Lain dari pada ke-3 jenis Seni Teater Tradisional Jepang sebelumnya, Kabuki memiliki ciri khas serta keunikannya tersendiri, Kesenian yang muncul
sebagai kesenian rakyat kota ini, terutama di kalangan para pengrajin dan pedagang pada zaman Edo, dalam pemerintahan Shogun Tokugawa memiliki
kenyataan bahwa, pemain Kabuki seluruhnya adalah laki-laki, yang dilatih dalam segala peran sehingga tidaklah aneh bahwa peran wanita pun dapat diperankan.
Selain itu, kenunikannya bisa kita lihat juga dari musik pengiring dramanya yang memiliki sebutan masing-masing, tata rias pemain yang memiliki
simbol dan arti pada setiap riasannya, kostum pemain yang mencolok, hingga mesin panggung yang bisa digerakkan untuk mengubah latar belakang suatu cerita
atau adegan, dan sebagainya. Karena melihat hal-hal inilah sehingga penulis sangat tertarik untuk membahas Seni Teater Tradisioal Jepang Kabuki dalam hal
unsur-unsur pengiring drama Kabuki. Akhirnya penulis memilih judul kertas karya ini dengan judul
“UNSUR-UNSUR PELENGKAP DRAMA KABUKI”.
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis hanya menjelaskan tentang Seni Tradisional Jepang, yang difokuskan pembahasannya mengenai Seni Teater
Tradisonal Jepang Kabuki, khususnya : Dalam unsur-unsur pelengkap drama Kabuki, mulai dari Aktor, Naskah, Konsep Panggung, Kostum, Tata Rias, hingga
Musik pengiringnya. Agar dalam pembahasannya lebih akurat dan jelas, maka pada bab II penulis akan menjelaskan juga tentang : Etimologi Kabuki dan
Sejarah Kabuki.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk menambah pengetahuan penulis tentang Unsur-Unsur Pelengkap Seni Teater Tradisional Jepang, khususnya : Kabuki.
2. Untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang Unsur-Unsur
Pengiring Seni Teater Tradisional Jepang, khususnya : Kabuki. 3.
Untuk memberikan pengetahuan umum kepada para pembaca tentang Unsur-Unsur Pengiring Seni Teater Tradisional Jepang, khususnya :
Kabuki.
1.4 Metode Penulisan
Secara etimologis, metode berasal dari kata met dan hodes yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan. Metode
Sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan tulisan yang akan disampaikan penulis kepada para pembaca. Untuk itu, dalam penulisan ini, penulis
menggunakan metode deskriptif dan metode kepustakaan. Pengertian Metode Deskriptif menurut Moh.Nazir 2003 : 54 adalah suatu
metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ialah untuk melakukan suatu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data-data, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu, dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga menggunakan metode kepustakaan Library Research, seperti menurut Natsir :
1999 bahwa analisis adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis dan menginterprestasikannya
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : Mengumpulkan sumber referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta dipelajari, lalu melakukan penelitian
dengan landasan teori yg telah diperoleh dari sumber-sumber refisi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KABUKI
2.1 Etimologi Kabuki