tersebut  pada  VER  adalah  bukan  karena  ditusuk  dengan  pisau  dapur yang memiliki satu sudut tajam, lebih-lebih terhadap pisau dapur yang
dijadikan barang bukti tersebut tidak pernah diperiksa forensik apakah terdapat bekas-bekas darah yang identik dengan darah korban.
Alasan peninjauan kembali dengan pertimbangan sebagai berikut: 1.
Adanya bukti-bukti yang menjelaskan bahwa korban mati yang digali dari  kebun  rumah  Ryan  ternyata  dari  hasil  sampel  darah  adalah  anak
pasangan Dwi Mentari dan Jalal yang bernama Moch. Asrori. 2.
Korban  yang  di  kebun  tebu  adalah  anak  dari  pasangan  Suyati  yang bernama Suyanto.
3. Kemat  didakwa  telah  melakukan  pembunuhan  terhadap  Asrori
sedangkan  dalam  kasus  perkara  itu  kemudian  ditemukan  tersangka yang mengakui bernama Ryan adalah pelakunya.
4. Sesuai  bukti-bukti  ternyata  mayat  yang  ditemukan  oleh  masyarakat
teridentifikasi  bernama  Moch.  Asrori  sebagai  korban  pembunuhan Ryan  sedangkan  kemudian  ternyata  korban  mati  yang  di  kebun  tebu
adalah Fauzin Suyanto alias Antonius. Berdasarkan  pertimbangan  tersebut  di  atas  dan  Pasal  263  2  jo.  Pasal  266
ayat  2  huruf  b  KUHAP  terdapat  cukup  alasan  untuk  membatalkan  putusan Pengadilan Negeri Jombang No. 48Pid.B2008PN.JMB. tanggal 8 Mei 2008 dan
Mahkamah  Agung  mengadili  kembali  perkara  tersebut  yang  mengabulkan permohonan peninjauan kembali  dengan putusan:
1. Menyatakan  terpidana  Imam  Chambali  alias  Kemat  tersebut  di  atas
tidak  terbukti  secara  sah  dan  meyakinkan  bersalah  melakukan  tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair dan Subsidair;
2. Membebaskan oleh karena itu kepada Terpidana dari segala dakwaan;
3. Memulihkan hak Terpidana dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya; 4.
Memerintahkan  agar  Terpidana  segera  dikeluarkan  dari  tahanan, kecuali Terpidana ditahan karena perkara lain;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
a. 1  satu  unit  mobil  Suzuki  Carry  warna  biru  No.Pol  L  1057
KD; b.
1  satu  unit  sepeda  motor  Yamaha  Jupiter  warna  merah No.Pol. S 4088 WJ;
c. 1 satu buah jaket parasit warna biru;
d. 1 satu buah switer hitam bergaris putih;
e. 1 satu buah celana jeans warna hitam;
f. 1 satu buah ikat pinggang berwarna hitam;
g. 1 satu buah pisau dapur gagang kayu panjang 32 cm;
h. 1 satu pasang sendal jepit warna biru;
i. 1 satu buah sendal jepit sebelah kanan warna hitam;
j. 1 satu buah batang kayu bekas bangunan;
k. 1 satu buah helm warna hitam kaca riben;
Dikembalikan dari mana barang bukti tersebut disita.
72
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN REHABILITASI PASCA PUTUSAN MA No.
89 PKPID2008 MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM A.
Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 89 PKPID2008
Jika dilihat dari sudut pandang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP  atas  putusan  Mahkamah  Agung  No.  89PKPID2008  berdasarkan
Pasal 263 2 jo. Pasal 266 ayat 2 sudahlah tepat. Dalam putusan tersebut Kemat dan  Devid  dijatuhi  hukuman  bebas  karena  terbukti  tidak  bersalah  melakukan
pembunuhan. Menimbang atas alasan-alasan terdapat keadaan baru novum yang menimbulkan  dugaan  kuat  bahwa  jika  keadaan  itu  sudah  diketahui  pada  waktu
sidang masih berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari tuntutan hukum.
