untuk individu dan keluarga yang diberdayakan yaitu meningkatkan kapasitas individu dan komunitas guna menentukan masa depan mereka. Ke luar berarti tujuan
untuk cakupan yang lebih luas yaitu masyarakat, yaitu dengan berpartisipasinya individu dan keluarga tersebut dalam mempengaruhi kehidupan komunitas sehingga
masyarakat mempunyai kemampuan dan kemandirian. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu teknik dari pengembangan
masyarakat, yang juga menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sosial. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, dapat dijelaskan bahwa yang pokok bagi
pemberdayaan adalah kemauan untuk menantang otoritas formal dan melepaskan diri dari ketergantungan pada mereka yang berkuasa. Oleh karena itu pemberdayaan
masyarakat tidak
dapat dijalankan
ditengah masyarakat
yang tidak
menginginkannya.
29
C. Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Pemberdayaan
Masyarakat
Corporate Social Responsibility CSR sebagai etika bisnis perusahaan, yang diimplementasikan sebagai suatu kebijakan dan program telah memberikan dampak
pada masyarakat sekitar, baik secara ekonomi, sosial, dan politik. CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan yang didasari pada tiga prinsip dasar yang dikenal
dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P profit, people dan planet yang dipopulerkan oleh John Elkington tahun 1997 melalui bukunya berjudul
“Cannibals
29
Arief Subhan, Yusro Kilun, Islam yang Berpihak: Filantropi Islam dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: DakwahPress, 2007, h. 61.
with forks, the Triple Line of Twentieth Century Business”.
30
Triple Bottom Line-nya menjelaskan bahwa idealnya kebijakan dan program CSR merupakan suatu bentuk
pembelajaran partisipatif yang diharapkan mampu menjadi sarana pemberdayaan empowerment masyarakat. Oleh karena itu, program CSR dibangun atas dasar untuk
memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.
Implementasi program CSR perusahaan telah menyebabkan perubahan serta berdampak pada aspek ekologi, struktur sosial, kultur masyarakat, taraf hidup
masyarakat, penilaian masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap karakteristik CSR, dan sinergitas kebijakan dan program keempat realitas tersebut selanjutnya
mengkonstruksikan persepsi masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap CSR perusahaan. Perubahan, dampak, dan persepsi tersebut secara konseptual dapat
memberikan “umpan balik” feed back untuk memformulasikan kembali kebijakan dan program CSR perusahaan.
31
Implementasi dari program CSR yang tepat sasaran
bisa berdampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat lapisan bawah. D.
Corporate Social Responsibility CSR dalam Perspektif Pemberdayaan
Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diimplementasikan perusahaan dalam perspektif pemberdayaan didisain
berlandaskan pada “the empowerment is road to participation”. Kebijakan ini merupakan suatu upaya pemberdayaan yang diharapkan mampu menumbuh dan
30
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam:Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha, Bandung: Alfabeta, 2013 h. 209
31
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014, h. 254.
meningkatkan tidak hanya partisipasi masyarakat tetapi lebih dari itu, menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi multipihak. Proses-proses pemberdayaan dalam CSR
ini menggunakan pola-pola partisipasi terkini, bahwa tatakelola yang baik dalam program pembangunan menunjukkan pergeseran tipe partisipasi dari
“community
participation” bergeser ke stakeholders participation”.
Partisipasi masyarakat aktivitas CSR adalah suatu proses aktif dan inisiatif yang diambil oleh warga komunitas itu sendiri, dibimbing melalui cara mereka
sendiri dengan menggunakan sarana dan proses kelembagaan dan mekanisme
dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
Dengan demikian, proses pemberdayaan masyarakat dapat dimaknai sebagai usaha untuk pengembangan, kemandirian, keswadayaan dan memperkuat posisi tawar
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan. Pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-
orang pinggiran yang tak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan pada
dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional dalam bidang politik, ekonomi dan lain- lain.
32
32
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014, h. 236.
E. Review Studi Terdahulu