membrikan kontribusi yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yaitu sebesar 66,3 menyatakan pihak ini bekerja cukup baik. Hal ini dikarenakan
menurut para lansia posyandu usila ini dibeberapa desa tidak melaksanakan posyandu pada setiap bulannya bahkan ada beberapa desa yang hanya dua kali melaksanakan
posyandu usila selama posyandu usila dibentuk. Untuk itu diperlukan perbaikan dan perhatian pemerintah yang telah mengadakan posyandu usila agar lebih mengawasi
program yang telah dijalankan ini. Sehingga posyandu usila diharapkan menjadi progam yang memiliki watak sosial seperti semakin kuatnya rasa persaudaraan antara
pemerintah dan masyarakat dan juga dapat lebih menjadikan kehidupan lansia lebih
bijaksana dalam menyikapi kehidupannya di masa tua melalui pemberdayaan yang dilakukan di posyandu usila.
4.7.2. Partisipasi Lansia terhadap Pelayanan Kesehatan Posyandu Usila
Partisipasi masyarakat mengandung makna bahwa masyarakat harus menjadi subjek dalam pembangunan. Azas ini merupakan kebalikan dari azas lama yang
cenderung menempatkan masyarakat hanya sekedar objek pembangunan. Partisipasi masyarakat merupakan kebutuhan dasar seperti halnya kebutuhan sandang, pangan,
papan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Partisipasi masyarakat juga adalah hak azasi, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk berpatisipasi dalam
melaksanakan pembangunan. Pemerintah dalam hal ini memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menjadikan masyarakatnya tidak lagi sebagai objek dalam
pembangunan melainkan sebagai subjek dari pembangunan. Perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya yaitu dengan memberikan program-program yang
bermanfaat bagi masyarakatnya khususnya para lansia. Salah satu program yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan yaitu adanya posyandu usila yang memilki tujuan menjadikan masyarakat lanjut usia lebih arif dan bijaksana dalam menyongsong kehidupan masa tua yang
lebih bahagia Partisipasi yang diberikan lansia dalam pelayanan kesehatan posyandu usila
cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari persentasi jawaban responden yaitu sebesar 100 responden pernah mengikuti posyandu usila. Walaupun sebagian responden
yaitu sebesar 31,6 responden hanya mengikuti posyandu usila sebanyak 1 kali. Hal ini dikarenakan kesibukan dari para responden yang bekerja, tidak adanya anggota
keluarga yang bersedia mengantarkan responden untuk mengikuti posyandu usila ataupun tidak mengetahui lagi kapan posyandu usila akan dilaksanakan.. Selain itu
jarak antara tempat tinggal dan tempat posyandu usila diadakan juga menjadi faktor utama ketidakikutsertaan para lansia. Hal ini dapat dilihat dari responden yang
menyatakan tempat tinggalnya jauh dengan tidak hadirnya lansia ke posyandu usila yaitu sebesar 50.
Responden juga mengaku ikut serta dalam tentang adanya posyandu usila ini. Hal ini dapat dilihat dari sebesar 53,1 responden ikut juga mensosialisasikan
tentang adanya posyandu usila ini. Sosialisasi yang diberikan lansia ini yaitu berupa ikut dalam mengajak para lansia lain untuk ikut dalam pelaksanaan posyandu usila.
Selain itu, perubahan anggapan tentang pentingnya memeriksakan kesehatan diri lansia juga terlihat setelah responden mengikuti posyandu usila. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa sebesar 46,9 responden lebih sering memeriksakan kesehatan mereka. Selain itu, seluruh responden yaitu sebesar 100 responden juga melakukan
Universitas Sumatera Utara
pola hidup sehat yang dianjurkan oleh petugas posyandu usila. Ini berarti posyandu usila dapat menjadikan para lansia lebih mandiri untuk mengurus kehidupan mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pnelitian yang dilakukan dan dari uraian hasil data yag dipaparkan dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut
1. Adanya otonomi daerah memberikan kebijakan bagi suatu daerah sesuai
dengan kebutuhan daerah tersebut. Program Pelayanan Kesehatan Posyandu Usila merupakan program yang dibuat oleh pemerintah karena adanya
kebutuhan dari keluarga dan masyarakat dalam membantu fungsi keluarga untuk memberikan kasih sayang yang dijalankan oleh keluarga kepada lansia
serta untuk memberikan pendampingan untuk memperhatikan kehidupan lansia khususnya dalam hal kesehatan lansia.
2. Dalam pelaksanaan Posyandu Usila di Kecamatan Aek ledong hanya Desa
Ledong Barat yang rutin melaksanakan posyandu usila sebulan sekali. Sementara itu, di desa yang lainnya selama pembentukan kelompok posyandu
usila hanya beberapa kali mengadakan posyandu usila. Hal ini dikarenakan kordinasi antara pemerintah yang menyelenggarkan posyandu usila masih
belum berjalan dengan baik yaitu dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan kordinasi pihak yang bekerjasama cukup baik yaitu sebesar
66,3. 3.
Persepsi lansia terhadap pelayanan kesehatan Posyandu Usila baik yaitu dengan adanya upaya promotif Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan
Universitas Sumatera Utara