1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sampai saat ini masih mengalami masalah terkait angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS
yang dirilis pada 1 Juli 2014 No. 5207Th.XVII mengenai Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,28 juta
orang 11,25 persen.
1
Hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Untuk mengatdasi jumlah kemiskinan tersebut diperlukan banyak campur tangan dari berbagai pihak untuk membangun perkembangan ekonomi yang lebih
baik. Dalam hal ini perusahaan dapat berperan dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menciptakan lapangan kerja, produk barang serta jasa
yang dihasilkan dari usaha perusahaan serta pembayaran pajak kepada negara merupakan saah satu kontribusi yang bisa dirasakan manfaatnya.
Eksistensi perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi di Indonesia tidak dapat dielakkan lagi. Hadirnya perusahaan ditengah-tengah masyarakat ini tentunya
memainkan peran
dalam sistem
ekonomi di
Indonesia. Dewasa
1
Admin, Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014, diunduh dari http:www.bps.go.idwebsitebrs_indkemiskinan_01juli14.pdf, tanggal 04 Mei 2015
ini tidak cukup bagi perusahaan hanya memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi semata.
2
Sudah seharusnya terjadi perubahan agar perusahaan tidak hanya mengedepankan kepentingan memperoleh laba semata-mata, namun juga keberadaan
perusahaan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kepedulian perusahaan ini bisa dilihat dari komitmen perusahaan untuk menerapkan tanggung
jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility CSR. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan
terhadap masyarakat.
3
Menurut Busyra Azheri, perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan diri sendiri selfish danatau eksklusivitas dari lingkungan
masyarakat, tetapi sebagai sebuah entitas badan hukum yang wajib melakukan adaptasi sosio kultural dengan lingkungan dimana ia berada, serta dapat dimintai
pertanggungjawaban layaknya subjek hukum pada umumnya.
4
Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen bersama yang berkelanjutan dari
semua perusahaan untuk bersama-sama bertanggung jawab terhadap masalah- masalah sosial yang ada.
Binoto Nadapdap berpendapat bahwa secara umum tanggung jawab sosial perusahaan CSR dibagi menjadi dua bagian yaitu ke dalam perusahaan itu sendiri
internal contohnya terhadap karyawan dan ke luar lingkungan perusahaan
2
Faisal Badroen, Suhendra, Arief Mufraini, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 158.
3
Muhammad, Lukman Fauroni, Visi Al-Quran Tentang Etika Dan Bisnis, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002, h. 115.
4
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility:Dari Voluntary Menjadi Mandatory, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, cet ke-2, h. 5.
eksternal, contohnya penyediaan lapangan kerja kepada masyarakat, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemeliharaan lingkungan untuk generasi yang akan
datang.
5
Penerapan Corporate Social Responsibility CSR di Indonesia saat ini semakin meningkat, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan dan
pengelolaannya pun semakin beragam dan juga jika dilihat dari segi finansial, jumlahnya pun semakin besar. Tidak hanya dalam bentuk material, bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan saat ini pun banyak pula yang bersifat memberdayakan masyarakat agar masyarakat dapat mengembangkan ketrampilan dan keahlian yang
dimilikinya dengan berbagai program CSR yang dilakukan oleh perusahaan agar terciptanya kesejahteraan masyarakat sekitar yang dianggap masih kurang.
CSR sebagai program yang harus dijalankan perusahaan tidak bersifat sesaat short term, tapi harus berkesinambungan long term. Tidak hanya membagi
kedermawanan melainkan berusaha menjaga agar dapat berlangsung secara berkelanjutan dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,
bekerja sama dengan karyawan, dan masyarakat setempat lokal dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. CSR pada dasarnya mempunyai tujuan akhir
yakni sustainable development pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang dapat diukur secara kualitatif.
5
Binoto Nadapdap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Permata Aksara, 2012, h. 138.
Dalam hal ini yang berubah tidak hanya aspek ekonomi, akan tetapi juga aspek sosial dan lingkungan.
