berlangsung lebih lama . Peran refluksat sebagai faktor agresif terutama
dipengaruhi asam lambung . Makin rendah pH lambung, tingkat agresifitas refluks akan lebih meningkat .Sehingga dalam kondisi motilitas yang cukup baik disertai
LES normal dapat terjadi kelainan pada mukosa .pada pemeriksaan pH esofagus 24 jam didapatkan pH kurang dari 4 . Dari fakta tersebut terbukti faktor refluksat
lebih dominan dibandingkan faktor motilitas, hal tersebut sangat menentukan cara pemberian terapi pada kasus-kasus RGE Manan, 2001.Tarigan, 2001.
Sedangkan kondisi lambung yang berperan adalah sekresi asam lambung atau cairan lambung yang lainnya yang berlebihan, lambatnya pengosongan lambung,
paska operasi lambung, peningkatan tekanan dalam lambung seperti pada obesitas, kehamilan, asites dan adanya hiatus hernia Devault, 2003. Manan, 2001.
Smout, 1998. Tarigan, 2001
2.3 Gejala Klinis RGE
Adanya gejala pada RGE didasari adanya kontak asam lambung pada dinding esofagus serta berat ringannya gejala berkorelasi dengan lamanya pajanan
asam dan pepsin tersebut dengan dinding esophagus Manan, 2001 . Simtom RGE akan timbul bila sudah terdapat kelainan pada mukosa
esofagus . Gejala yang ditimbulkan adalah bervariasi baik yang khas maupun yang tidak khas . Gejala yang khas dan yang paling sering dijumpai yaitu heart
burn dan regurgitasi. Bila kedua simtom ini paling dominan dikeluhkan penderita maka diagnosa PRGE memiliki sensitifitas yang tinggi yaitu 89-95 Kahrilas,
2002. Lodi, 1997. Tarigan, 2001 . Sedangkan yang tidak khas yaitu nyeri dada
non kardiak, mengi, batuk pada malam hari, aspirasi pneumoni, bronkitis, suara
Universitas Sumatera Utara
serak, disfagia, sendawa dan gangguan pada gigi Devault, 2003. Manan, 2001. Smout, 1998. Tarigan, 2001
Manifestasi klinis dijumpai berupa: Erosive Reflux Esophagitis dimana secara endoskopi ditemukan lesi mukosa esofagus, Non Erosive Reflux Disease
NERD jika tidak adanya refluks esofagitis secara endoskopi dan Extra Esophageal Reflux Disease yaitu adanya manifestasi diluar saluran cerna
Devault, 2003. Manan, 2001.Tarigan, 2001 Karena pentingnya gejala klinis ini guna mendukung atau bahkan dapat
menegakkan diagnosa maka berikut ini akan dipaparkan hanya gejala khas dari RGE yaitu Heartburn dan regurgitasi :
2.3.1 Heartburn Heartburn merupakan gejala khas dari RGE yang paling
sering dikeluhkan oleh penderita . Gejala ini merupakan gejala primer pada RGE dan paling kurang terjadi pada 75 kasus
Djojoningrat, 2002. Tarigan, 2001. Kualitas hidup setiap individual akan merasa terganggu bila frekwensi heartburn
minimal 3 kali seminggu Manan, 2001 . Heartburn adalah sensasi
rasa nyeri esofagus yang sifatnya panas membakar atau mengiris dan umumnya timbul dibelakang bawah ujung sternum . Penjalaran
umumnya keatas hingga kerahang bawah dan ke epigastrium, punggung belakang dan bahkan kelengan kiri yang menyerupai
keluhan angina pektoris . Timbulnya keluhan ini akibat rangsangan kemoreseptor pada mukosa . Rasa terbakar tersebut disertai dengan
sendawa, mulut terasa masam dan pahit serta merasa cepat kenyang . Bila simtom heartburn regurgitasi yang paling
Universitas Sumatera Utara
dominan dikeluhkan penderita maka diagnosa PRGE memiliki sensitifitas yang tinggi yaitu 89-95 Kahrilas, 2002. Lodi, 1997.
Mittal, 1995. Bahan makanan yang sifatnya mengiritasi dianggap sebagai
pencetus heartburn misalnya : anggur merah, bawang putih, makanan berlemak, coklat, jeruk sitrum, bumbu kari . Keluhan
heartburn dapat diperburuk oleh posisi membungkuk kedepan, berbaring terlentang dan berbaring setelah makan. Jika rasa
terbakar didada yang timbul sewaktu berolah raga, perlu pemeriksaan yang cermat untuk memastikan apakah gejalanya
berasal dari iskemia koroner Smout, 1998 .
2.3.2 Regurgitasi Devault, 2003. Djojoningrat, 2002 . Roussos, 2003 Refluks yang sangat kuat dapat memunculkan regurgitasi
yang berupa bahan yang terkandung dari esofagus atau lambung yang sampai kerongga mulut . Obstruksi dari esofagus bagian
distal dan keadan stasis seperti pada akalasia atau divertikulitis dapat sebagai penyebabnya .
Bahan regurgitasi yang terasa asam atau sengit dimulut merupakan gambaran sudah terjadinya GERD yang berat dan
dihubungkan dengan inkompetensi sfingter bagian atas dan LES . Regurgitasi dapat mengakibatkann aspirasi laringeal, batuk yang
terus menerus, keadaan tercekik waktu bangun dari tidur dan aspirasi pnemonia. Peningkatan tekanan intra abdominal yang
Universitas Sumatera Utara
imbul karena posisi membungkuk, cekukan dan bergerak cepat dapat memprovokasi terjadinya regurgitasi .
Regurgitasi yang berat dapat dihubungkan dengan gejala berupa serangan tercekik, batuk kering, mengi, suara serak, mulut
bau pada pagi hari, sesak nafas, karies gigi dan aspirasi hidung . Beberapa pasien mengeluh sering terbangun dari tidur karena rasa
tercekik, batuk yang kuat tapi jarang menghasilkan sputum .
2.4 Faktor Predisposisi RGE Pada Asma