Implementasi Alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance)
IMPLEMENTASI ALOKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH FIRDA AULIA NIM 1111046200017
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A 1436 H / 2015 M
(2)
(3)
(4)
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2015
(5)
ii ABSTRAK
Firda Aulia, NIM 1111046200017, Implementasi Alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance). Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436H/2015M.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Dalam menganalisis peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu menggambarkan program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dan pola alokasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti bagaimana implementasi dan besaran kontribusi CSR yang dilakukan oleh perusahaan asuransi PT Tugu Pratama Indonesia terutama dalam bidang pendidikan dan non pendidikan dalam upaya pemberdayaan masyarakat serta menganalisis bagaimana pola alokasi yang dilakukan oleh PT Tugu Pratama Indonesia dalam menjalankan program CSR.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Tugu Pratama Indonesia selama tahun 2014 lebih banyak mengalokasikan anggarannya untuk bidang non pendidikan seperti kesehatan dan keagamaan dibandingkan dengan bidang pendidikan. Pola alokasi yang diterapkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia menggunakan dua pola, yaitu secara langsung dan bermitra dengan pihak lain dalam menjalankan program CSR-nya.
Kata Kunci : Alokasi, CSR, Pemberdayaan Masyarakat, SWOT
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia, dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada Allah SWT dan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-Nya. Keterbatasan waktu, pengetahuan, dan pengalaman yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki skripsi ini, penulis akan terima dengan senang hati.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menemui beberapa kesulitan, namun karena bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran, data, maupun dukungan moril, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Abdurrauf, Lc, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
(7)
iv
3. Ibu Yuke Rahmawati, MA selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing dan meluangkan waktunya kepada penulis serta telah memberikan penulis arahan dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak H. Moch. Bukhori Muslim, Lc. MA selaku dosen penasehat akademik
yang memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta para Staff Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan penulis banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan dan memberikan pelayanan dan bantuan kepada mahasiswa.
6. Seluruh Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum yang telah memberikan pelayanan dalam peminjaman buku terkait kebutuhan data dalam skripsi ini.
7. Bapak Affanda Kristaldy, Bapak Suliansyah selaku CSR Specialist Corporate
Secretary Group, dan Kak Rani Handayani selaku staff Corporate Communication PT Tugu Pratama Indonesia atas waktu dan izin yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang dibutuhkan terkait penelitian ini.
8. Teristimewa untuk kedua Orangtuaku Bapak Marwah dan Ibu Mukronah,
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini. Semoga ini dapat memberikan kebahagiaan untuk kalian. Dan untuk seluruh kakak-kakakku
(8)
v
tersayang Kak Yuli, Kak Yani, Kak Lia, Kak Nain, dan Kak Mala. Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian, Keluarga Besarku, Aamiin.
9. Muhammad Fadlun, S.Kom.I yang selalu memberikan, motivasi, saran dan
perhatian kepada penulis dengan sabar selama ini.
10.Sahabatku selama kuliah Tiara, Mira, Elsa, Devi, Diah, Ina, Mila, Nissa
terima kasih kalian telah memberikan penulis semangat dalam menjalani perkuliahan selama ini, bahagia bisa bertemu dan belajar bersama kalian. Untuk Ikrom dan Zubayr terima kasih juga telah memberikan saran dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Seluruh teman-teman seperjuangan Asuransi Syariah 2011, KKN PLUR 2014
yang memberikan kenangan rasanya mengabdi kepada masyarakat selama satu bulan bersama kalian, dan Yoomstrip yang menjadikan pengalaman naik gunung terasa menyenangkan. Terima Kasih.
12.Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala kebaikan kalian mendapat balasan dan Ridha dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan penulis dan dapat bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin.
