Patofisiologi RGE TINJAUAN PUSTAKA

esofagus terhadap asam yang dihubungkan dengan peningkatan persepsi nyeri Makmun, 2006. Keadaan ini umum ditemukan pada populasi di Negara-negara Barat,namun dilaporkan relatif rendah insidennya di Negara Asia dan Afrika. Di Amerika dilaporkan bahwa satu dari lima orang dewasa mengalami gejala refluks heartburn dan atau regurgitasi sekali dalam seminggu serta lebih dari 40 mengalami gejala tersebut sekali dalam sebulan . Prevalensi esofagitis di Amerika Serikat mendekati 7, sementara dinegara-negara non-western prevalensinya lebih rendah 1.5 di China dan 2.75 di korea . Di Indonesia belum ada data epidemiologi mengenai penyakit ini, namun di Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta didapatkan kasus esofagitis sebanyak 22.8 dari semua pasien yang menjalani pemeriksan endoskopi atas indikasi dispepsia Syafrudin 1999 Makmun, 2006.

2.2 Patofisiologi RGE

Esofagus yang biasa dikenal sebagai pipa saluran makanan, merupakan suatu saluran berotot yang sempit dengan panjang sekitar sembilan setengah inci. Esofagus tersebut dimulai dari di bawah lidah, dan berakhir pada lambung. Jika seseorang menelan makanan, esofagus akan menggerakkannya ke dalam lambung dengan kerja peristaltik, yang merupakan kontraksi otot yang bergelombang. Di dalam lambung, lemak dan protein di dalam makanan dipecah oleh asam dan berbagai jenis enzim, terutama asam hidroklorida dan pepsin. Lambung memiliki selapis mukus yang tipis yang melindunginya dari cairan lambung tersebut jika Universitas Sumatera Utara asam dan enzim pencernaan tersebut naik kembali ke esofagus. Namun lapisan tersebut hanya memberikan perlindungan yang lemah. Esofagus dilindungi oleh otot-otot yang spesifik dan berbagai faktor lainnya. Struktur yang paling penting yang melindungi esofagus adalah sfingkter esofagus bawah Lower Esophageal Sphincter = LES. LES merupakan otot yang melingkari bagian bawah di mana esofagus berhubungan dengan lambung. Jika tahanan barier tidak mencukupi untuk mencegah terjadinya regurgitasi, dan asam lambung naik kembali ke esofagus refluks, maka kerja peristaltik esofagus berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tambahan dan mendorong kembali isi esofagus kembali ke dalam lambung gambar 1 Mittal, 1997. Gambar 1. Anatomi Esophagogastric Junction. Devault, 2003 RGE terjadi bilamana tidak ada keseimbangan antara mekanisme antirefluks pada LES dan kondisi lambung . Gangguan mekanisme anti refluks pada LES dapat berupa tonus yang melemah dan adanya relaksasi sfingter yang abnormal . Melemahnya tonus LES akan berakibat refluksat mudah masuk ke esofagus secara berulang kali dan biasanya disertai berkurangnya peristaltik esofagus dengan akibat kontak antara refluksat dan mukosa esofagus akan Universitas Sumatera Utara berlangsung lebih lama . Peran refluksat sebagai faktor agresif terutama dipengaruhi asam lambung . Makin rendah pH lambung, tingkat agresifitas refluks akan lebih meningkat .Sehingga dalam kondisi motilitas yang cukup baik disertai LES normal dapat terjadi kelainan pada mukosa .pada pemeriksaan pH esofagus 24 jam didapatkan pH kurang dari 4 . Dari fakta tersebut terbukti faktor refluksat lebih dominan dibandingkan faktor motilitas, hal tersebut sangat menentukan cara pemberian terapi pada kasus-kasus RGE Manan, 2001.Tarigan, 2001. Sedangkan kondisi lambung yang berperan adalah sekresi asam lambung atau cairan lambung yang lainnya yang berlebihan, lambatnya pengosongan lambung, paska operasi lambung, peningkatan tekanan dalam lambung seperti pada obesitas, kehamilan, asites dan adanya hiatus hernia Devault, 2003. Manan, 2001. Smout, 1998. Tarigan, 2001

2.3 Gejala Klinis RGE