Uji Normalitas Multikolinieritas Uji Asumsi Kasik

• Tanggapan responden mengenai pengaruh faktor kelembagaan terhadap daya tarik investasi di Sumatera Utara menjawab sangat setuju 32 , menjawab setuju 34,67, menjawab kurang setuju 28 dan menjawab tidak setuju 5,33. • Tanggapan responden mengenai pengaruh faktor sosial politik terhadap daya tarik investasi di Sumatera Utara menjawab sangat setuju 40 , menjawab setuju 36,67, menjawab kurang setuju 21,11 dan menjawab tidak setuju 2,22. • Tanggapan responden mengenai pengaruh faktor infrastruktur terhadap daya tarik investasi di Sumatera Utara menjawab sangat setuju 36,97 , menjawab setuju 35,15, menjawab kurang setuju 24,24 dan menjawab tidak setuju 3,63.

4.2.3 Uji Asumsi Kasik

4.2.3.1 Uji Normalitas

Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan JB-test ini adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Regresi Eviews 5.1 Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Dari tampilan diatas ditemukan bahwa angka probability adalah 0,552910. Dengan demikian data telah berdistribusi normal karena angka probability 0,552910 0,05.

4.2.3.2 Multikolinieritas

Dari hasil regresi terdapat multikolinieritas. Adanya multikolinieritas ditandai dengan : 1. Terdapat korelasi parsial antar variabel independen yaitu antara variabel tabungan masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Hal ini ditandai dengan nilai antar korelasi di atas 0,85 yaitu 0.866569 Dapat dilihat dari table di bawah ini : Tabel 4.6 Korelasi Parsial Antar Variabel Independen TABUNGAN EKSPOR PP TABUNGAN 1.000000 0.731693 0.881628 EKSPOR 0.731693 1.000000 0.866569 PP 0.881628 0.866569 1.000000 Sumber : Hasil Regresi Eviews 5.1 2 4 6 8 10 -0.5 0.0 0.5 Series: Residuals Sample 1991 2010 Observations 20 Mean 1.45e-15 Median -0.088173 Maximum 0.623569 Minimum -0.619908 Std. Dev. 0.356657 Skewness 0.422880 Kurtosis 2.159264 Jarque-Bera 1.185122 Probability 0.552910 Universitas Sumatera Utara Karena terdapat multikolinieritas, maka harus dilakukan penyembuhan multikolinieritas. Penyembuhan multikolinieritas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara menghilangkan salah satu variabel independen yang mempunyai hubungan linier kuat. Variabel yang akan dihilangkan adalah variabel pengeluaran pemerintah. Dengan demikian akan diperoleh hasil dalam tabel 4.12 Tabel 4.7 Korelasi Parsial Antar Variabel Independen EKSPOR TABUNGAN EKSPOR 1.000000 0.731693 TABUNGAN 0.731693 1.000000 Sumber : Hasil Regresi Eviews 5.1 Dari tabel tersibut dapat disimpulkan, tidak terdapat multikolinieritas antar variable independen setelah variabel pengeluaran pemerintah dikeluarkan karena tidak terdapat nilai koefisien korelasi diatas 0,85. Sehingga jika dilakukan pengujian kembali, akan diperoleh hasil seperti dibawah ini : Tabel 4.8 Hasil Regresi Dependent Variable: INVESTASI Method: Least Squares Date: 032912 Time: 13:39 Sample: 1991 2010 Included observations: 20 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 23.17242 2.769576 8.366773 0.0000 TABUNGAN 0.544538 0.107164 5.081371 0.0001 EKSPOR -0.821931 0.252124 -3.260031 0.0046 R-squared 0.607134 Mean dependent var 19.84672 Adjusted R-squared 0.560914 S.D. dependent var 0.569148 S.E. of regression 0.377137 Akaike info criterion 1.025066 Sum squared resid 2.417953 Schwarz criterion 1.174426 Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Regresi Eviews 5.1 Berdasarkan hasil regresi, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Nilai koefisien determinasi R 2 adalah sebesar 0,607134. Artinya variabel tabungan masyarakat dan total ekspor dapat menjelaskan variabel investasi sebesar 60,7134. Sedangkan 39,2866 dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. 2. Koefisien tabungan masyarakat adalah positif, artinya ada pengaruh positif antara tabungan masyarakat dengan investasi. Semakin tinggi nilai tabungan masyarakat akan meningkatkan nilai investasi. Setiap kenaikan 1 tabungan masyarakat akan meningkatkan investasi sebesar 0,544538 . Nilai prob probability sebesar 0,0001 menunjukkan bahawa variabel tabungan masyarakat secara signifikan mempengaruhi variabel investasi pada tingkat signifikansi 1. 