Faktor Predisposisi RGE Pada Asma

imbul karena posisi membungkuk, cekukan dan bergerak cepat dapat memprovokasi terjadinya regurgitasi . Regurgitasi yang berat dapat dihubungkan dengan gejala berupa serangan tercekik, batuk kering, mengi, suara serak, mulut bau pada pagi hari, sesak nafas, karies gigi dan aspirasi hidung . Beberapa pasien mengeluh sering terbangun dari tidur karena rasa tercekik, batuk yang kuat tapi jarang menghasilkan sputum .

2.4 Faktor Predisposisi RGE Pada Asma

Walaupun hubungan yang kuat antara RGE dengan asma telah dilaporkan berulang kali, namun hubungan di antaranya masih belum jelas. Berbagai data yang telah dipublikasikan mendukung dan menentang hipotesa yang menyatakan bahwa RGE menyebabkan asma, asma menyebabkan RGE, dan pengobatan dengan bronkodilator menyebabkan RGE. Walaupun adanya data yang saling bertentangan, namun minat mengenai hubungan antara kedua keadaan tersebut semakin meningkat. Penelusuran melalui PubMed dengan menggabungkan kata asma dan RGE menghasilkan 500 kutipan dari literatur medis, dengan rata-rata 2 kutipan per tahun antara tahun 1966 dan 1980, dua puluh kutipan per tahun antara 1991 hingga 1995, dan 79 kutipan hanya pada tahun 2000 saja. Hubungan yang kuat antara RGE dan asma, dan juga laporan-laporan yang menyebutkan bahwa RGE menyebabkan timbulnya gejala-gejala pernafasan pada penderita asma telah membawa banyak peneliti untuk menduga bahwa hubungan tersebut merupakan yang disebabkan karena RGE menyebabkan asma Tanjung, 2003. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor yang berperan menimbulkan RGE pada penderita asma meliputi disregulasi otonom, peningkatan tekanan gradien antara esofagus dan lambung,gangguan fungsi krural diafragma, dan penggunaan obat-obat bronkodilator . Penderita asma memiliki bukti adanya suatu disregulasi otonom . Pada uji fungsi otonomik terhadap 73 penderita asma dengan RGE Lodi dkk 1997, didapat 20 orang dengan respon yang normal, respon hipervagal pada 37 orang, respon hiperadrenergik pada 6 orang, dan respon campuran pada 10 orang . Data tersebut menunjukkan bahwa penderita asma dengan RGE memiliki respon vagal yang tinggi. Disregulasi otonomik akan menurunkan tekanan LES dan relaksasi sementara LES, suatu mekanisme utama yang berperan pada RGE Lodi, 1997. Faktor penyebab kedua adalah peningkatan tekanan gradien antara esofagus dan lambung. Pada saat akhir ekspirasi tekanan gradien antara lambung dan esofagus 4-5 mmhg . Faktor ketiga adalah perubahan pada fungsi krural diafragma . Diafragma krural mempengaruhi tekanan LES Lodi, 1997 . Untuk itu suatu tekanan LES yang normal 10-35 mmhg pada akhir ekspirasi adalah cukup untuk menetralkan tekanan gradien walaupun dengan obstruksi aliran udara, suatu tekanan pleura yang lebih negatif dapat meningkatkan tekanan gradien lalu mengakibatkan refluks Lodi, 1997. Faktor terakhir adalah pemberian bronkodilator.Sebenarnya banyak obat yang menurunkan tekanan LES tabel 1 Devault, 2002. Para peneliti telah mendapatkan bahwa relaksasi sementara LES dan diafragma krural bertanggung jawab terhadap terjadinya RGE. Hiperinflasi sehubungan dengan bronkospasme menempatkan diafragma krural menjadi merugikan oleh karena pendataran geometrik Mittal, 1995 . Suatu penelitian, Universitas Sumatera Utara pemberian infus isoproterenol menurunkan tekanan LES pada binatang ataupun manusia Goyal dkk 1973, Zfass dkk 1970. Namun pada penelitian lain ternyata inhalasi β agonis tidak menyebabkan perubahan prevalensi RGE atau motilitas esofagus yang signifikan Michoud, 1991 .Schindlbeck, 1988. Tabel 1. Daftar obat yang menurunkan tekanan LES Susanto, 2005 Teofilin meningkatkan sekresi a sam lambung dan menurunkan tekanan LES , namun ada perdebatan mengenai kepentingan klinis dari hasil tersebut . Pada suatu penelitian acak tersamar ganda pada 16 penderita asma Hubert, 1988 malah tidak mendapatkan adanya perbedaan signifikan pada hasil pemeriksaan pH esofagus 24 jam baik terhadap penderita asma yang mendapat Teofilin oral atau plasebo, dan tak ada perbedaan episode refluks atau waktu keterpaparan asam total , dan saat bersamaan fungsi paru membaik . Namun demikian Ekstrom dan Tibling pada tahun 1988 meneliti 25 penderita asma ringan - sedang dengan riwayat RGE pada uji single-blind plasebo terkontrol .Pasien lalu menjalani 2 kali pemeriksaan pH esofagus 24 jam , satu dengan dan satu lagi tidak dengan dosis teofilin biasa mereka. Didapati peningkatan refluks 24 pada siang hari selama terapi teofilin sementara gejala refluks meningkat 170 dimana gejala respiratorik dan fungsi • Aminofilin • Antikolinergik • β-agonis adrenergik • α-antagonis adrenergik • Benzodiazepin • Klorpromazin • Kalsium channel blockers • Derivat Nikotin • Nitrogliserin Universitas Sumatera Utara paru membaik dengan terapi teofilin tersebut Ekström, 1998. Sontag dkk malah mendapatkan tidak ada perbedaan prevalensi esofagitis Sontag, 1992 dan pH esofagus yang signifikan baik pada penderita yang mendapat atau tidak pengobatan bronkodilator Sontag, 1992 . Sementara Field dkk menemukan tidak ada obat-obatan asma yang berhubungan dengan suatu peningkatan kemungkinan mengalami heartburn atau regurgitasi Field, 1996. Ini menimbulkan suatu kontroversi yang berkepanjangan tentang pengaruh obat bronkodilator terhadap terjadinya RGE pada penderita asma .

2.5 Faktor RGE Sebagai Pencetus Asma