Jakarta, Juni 2015
(9)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Corporate Social Responsibility (CSR) ... 15
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ... 15
2. Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) ... 18
3. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ... 21
B. Teori Pemberdayaan Masyarakat ... 25
1. Pengertian Pemberdayaan ... 25
2. Pemberdayaan Masyarakat... 26
C. Dampak Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat ... 28
D. Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Perspektif Pemberdayaan ... 29
(10)
vii
E. Review Studi Terdahulu ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 34
B. Jenis dan Sumber Data ... 35
C. Wilayah Penelitian ... 38
D. Teknik Penulisan ... 39
E. Analisa Data ... 39
F. Analisis SWOT...40
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil PT Tugu Pratama Indonesia ... 42
B. Kontribusi CSR PT Tugu Pratama Indonesia Dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 46
C. Pola Alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu Pratama Indonesia Terhadap Pemberdayaan Masyarakat ... 62
D. Analisis Kekuatan dan Peluang ... 69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(11)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik dan Tahap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 22
Tabel 4.1 Daftar kegiatan bantuan dan bakti sosial ... 57
Tabel 4.2 Laporan Anggaran kegiatan CSR Tahun 2014 ... 59
Tabel 4.3 Pola CSR PT Tugu Pratama Indonesia ... 65
Tabel 4.4 IFAS ... 74
(12)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia ... 45 Gambar 4.2 Anggaran CSR Tahun 2014 ... 61 Gambar 4.3 Anggaran CSR Tahun 2014 Bidang Pendidikan dan
Non Pendidikan ... 62 Gambar 4.4 Komposisi Dana Pemegang Saham... 69
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sampai saat ini masih mengalami masalah terkait angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 1 Juli 2014 No. 52/07/Th.XVII mengenai Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,28 juta
orang (11,25 persen).1 Hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Untuk mengatdasi jumlah kemiskinan tersebut diperlukan banyak campur tangan dari berbagai pihak untuk membangun perkembangan ekonomi yang lebih baik. Dalam hal ini perusahaan dapat berperan dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menciptakan lapangan kerja, produk barang serta jasa yang dihasilkan dari usaha perusahaan serta pembayaran pajak kepada negara merupakan saah satu kontribusi yang bisa dirasakan manfaatnya.
Eksistensi perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi di Indonesia tidak dapat dielakkan lagi. Hadirnya perusahaan ditengah-tengah masyarakat ini tentunya
memainkan peran dalam sistem ekonomi di Indonesia. Dewasa
1
Admin, Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014, diunduh dari http://www.bps.go.id/website/brs_ind/kemiskinan_01juli14.pdf, tanggal 04 Mei 2015
(14)
ini tidak cukup bagi perusahaan hanya memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi
semata.2 Sudah seharusnya terjadi perubahan agar perusahaan tidak hanya
mengedepankan kepentingan memperoleh laba semata-mata, namun juga keberadaan perusahaan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kepedulian perusahaan ini bisa dilihat dari komitmen perusahaan untuk menerapkan tanggung
jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility
(CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan
terhadap masyarakat.3
Menurut Busyra Azheri, perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya
mementingkan diri sendiri (selfish) dan/atau eksklusivitas dari lingkungan
masyarakat, tetapi sebagai sebuah entitas badan hukum yang wajib melakukan adaptasi sosio kultural dengan lingkungan dimana ia berada, serta dapat dimintai
pertanggungjawaban layaknya subjek hukum pada umumnya.4 Kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen bersama yang berkelanjutan dari semua perusahaan untuk bersama-sama bertanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial yang ada.
Binoto Nadapdap berpendapat bahwa secara umum tanggung jawab sosial perusahaan/ CSR dibagi menjadi dua bagian yaitu ke dalam perusahaan itu sendiri (internal) contohnya terhadap karyawan dan ke luar lingkungan perusahaan
2
Faisal Badroen, Suhendra, Arief Mufraini, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 158.
3
Muhammad, Lukman Fauroni, Visi Al-Quran Tentang Etika Dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), h. 115.
4
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility:Dari Voluntary Menjadi Mandatory,
(15)
3
(eksternal), contohnya penyediaan lapangan kerja kepada masyarakat, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemeliharaan lingkungan untuk generasi yang akan
datang.5
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia saat ini
semakin meningkat, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan dan pengelolaannya pun semakin beragam dan juga jika dilihat dari segi finansial, jumlahnya pun semakin besar. Tidak hanya dalam bentuk material, bentuk tanggung jawab sosial perusahaan saat ini pun banyak pula yang bersifat memberdayakan masyarakat agar masyarakat dapat mengembangkan ketrampilan dan keahlian yang dimilikinya dengan berbagai program CSR yang dilakukan oleh perusahaan agar terciptanya kesejahteraan masyarakat sekitar yang dianggap masih kurang.
