Definisi Rehabilitasi TINJAUAN UMUM REHABILITASI MENURUT HUKUM POSITIF DAN
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini.”
16
Senada dengan definisi tersebut, Pasal 97 ayat 1 KUHAP berbunyi: “Seseorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila oleh pengadilan diputus bebas
atau diputus lepas dari segala tuntutan hukum yang putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap.” Selanjutnya ditentukan bahwa rehabilitasi tersebut
diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam putusan pengadilan tersebut di atas Pasal 97 ayat 2 KUHAP. Dalam KUHAP tidak dijelaskan apakah rehabilitasi
akibat putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum tersebut bersifat fakultatif dituntut oleh terdakwa ataukah imperatif. Artinya setiap kali hakim
memutus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap harus diberikan rehabilitasi. Hal ini mestinya diatur dalam
aturan pelaksanaan KUHAP. Selanjutnya perlu diperhatikan, bahwa sebagaimana halnya dengan
ketentuan ganti kerugian, pada proses rehabilitasi pun dibedakan antara perkara yang diajukan ke pengadilan dan yang tidak. Acara untuk perkara yang diajukan
ke pengadilan negeri berlaku ketentuan Pasal 97 ayat 1 dan 2 KUHAP tersebut, sedangkan yang tidak, diputus oleh hakim praperadilan sebagaimana
yang ditentukan dalam Pasal 77 KUHAP. Hal ini disebut oleh Pasal 97 ayat 3 KUHAP.
16
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia: edisi revisi, cet.V, Jakarta, Sinar Grafika, 2006, hal. 202.
Memperhatikan bunyi Pasal tersebut, rehabilitasi adalah hak seseorang tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan pemulihan atas hak kemampuan, atas
hak kedudukan dan harkat martabatnya. KUHAP memberi hak kepada tersangka untuk menuntut ganti rugi dan
rehabilitasi apabila penangkapan, penahanan, penggeledahan, atau penyitaan dilakukan tanpa alasan hukum yang sah, atau apabila putusan pengadian
menyatakan terdakwa bebas karena tindak pidana yang didakwakan tidak terbukti atau tindak pidana yang didakwakan kepadanya bukan merupakan tindak pidana
kejahatan atau pelanggaran.
17
1. Hukum Positif Dalam Pemidanaan
Hukum pidana ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran- pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan
mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan.
18
Adapun yang termasuk dalam pengertian kepentingan umum ialah: a.
Badan dan peraturan perundangan negara, seperti negara, lembaga-lembaga negara, pejabat negara, pegawai negeri, undang-undang, peraturan
pemerintah, dan sebagainya. b.
Kepentingan hukum tiap manusia, yaitu: jiwa, ragatubuh, kemerdekaan, kehormatan, dan hak milikharta benda.
19
Hukum pidana itu tidak membuat peraturan-peraturan yang baru, melainkan mengambil dari peraturan-peraturan hukum yang lain yang bersifat kepentingan
17
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan: edisi kedua, cet.VIII, Jakarta, Sinar Grafika, 2006, hal. 338.
18
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, cet.VII, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal. 257.
19
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, hal. 257.