Karakteristik Sistem Ekonomi Syariah

11 Kebutuhan terhadap sumber daya manusia SDM yang unggul dalam industri keuangan syariah umumnya dan industri perbankan Syariah pada khusunya, merupakan kebutuhan mendesak. Kebutuhan ini pula yang membuat dunia pendidikan nasional khususnya di perguruan-perguruan tinggi, mulai secara luas membuka mata kuliah atau program-program studi yang mempelajari pengetahuan serta keahlian tentang ekonomi, keuangan, dan perbankan syariah. Untuk itulah penyediaan literature seperti buku teks Ekonomi Islam menjadi sebuah kebutuhan yang paling pokok dalam proses pembentukan SDM yang unggul di perguruan-perguruan tinggi. P3EI: 2012

2.2 Karakteristik Sistem Ekonomi Syariah

1. Tujuan Ekonomi Syariah Tujuan akhir Ekonomi Syariah adalah sebagaimana tujuan dari syariat Islam itu sendiri maqashid asy syari’ah. Yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat falah melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat hayyah thayyibah. Tujuan falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia ataupun akhirat. P3EI, 2012: 54 Ekonomi Syariah tidak sekedar berorientasi untuk pembangunan fisik material dari individu, masyarakat dan negara saja, tetapi juga memperhatikan pembangunan aspek lain yang juga merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Pembangunan keimanan merupakan prakondisi yang diperlukan dalam Ekonomi Syariah, Universitas Sumatera Utara 12 sebab keimanan merupakan fondasi bagi seluruh perilaku individu dan masyarakat untuk kemaslahatan. Ibid 2. Moral sebagai Pilar Ekonomi Syariah Moral menempati posisi penting dalam ajaran Islam, sebab terbentuknnya pribadi yang memilik moral baik akhlaqul karimah merupakan tujuan puncak dari seluruh ajaran Islam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Moralitas Islam dibangun atas suatu postulat ibadah rukun Islam, artinya bahwa moral ini lahir sebagai konsekuensi dari rukun iman dan rukun Islam. Ibid: 56 3. Nilai-nilai Dasar Ekonomi Syariah Moral Islam sebagai pilar Ekonomi Syariah perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai-nilai yang lebih terinci sehingga pada akhirnya dapat menjadi rumusan penuntun perilaku para pelaku ekonomi. Nilai-nilai ini merupakan sisi normatif dari Ekonomi Syariah yang berfungsi mewarnai atau menjamin kualiatas perilaku ekonomi setiap individu. Keberadaan nilai semata pada perilaku ekonomi dapat menghasilkan suatu perekonomian yang normatif, tidak akan bisa berjalan secara dinamis. Oleh karena itu, implementasi nilai-nilai ini harus secara bersama-sama didasarkan atas prinsip-prinsip Ekonomi Syariah. Ibid:58 Universitas Sumatera Utara 13 4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam Menurut Rahman 1995: 8-10 Prinsip dasar sistem Ekonomi Syariah antara lain: a. Kebebasan individu Individu mempunyai hak kebebasan sepenuhnnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan yang dianggap perlu dalam dalam sebuah negara Islam. Karena tanpa kebebasan tersebut individu Muslim tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesejahteraan dan menghindari terjadinya kekacauan dalam masyarakat. b. Hak terhadap harta Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta walaupun begitu ia memberikan batasan tertentu supaya kebebasan itu tidak merugikan kepentingan masyarakat umum. c. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi di antara orang perorang tetapi tidak membiarkannya menjadi bertambah luas, ia mencoba menjadikan perbedaan tersebut dalam batas-batas yang wajar, adil dan tidak berlebihan. d. Kesamaan sosial Islam tidak mengajurkan kesamaan ekonomi tetapi ia mendukung dan menggalakkan kesamaan sosial sehingga sampai tahap bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya dinikmati oleh sekelompok Universitas Sumatera Utara 14 tertentu masyarakat saja. Disamping itu amat penting setiap individu dalam sebuah negara Islam mempunyai peluang yang sama untuk berusaha mendapatkan pekerjaan atau menjalankan berbagai aktivitas ekonomi. e. Jaminan sosial Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara Islam, dan setiap warga negara dijamin untuk memproleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Memang menjadi tugas dan tanggungjawab utama bagi sebuah negara Islam untuk menjamin setiap warga negara, dalam memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip “hak untuk hidup”. Dan terdapat persamaan sepenuhnya di antara warga negara apabila kebutuhan pokoknya telah terpenuhi. f. Distribusi kekayaan secara meluas Islam mencegah penumpukkan kekayaan pada kelompok kecil tertentu orang dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. g. Larangan menumpuk kekayaan Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah perbuatan yang tidak baik tersebut supaya tidak terjadi dalam negara. Universitas Sumatera Utara 15 h. Larangan terhadap organisasi anti sosial Sistem ekonomi Islam melarang semua praktek yang merusak dan antisosial yang terdapat dalam masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, menumpuk harta, pasar gelap dan sebagainya. i. Kesejahteraan individu dan masyarakat Islam mengakui kesejateraan individu dan kesejahteraan sosial masyarakat yang saling melengkapi satu dengan yang lain, bukannya saling bersaing dan bententangan antar mereka. Maka Sistem Ekonomi Islam mencoba meredakan konflik ini sehingga terwujud kemanfaatan bersama. 