Dalam  Pasal  263  ayat  2  KUHAP  dijelaskan  permintaan  peninjauan kembali dilakukan atas dasar:
1. Apabila  terdapat  keadaan  baru  yang  menimbulkan  dugaan  kuat,
bahwa  jika  keadaan  itu  sudah  diketahui  pada  waktu  sidang  masih berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas
dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang
lebih ringan. 2.
Apabila dalam pelbagai putusan terdapat penyertaan bahwa sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan
putusan  yang  telah  terbukti  itu,  ternyata  telah  bertentangan  satu dengan yang lainnya.
3. Apabila  putusan  itu  dengan  jelas  memperlihatkan  suatu  kekhilafan
hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. Dalam  Pasal  266  ayat  2  KUHAP  Mahkamah  Agung  berpendapat  bahwa
permintaan peninjauan kembali dapat diterima untuk diperiksa, berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila  Mahkamah  Agung  tidak  membenarkan  alasan  pemohon,
Mahkamah Agung menolak permintaan peninjauan kembali  dengan menetapkan bahwa putusan yang dimintakan peninjauan kembali itu
tetap berlaku disertai dasar pertimbangannya. 2.
Apabila  Mahkamah  Agung  membenarkan  alasan  pemohon, Mahkamah  Agung  membatalkan  putusan  yang  dimintakan
peninjauan kembali itu dan menjatuhkan putusan yang dapat berupa: a.
Putusan bebas. b.
Putusan lepas dari segala tuntutan hukum. c.
Putusan tidak dapat menerima tuntutan penuntut umum. d.
Putusan  dengan  menerapkan  ketentuan  pidana  yang  lebih ringan.
Dengan  keterangan  putusan  bebas  diatas,  maka  Kemat  dan  Devid  berhak mendapatkan  ganti  rugi  dan  pemulihan  nama  baik  atas  tuduhan-tuduhan  yang
telah diberikan kepada mereka.
1. Pemulihan Nama Baik
Nama  baik  merupakan  citra  seseorang  dimata  lingkungannya,  jika  nama baik  seseorang  rusak  maka  rusak  juga  citra  orang  tersebut  di  mata  masyarakat
sekitarnya.  Tujuan  dari  pemulihan  nama  baik  adalah  sebagai  sarana  dan  upaya untuk memulihkan kembali nama baik, kedudukan, dan martabat seseorang  yang
telah  sempat  menjalani  tindakan  penegakan  hukum  baik  berupa  penangkapan, penahanan,  penuntutan,  atau  pemeriksaan  di  sidang  pengadilan  yang  ternyata
semua tindakan yang dikenakan kepada dirinya merupakan tindakan tanpa alasan yang sah menurut undang-undang.
Pemulihan  kembali  nama  baik  dan  martabat  tersangka  atau  terdakwa  di dalam  pergaulan  masyarakat  sangat  penting,  untuk  menghapuskan  luka  yang
dideritanya  akibat  penangkapan,  penahanan,  atau  penuntutan  dan  pemeriksaan pengadilan  yang  dilakukan  terhadap  dirinya.  Dengan  pemberian  rehabilitasi  ini
dapat  diharapkan  sebagai  upaya  membersihkan  nama  baik  dan  harkat  serta martabat tersangka atau terdakwa maupun keluarganya di mata masyarakat.
Dalam Pasal 97 ayat 1 KUHAP sudah dijelaskan bahwa seseorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila oleh pengadilan diputus bebas atau diputus lepas
dari  segala  tuntutan  hukum  yang  putusannya  telah  mempunyai  kekuatan  hukum tetap.  Dengan  begitu  rehabilitasi  kepada  Kemat  dan  Devid  diberikan  langsung
oleh pengadilan yang dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan yang bersangkutan.
78
78
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali: edisi kedua, hal. 71.