6
Dalam konteks pembangunan, CSR tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi CSR harus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya melibatkan perusahaan dan masyarakat tetapi juga melibatkan pemerintah, khususnya pemerintah
lokal dalam hal hak dan kewajiban warga negara serta manajemen pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan dengan mengatur CSR dalam instrumen hukum, yakni pasal 15 huruf b UUPM dan pasal 74 UUPT yang
menegaskan CSR sebagai kewajiban bagi perseroan.
7
Wacana tentang tanggung jawab sosial sudah cukup berkembang terutama setelah ditetapkannya UU No 40
tahun 2007 pasal 74 tentang keharusan Perseroan Terbatas melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kepatuhan untuk melaksanakan CSR berdasarkan
perintah undang-undang menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan CSR.
Pada implementasinya, CSR merupakan bagian dari etika bisnis yang dilakukan dengan tujuan saling memberi manfaat kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Salah satu implementasi konsep CSR adalah dengan menjalankan
6
Maria Nindita Radyati, CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal, Jakarta: Busniness Links, 2008 h. 4
7
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011 cet. Ke 2, h. 128.
program Community Development pengembangan masyarakat.
8
CSR juga sebagai kewajiban organisasi bisnis atau perusahaan untuk mengambil bagian dalam kegiatan
yang bertujuan meningkatkan dan mampu memberdayakan masyarakat. Kata-kata pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.
Pemberdayaan ini merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman secara bersama-sama
9
. Di tengah masyarakat yang semakin kritis dan peduli terhadap
keberlangsungan lingkungan dalam jangka panjang, CSR menjadi suatu keharusan bagi perusahaan. Apalagi sebenarnya perusahaan sendiri pun memperoleh manfaat
dari CSR ini, yang terutama yaitu mengenai manajemen reputasi perusahaan. CSR yang awalnya hanya sebagai suatu kegiatan filantropik sudah menjadi suatu strategi
perusahaan.
10
Kebutuhan akan lembaga keuangan islami bertambah kuat seiring dengan berkembangnya sektor industri jasa keuangan secara umum.
11
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah perusahaan asuransi syariah yang cukup
banyak di dunia. Strategi pengembangan bisnis melalui pembukaan unit usaha syariah atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian besar perusahaan asuransi. Salah
satu perusahaan yang telah melakukan pengembangan usaha dengan produk syariah
8
Muhammad Rudi Rumengan, Pengentasan Kemiskinan Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, diunduh dari http:sosbud.kompasiana.com20110625pengentasan-kemiskinan-melalui-
tanggung-jawab-sosial-perusahaan-375670.html, tanggal 25 November 2014.
9
Bandingkan Onny S. Prijono dan A.M. W. Pranarka, Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi, Jakarta: Centre For Strategic an International Studies CSIS, 1996 h. 3.
10
A.B. Susanto, A Strategic Management Approach Corporate Social Responsibility, Jakarta, The Jakarta Consulting Group, 2007, h. 7.
11
AM Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana, 2004, h. 179.
adalah PT Tugu Pratama Indonesia. PT Tugu Pratama Indonesia melengkapi rangkaian produknya dengan produk asuransi yang dikelola berdasarkan prinsip
syariah.
12
Operasional dijalankan atas dasar prinsip syariah dan berdasarkan akad- akad syariah untuk memberikan pelayanan dan fasilitas bagi masyarakat Indonesia
dalam asuransi. PT Tugu Pratama Indonesia telah melakukan tanggung jawab sosial
perusahaannya dalam bentuk kegiatan CSR dalam berbagai bidang, seperti bidang lingkungan hidup, ketenagakerjaan, kemasyarakatan, tanggung jawab konsumen, dan
pemuda, olahraga, dan nasionalisme. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk komitmen terhadap kemajuan masyarakat dan lingkungan.
13
Berdasarkan permasalahan diatas, maka hal ini yang memotivasi penulis untuk meneliti tentang alokasi Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama
Indonesia dalam upayanya untuk pemberdayaan masyarakat sehingga mendorong
penulis untuk melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI ALOKASI CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
CSR TERHADAP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance.
12
Admin, Produk Syariah, diunduh dari http:www.tugu.comproductssharialang=IN, tanggal 11 Mei 2015
13
Admin, Kebijakan CSR, diunduh dari http:www.tugu.comcsrpolicylang=IN, tanggal 11 Mei 2015
B. Identifikasi Masalah