5. Basis Kebijakan Ekonomi Syariah a. Penghapusan Riba Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya ia harus dihapuskan dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Arti riba secara bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan, kenaikan, membengkak, dan bertambah, akan tetapi, tidak semua tambahan atau pertumbuhan dikatagorikan riba. Secara fiqh, riba diartinya sebagai setiap tambahan dari harta pokok yang bukan merupakan kompensasi, hasil usaha ataupun hadiah. Namun, pengertian riba secara teknis adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil perbuatan ketidakadilan zalim, baik dalam utang-piutang maupun jual beli. Dengan demikian, esensi dari pelarangan riba Universitas Sumatera Utara 16 adalah pengahapusaan ketidakadilan dan penegakan keadilan dalam ekonomi. P3EI, 2012: 70 Menurut Rahman 1995: 85 riba adalah pembayaran yang dikenakan terhadap pinjaman pokok sebagai imbalan terhadap masa pinjaman itu berlaku di mana modal pinjaman tersebut digunakan. Riba mengandung tiga unsur, yaitu Viz, yang ditambahkan pada pokok pinjaman, besarnya penambahan menurut jangka waktunya, dan jumlah pembayaran tambahan berdasarkan persyaratan yang telah disepakati. Semua transaksi yang mengandung ke tiga unsur tersebut dalam katagori riba. b. Pelembagaan Zakat Zakat pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk menjamin distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat secara lebih baik. Ia merupakan sistem yang akan menjaga keseimbangan dan harmoni sosial di antara kelompok kaya muzzaki dan kelompok miskin mustahik. Dalam praktiknya pada masa awal Islam, zakat dikelola oleh sebuah komite tetap dari pemerintahan dan menjadi bagian integral dari keuangan negara. Karenanya, kebijakan pengumpulan zakat maupun penyalurannya senantiasa terkait dengan kebijakan pembangunan negara secara keseluruhan. P3EI, 2012: 71 Implementasi pengelolaan zakat tidak terbatas pada suatu komunitas Muslim kecil, namun melingkupi suatu negara. Pengelolaan zakat Universitas Sumatera Utara 17 pada era sekarang sebaiknya mengacu pada strategi pelembagaan tetapi kondisinya tidak memungkinkan, pelembagaan zakat ini harus dipahami sebagai upaya untuk profesionalisasi pengelolaan zakat sebagai sebuah sistem distribusi pendapatan yang nyata. Menciptakan suatu sistem distibusi kekayaan dan pendapatan secara sistemik dan permanen. Langkah ini merupakan wujud nyata yang lain dari upaya menciptakan keadilan sosial, zakat mencerminkan komitmen sosial dari ekonomi Islam. Ibid c. Pelarangan Gharar Ajaran Islam melarang aktivitas ekonomi yang mengandung gharar. Dari segi bahasa, gharar berarti resiko, atau juga ketidakpastian. Menurut Ibnu Taimiyah dalam P3EI, 2012:72 gharar adalah sesuatu dengan karakter tidak diketahui sehingga menjual hal ini adalah seperti perjudian. Dengan kata lain, gharar terjadi karena seseorang sama sekali tidak dapat mengetahui kemungkinan kejadian sesuatu sehingga bersifat spekulatif. Islam juga melarang usaha spekulatif menurut mannan 1997: 292 yang masksudnya adalah bentuk usaha yang pada hakikatnya merupakan gejala untuk membeli sesuatu dengan harga yang murah pada suatu waktu dan menjual barang yang sama dengan harga yang mahal pada waktu lain. Menurut Rahman 1995: 121 spekulasi adalah suatu bentuk perjudian komersil yang dimainkan tanpa adanya pertukaran uang atau barang-barang, dan Universitas Sumatera Utara 18 permainan ini berperan dalam memanipulasi kenaikan dan penurunan harga stok barang di pasaran nasional dan internasional. d. Pelarangan Yang Haram Dalam Ekonomi Syariah segala sesuatu yang dilakukan harus halalan thayyibah, yaitu benar secara hukum Islam dan baik dari perspektif nilai dan moralitas Islam. Kebalikan dari halalan thayyibah adalah haram, yaitu sesuatu yang jika dilakukan akan menimbulkan dosa. Meninggalkan yang haram adalah mutlak kewajibannya dan sebaiknya melaksanakan yang halal adalah mutlak kewajibannya. Haram dalam hal ini bisa terkait dengan zat maupun prosesnya P3EI, 2012: 72

2.3 Prinsip Dasar Produksi Ekonomi Syariah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4 95 107

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

3 68 110

Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3 65 62

Perbedaan Gambaran EKG dan Tekanan Darah antara Mahasiswa Perokok dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 42 69

Situs YouTube dan Peningkatan Kemampuan Bermusik Mahasiswa Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara

0 31 78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekonomi Syariah - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 25

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 14

BAB II FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 8