CSR sebagai program yang harus dijalankan perusahaan tidak bersifat sesaat (short term), tapi harus berkesinambungan (long term). Tidak hanya membagi kedermawanan melainkan berusaha menjaga agar dapat berlangsung secara berkelanjutan dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja sama dengan karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. CSR pada dasarnya mempunyai tujuan akhir
yakni sustainable development (pembangunan berkelanjutan). Pembangunan
berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang dapat diukur secara kualitatif.
5
(16)
Dalam hal ini yang berubah tidak hanya aspek ekonomi, akan tetapi juga aspek sosial
dan lingkungan.6
Dalam konteks pembangunan, CSR tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi CSR harus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya melibatkan perusahaan dan masyarakat tetapi juga melibatkan pemerintah, khususnya pemerintah lokal dalam hal hak dan kewajiban warga negara serta manajemen pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan dengan mengatur CSR dalam instrumen hukum, yakni pasal 15 huruf b UUPM dan pasal 74 UUPT yang
menegaskan CSR sebagai kewajiban bagi perseroan.7 Wacana tentang tanggung
jawab sosial sudah cukup berkembang terutama setelah ditetapkannya UU No 40 tahun 2007 pasal 74 tentang keharusan Perseroan Terbatas melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kepatuhan untuk melaksanakan CSR berdasarkan perintah undang-undang menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan CSR.
Pada implementasinya, CSR merupakan bagian dari etika bisnis yang dilakukan dengan tujuan saling memberi manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu implementasi konsep CSR adalah dengan menjalankan
6
Maria Nindita Radyati, CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal, (Jakarta: Busniness Links, 2008) h. 4
7
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) cet. Ke 2, h. 128.
(17)
5
program Community Development (pengembangan masyarakat).8 CSR juga sebagai
kewajiban organisasi bisnis atau perusahaan untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan dan mampu memberdayakan masyarakat. Kata-kata pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan. Pemberdayaan ini merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman secara
bersama-sama9.
Di tengah masyarakat yang semakin kritis dan peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dalam jangka panjang, CSR menjadi suatu keharusan bagi perusahaan. Apalagi sebenarnya perusahaan sendiri pun memperoleh manfaat dari CSR ini, yang terutama yaitu mengenai manajemen reputasi perusahaan. CSR yang awalnya hanya sebagai suatu kegiatan filantropik sudah menjadi suatu strategi
perusahaan.10
Kebutuhan akan lembaga keuangan islami bertambah kuat seiring dengan
berkembangnya sektor industri jasa keuangan secara umum.11 Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara dengan jumlah perusahaan asuransi syariah yang cukup banyak di dunia. Strategi pengembangan bisnis melalui pembukaan unit usaha syariah atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian besar perusahaan asuransi. Salah satu perusahaan yang telah melakukan pengembangan usaha dengan produk syariah
8
Muhammad Rudi Rumengan, Pengentasan Kemiskinan Melalui Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, diunduh dari http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/25/pengentasan-kemiskinan-melalui-tanggung-jawab-sosial-perusahaan-375670.html, tanggal 25 November 2014.
9
Bandingkan Onny S. Prijono dan A.M. W. Pranarka, Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi, (Jakarta: Centre For Strategic an International Studies (CSIS), 1996) h. 3.
10
A.B. Susanto, A Strategic Management Approach Corporate Social Responsibility, (Jakarta, The Jakarta Consulting Group, 2007), h. 7.
11
(18)
adalah PT Tugu Pratama Indonesia. PT Tugu Pratama Indonesia melengkapi rangkaian produknya dengan produk asuransi yang dikelola berdasarkan prinsip
syariah.12 Operasional dijalankan atas dasar prinsip syariah dan berdasarkan
akad-akad syariah untuk memberikan pelayanan dan fasilitas bagi masyarakat Indonesia dalam asuransi.
