Taraf kesukaran Daya Pembeda

30 = 1 1 Keterangan : = Reliabilitas yang dicari = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total n = banyaknya item angket Dimana: = Keterangan: = Jumlah kuadrat skor total = Skor total N = Banyaknya responden Menurut Sudijono 2008: 213 tes dikatakan reliabel jika lebih dari 0,70. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh bahwa instrumen tes memiliki reliabilitas 0,72. Berdasarkan kriteria uji, instrumen dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

3. Taraf kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Suatu instrumen tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, yaitu tidak terlalu sukar, dan tidak terlalu mudah. Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal objektif adalah menghitung berapa persentase yang menjawab benar untuk tiap-tiap item. Menurut Sudijono 2008: 372 untuk menghitung taraf kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut. = Keterangan: TK : taraf kesukaran suatu butir soal J T : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh I T : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal 31 Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran sebagai berikut. Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Taraf Kesukaran Nilai Interpretasi 0,15 Sangat Sukar 0,30 Sukar 0,70 Sedang 0,85 Mudah 1,00 Sangat Mudah Dalam penelitian ini, soal-soal yang digunakan memiliki taraf kesukaran sedang. Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan perhitungan tingkat kesukaran soal sebagai berikut. Tabel 3.5 Taraf Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes No. Soal Tingkat Kesukaran 1 0,70 sedang 2 0,63 sedang 3 0,40 sedang 4 0,35 sedang 5 0,31 sedang 6 0,32 sedang

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 27 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah. Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah dengan menghitung perbedaan dua buah 32 rata-rata mean, yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item. Untuk menghitung daya pembeda soal uraian dapat digunakan rumus dalam To Noer, 2010: 22 : = Dengan DP : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok atasbawah Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut : Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi DP Sangat Buruk DP Buruk DP Agak baik, perlu revisi DP Baik DP 0,50 Sangat Baik Soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,30. Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan perhitungan daya pembeda soal sebagai berikut. Tabel 3.7 Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes No. Soal Daya Pembeda 1 0.31 baik 2 0,50 baik 3 0,58 sangat baik 4 0,50 baik 5 0,50 baik 33 6 0,42 baik Dari perhitungan uji coba instrument tes yang telah dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut. Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Data Tes Uji Coba No Soal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 0.72 0.31 baik 0,70 sedang 2 0,50 baik 0,63 sedang 3 0,58 sangat baik 0,40 sedang 4 0,50 baik 0,35 sedang 5 0,50 baik 0,31 sedang 6 0,42 baik 0,32 sedang Dari Tabel 3.8 diatas, butir soal pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 10 48

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 7 68

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 58

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 58

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN Novita Rochmadeni KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)

1 9 55

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pekalongan Kab. Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 39

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60