Prinsip Dasar Konsumsi Ekonomi Syariah

22 6. Bahan Baku Bahan baku terbagi menjadi dua macam, adakalanya bahan baku tersebut merupakan sesuatu yang harus didapat ataupun dihasilkan oleh alam, tanpa ada penggantinya. Ada juga yang memang dari alam akan tetapi, bisa dicarikan bahan lain untuk mengganti bahan yang telah ada. Ketika seseorang produsen akan memproduksi suatu barangjasa, maka salah satu hal yang harus dipikirkan yaitu bahan baku. Kerena jikalau bahan baku tersedia dengan baik, maka produksi akan berjalan dengan lancar, dan sebaliknya, maka akan mengahambat jalannya suatu produksi.

2.4 Prinsip Dasar Konsumsi Ekonomi Syariah

Pemanfaatan konsumsi merupakan bagian akhir dan sangat penting dalam pengelolahan kekayaan, dengan kata lain, pemanfaatan adalah akhir dari keseluruhan proses produksi. Kekayaan diproduksi hanya untuk dikonsumsi, kekayaan yang dihasilkan hari ini akan digunakan untuk hari esok. Oleh karena itu konsumsi pemanfaatan berperan sebagai bagian yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi seseorang maupun negara. rahman, 1995: 17 Perbedaan antara ilmu ekonomi modern dan Ekonomi Syariah dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-mata dari pola konsumsi modern. mannan, 1997: 44 Universitas Sumatera Utara 23 Memenuhi kebutuhan dan bukan memenuhi kepuasankeinginan yaitu tujuan dari aktivitas Ekonomi Syariah, dan usaha untuk pencapaian tujuan tersebut merupakan salah satu kewajiban dalam beragama. Siddiqi dalam fauzia dan Abdul,2014: 163 menyatakan, bahwa tujuan aktivitas ekonomi yang sempurna menurut Islam antara lain: 1 memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara sederhana, 2 memenuhi kebutuhan keluarga, 3 memenuhi kebutuhan jangka panjang, 4 menyediakan kebutuhan keluarga yang ditinggalkan, dan 5 memberikan bantuan sosial dan sumbangan menurut jalan Allah. Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan mempunyai tujuan untuk memproleh kepuasan utility dalam kegiatan konsumsinya. Dalam Islam, tujuan konsumsi bukanlah konsep utilitas melainkan kemaslahatan. Pencapaian mashlahah tersebut merupakan tujuan dari maqashid al-syariah. Konsep utilitas sangat subjektif karena bertolak belakang pada pemenuhan kepuasan atau wants, dan konsep mashlahah relatif lebih objektif karena bertolak pada pemenuhan kebutuhan needs. Mashlahah dipenuhi berdasarkan pertimbangan rasional normatif dan positif, maka ada criteria yang objektif tentang suatu barang ekonomi yang memiliki mashlahah ataupun tidak. Ibid: 166 Menurut Ibn Sina, ada dua hal penting yang harus diperhatikan oleh manusia, yaitu income pencarian rezeki kasab dan expenditure pengeluaran. Ketika seseorang menginginkan berkahan, maka ia harus Universitas Sumatera Utara 24 memulai untuk meraih berkahan tersebut jauh sebelum konsumsi dilakukan. Ibid: 169 Income dan expenditure haruslah diatur oleh suatu anggaran dengan perhitungan yang cermat. Perolehan income sudah diatur dengan jelas dalam Islam, sehingga nantinya berimplikasi pada label halal ataupun haram dalam income tersebut. Seperti yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW. Yang maknanya adalah: “Ambillah apa yang halal dan tinggalkanlah apa yang haram.” Adapun expenditure, Ibn sina mengklasifikasikannya menjadi pengeluaran wajib dan tidak wajib. Pengeluaran wajib terkait dengan nafkah sehari-hari dan amal kebajikan untuk orang lain. Adapun pengeluaran yang tidak wajib adalah simpanan, karena menurut Ibn Sina manusia harus berpikir cerdas untuk perubahan peristiwa yang akan dilaluinya di masa datang. Jadi seseorang harus melakukan saving dan investasi untuk masa depannya. Ibid: 170-171 Selain pengeluaran untuk konsumsi dan simpanan, Islam juga selalu memotivasi umatnya untuk menginvestasikan harta yang dimiliki olehnya. Satu alasan mendasar ketika seorang Muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat adalah agar ia senantiasa menginvestasikan hartanya. Kewajiban zakat juga mendorong umat manusia untuk bekerja dan mempunyai banyak harta. Ibid: 171 Universitas Sumatera Utara 25 Ada lima karakter ataupun standar dalam menilai proyek investasi, seperti yang telah disebutkan dalam mawsuah al-ilmiyah wa al-amaliyah al- Islamiyah, yaitu: 1. Proyek yang baik menurut Islam 2. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyrakat 3. Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan 4. Memelihara dan menumbuh kembangkan harta 5. Melindungi kepentingan anggota masyarakat. Adiwarman Azhar Karim dalam Fauzia dan Abdul, 2014: 172 menjelaskan bahwa ekonomi konvensional suatu bahasan tentang konsumsi intertemporal. Yaitu konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu yaitu masa sekarang dan masa datang. Dalam ekonomi konvensional, pendapatan adalah penjumlahan konsumsi, dan tabungan. Atau secara matematis ditulis: Y= C + S Dimana: Y = pendapatan C = konsumsi S = tabungan Adapun konsumsi intertemporal dalam Islam seperti yang telah dijelaskan dalam Hadits Rasulullah SAW. Yang maknanya adalah: “Harta yang kamu miliki adalah apa yang kamu makan dan apa yang telah kamu infakkan.” Oleh karena itu, persamaan pendapatan menjadi: Y = C + infak + S Universitas Sumatera Utara 26 Secara grafis, hal ini seharusnya digambarkan dengan tiga dimensi, namun untuk kemudahan penyajian grafis, yaitu dengan dua dimensi, maka persamaan ini disederhanakan menjadi: Y = FS + S Dimana: FS = C + Infak FS adalah final spending di jalan Allah Penyederhanaan ini memungkinkan kita untuk mengunakan alat analisis grafis yang biasa digunakan dalam teori konsumsi, yaitu memaksimalkan fungsi utilitas utility function dengan garis pendapatan tertentu budget line, atau meminimalkan budget line dengan utility function tertentu. Ibid:173

2.5 Prinsip Dasar Distribusi Ekonomi Syariah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4 95 107

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

3 68 110

Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3 65 62

Perbedaan Gambaran EKG dan Tekanan Darah antara Mahasiswa Perokok dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 42 69

Situs YouTube dan Peningkatan Kemampuan Bermusik Mahasiswa Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara

0 31 78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekonomi Syariah - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 25

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 14

BAB II FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 8