PT Tugu Pratama Indonesia telah melakukan tanggung jawab sosial perusahaannya dalam bentuk kegiatan CSR dalam berbagai bidang, seperti bidang lingkungan hidup, ketenagakerjaan, kemasyarakatan, tanggung jawab konsumen, dan pemuda, olahraga, dan nasionalisme. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk
komitmen terhadap kemajuan masyarakat dan lingkungan.13
Berdasarkan permasalahan diatas, maka hal ini yang memotivasi penulis
untuk meneliti tentang alokasi Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama
Indonesia dalam upayanya untuk pemberdayaan masyarakat sehingga mendorong
penulis untuk melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI ALOKASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance).
12
Admin, Produk Syariah, diunduh dari http://www.tugu.com/products/sharia&lang=IN, tanggal 11 Mei 2015
13
Admin, Kebijakan CSR, diunduh dari http://www.tugu.com/csr/policy&lang=IN, tanggal 11 Mei 2015
(19)
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat teridentifikasi beberapa masalah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, dan akan menjadi salah satu atau beberapa pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Seharusnya perusahaan tidak hanya mengedepankan untuk memperoleh laba
semata-mata, namun mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar
2. Bentuk tanggung jawab suatu perusahaan bisa dilihat dari kegiatan CSR nya
3. Perusahaan yang sudah mengimplementasikan CSR nya belum sepenuhnya
bertujuan untuk pengembangan masyarakat
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan mengenai alokasi kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap pemberdayaan masyarakat
2. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang diteliti dilakukan
pada PT Tugu Pratama Indonesia
Dari pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut:
(20)
1. Seberapa besar kontribusi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu Pratama Indonesia dalam memberdayakan masyarakat ?
2. Bagaimana pola alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu
Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat ?
3. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan PT Tugu Pratama
Indonesia dalam mengimplementasikan program Corporate Social
Responsibility (CSR) nya ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pola alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT
Tugu Pratama Indonesia
2. Untuk mengukur secara kuantifikasi atau persentase kontribusi Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam program pendidikan dan non pendidikan PT Tugu Pratama Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat
3. Untuk mengarahkan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dimasa mendatang agar mampu memberdayakan masyarakat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai wawasan keilmuan untuk menambah pengetahuan dan terus belajar
mengenai Corporate Social Responsibility, baik implementasinya maupun
(21)
9
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR)
3. Sebagai bahan referensi terkait dengan Corporate Social Responsibility dan
pemberdayaannya terhadap masyarakat
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual
Dalam penelitian ini dibahas mengenai implementasi alokasi Corporate Social
Responsibility (CSR) PT Tugu Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat.
Definisi mengenai Corporate Social Responsibility telah diungkapkan oleh
World Bank. Lembaga keuangan global ini merumuskan CSR sebagai “the commitment of business to contribute to suistainable economic development working with employess and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for
development”.
Definisi ini menekankan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja sama dengan karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan dan kemanfaatan CSR bagi usaha pembangunan.14
14
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) cet. Ke 2, h. 21.
(22)
Pada umumnya ada empat pola penerapan CSR yang diterapkan di Indonesia. Pertama, keterlibatan langsung dimana perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Kedua, melalui yayasan atau organisasi
sosial perusahaan, dimana perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah
perusahaan atau grupnya. Ketiga, bermitra dengan pihak lain, yaitu perusahaan
menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Keempat,
mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium, dimana perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan
untuk tujuan sosial tertentu.15
Pemberdayaan (empowerment) diartikan sebagai upaya untuk memberi
kemampuan atau keberdayaan16. Pemberdayaan pada dasarnya merupakan kegiatan
terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangkau dan memobilisasi sumber, berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
15
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.106.
16
Syahrin Harahap, Islam: Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1999), h. 87.
(23)
11
Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah memiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan di sini bukan saja dalam arti fisik dan ekonomi, melainkan pula dalam
arti psikologis dan sosial.17
Tahap Implementasi program merupakan tahap yang paling penting dalam proses pemberdayaan masyarakat agar pelaksanaan rencana dapat berjalan dengan lancar, maka hal-hal yang mungkin menyebabkan terjadi pertentangan baik antara pengelola program dengan warga maupun pertentangan diantara warga supaya dapat dihindari.18
Menurut Soetomo, kunci pertama dari keberhasilan program pemberdayaan masyarakat adalah apabila dapat mendorong lahirnya aktivitas lokal atau kegiatan-kegiatan di masyarakat. Lebih penting dari itu dapat terlihat dan ada, dimana aktivitas lokal atau kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut mendorong muncul aktivitas lokal atau kegiatan lainnya sebagai mata rantai dari kegiatan sebelumnya. Dalam bahasa lainnya, aktivitas lokal atau kegiatan yang dilaksanakan dalam program itu mampu menciptakan siklus kemanfaatan program yang tidak hanya
berhenti ketika program yang berasal dari luar sudah habis masa waktunya.19
17
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.110.