3. Koefisien total ekspor adalah negatif, artinya ada pengaruh negatif antara total ekspor dengan investasi. Semakin tinggi nilai total ekspor akan menurunkan akan menurunkan nilai investasi. Setiap kenaikan 1 total ekspor akan menurunkan investasi sebesar 0,821931. Nilai prob probability sebesar 0,0046 menunjukkan bahawa variabel NPL secara signifikan mempengaruhi variabel INVESTASI pada tingkat signifikansi 5. Log likelihood -7.250662 F-statistic 13.13588 Durbin-Watson stat 0.840938 ProbF-statistic 0.000356 Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Regresi Eviews 5.1 Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Dari tampilan diatas ditemukan bahwa angka probability adalah 0,550675. Dengan demikian data telah berdistribusi normal karena angka probability 0.550675 0,05. Uji F-Statistik Uji F-Statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tabungan masyarakat X1 dan total ekspor X2 mampu secara bersama-sama mempengaruhi investasi Y. a. Hipotesis : H : β 1 = β 2 = β 3 H a : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 b. Kriteria pengambilan keputusan : - H diterima bila F-hitung F-tabel - H a diterima bila F-hitung F-tabel c. F-hitung = 13.13588 Hasil regresi 2 4 6 8 10 -0.5 0.0 0.5 Series: Residuals Sample 1991 2010 Observations 20 Mean 9.62e-16 Median -0.103504 Maximum 0.626690 Minimum -0.623171 Std. Dev. 0.356736 Skewness 0.431165 Kurtosis 2.170391 Jarque-Bera 1.193220 Probability 0.550675 Universitas Sumatera Utara d. n = 20 k = 2 α = 1 df 1 = k = 2 df 2 = n-k-1 = 20-2-1 = 17 maka F-tabel = 6,11 e. Keputusan : Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa F-hitung F-tabel 13.13588 6,11, artinya H a diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel tabungan masyarakat X1 dan total ekspor X2 secara bersama- sama berpengaruh nyata signifikan terhadap investasi Y pada tingkat kepercayaan 99 α = 1. kkj 6,11 13,13588 Gambar 4.7 Kurva Uji F statistik Uji t-Statistik Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. 1. Tabungan masyarakat X1 a. Hipotesis: H : β i = β H a : β i ≠ β Ho diterima Ha diterima α = 1 Universitas Sumatera Utara b. Kriteria pengambilan keputusan :  Jika nilai uji t statistik bernilai positif - H diterima bila t-hitung t- tabel α = 1 - H a diterima bila t-hitung t-tabel α = 1  Jika nilai uji t statistik bernilai negatif - H diterima bila t-hitung t- tabel α = 1 - H a diterima bila t-hitung t-tabel α = 1 c. t-hitung = 5.081371 Hasil regresi d. n = 20 k = 2 α = 1 α2 = 0,5 df= n-k-1 = 20-2-1 = 17 maka t-tabel = 2,8982 e. Keputusan : Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa t-hitung t-tabel 5.081371 2,8982, artinya H a diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel tabungan masyarakat X1 berpengaruh nyata signifikan terhadap investasi Y pada tingkat kepercayaan 99 α = 1. Universitas Sumatera Utara 2,8982 5.08 Gambar 4.8 Kurva Uji t-statistik variabel Tabungan Masyarakat 2. Variabel total ekspor X2 a. Hipotesis: H : β i =β H a : β i ≠ β b. Kriteria pengambilan keputusan :  Jika nilai uji t statistik bernilai positif - H diterima bila t-hitung t- tabel α = 5 - H a diterima bila t-hitung t-tabel α = 5  Jika nilai uji t statistik bernilai negatif - H diterima bila t-hitung t-ta bel α = 5 - H a diterima bila t-hitung t-tabel α = 5 c. t-hitung = - 3.260031 Hasil regresi d. n = 20 k = 2 α = 5 α2 = 2,5 df= n-k-1 = 20-2-1 = 17 maka t-tabel = -2,8982 Ha diterima Ha diterima Ho diterima Universitas Sumatera Utara e. Keputusan : Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa t-hitung t-tabel -3.260031 -2,8982, artinya H a diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel total ekspor X3 berpengaruh nyata signifikan terhadap investasi Y pada tingkat kepercayaan 9 5 α = 5. -3,260031 -2,8982 Gambar 4.9 Kurva Uji t-statistik variabel total ekspor

4.2.3.3 Autokorelasi