkung Darat
Kedudukan tanaman kangkung dalam tanaman sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Devisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convulvulace
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir kangkung darat.
Gambar 1. Tanaman Kangkung DaratVarietas Bangkok
2. Morfologi Tanaman Kangkung Darat Varietas Bangkok
Ipomoea reptans Poir merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar tunggang. Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanah sampai kedalaman
50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air herbaceous, berwarna putih kehijauan dan berongga-rongga
Rukmana, 1994.