18
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial..., h. 11. 19
(24)
Dalam konteks ini, bagi program pengembangan masyarakat, bahwa bantuan atau pendampingan dari luar harus diposisikan hanya stimulan belaka dan tidak selamanya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang diintervensi melalui sebuah program tersebut tidak mengalami ketergantungan. Tentu saja hal tersebut dapat berdampak buruk bagi mereka, dan bertentangan dengan tujuan sebenarnya diselenggarakannya program pemberdayaan masyarakat yakni masyarakat dapat berdaya dan menolong diri sendiri dalam menghadapi hambatan dan kendala yang
dihadapinya.20
Kerangka berpikir atau kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :
20
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial..., h. 49.
Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama Indonesia
Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan
Alokasi Corporate Social Responsibility
(CSR) PT Tugu Pratama Indonesia
(25)
13
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan penelitian ini mengarah pada maksud yang dituju sesuai dengan judul, maka penulis meyusun menjadi 5 bab sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab I ini membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II ini menjelaskan tentang teori CSR yang meliputi pengertian CSR, prinsip-prinsip CSR dan implementasi CSR. Kemudian pada bab ini dijelaskan pula mengenai teori pemberdayaan masyarakat, dampak CSR terhadap pemberdayaan masyarakat, CSR dalam perspektif pemberdayaan, analisis SWOT, serta review studi terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini penulis membahas tentang metodologi penelitian yang akan digunakan dalam peelitian ini yang meliputi pendekatan
(26)
penelitian, jenis dan sumber data penelitian, wilayah penelitian, teknik penulisan, dan analisa data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini menjelaskan tentang isi dari pembahasan yaitu profil dari PT Tugu Pratama Indonesia, kontribusi CSR PT Tugu Pratama
Indonesia, pola alokasi Corporate Social Responsibility PT Tugu
Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat, dan analisis kekuatan dan peluang CSR PT Tugu Pratama Indonesia.
BAB V PENUTUP
Pada bab V ini adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil seluruh pembahasan yang telah dilakukan peneliti dan saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas yang dapat disampaikan dalam penulisan skripsi ini.
(27)
15 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Corporate Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility
Secara konseptual, tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Namun secara empiris CSR ini telah diterapkan oleh perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan (voluntary). CSR tersebut dilakukan dengan motivasi yang beragam, tergantung pada sudut pandang dan bagaimana memaknai CSR itu sendiri. Rumusan tentang CSR
diantaranya telah diungkapkan oleh The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yang merumuskan CSR sebagai “The continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large to improve their quality of life”.21
21
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(28)
Rumusan WBCSD ini menekankan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja sama dengan karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Sampai saat ini belum ada kesamaan bahasa dalam merumuskan dan memaknai CSR. Dalam konteks ketentuan peraturan perundang-undangan ternyata belum mempunyai bahasa yang sama dalam merumuskan pengertian CSR, hal ini dapat dilihat dari:
Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (UUPM) yang menegaskan bahwa “tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat”.
Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT) juga menegaskan bahwa “tanggung jawab sosial dan lingkungan
adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
(29)
17
Begitu pula ketentuan pasal 74 UUPT yang menyatakan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.22
Program CSR yang dijalankan tidak bersifat jangka pendek (short term) dan
sekadar membagi-bagi kedermawanan, tetapi bersifat berkelanjutan (sustainable).
Monitoring serta evaluasi program sangat dibutuhkan agar kegiatan berlangsung tepat
sasaran, bahkan laporan sebagai cerminan output dijadikan sebagai umpan balik.
Dari sudut pemerintah, CSR dapat dilihat sebagai bagian dari partisipasi corporate dalam sumber pembiayaan pembangunan daerah. Dari sudut politik,
merupakan sarana corporate untuk memperoleh dukungan dari pemerintah. Dari
kalangan masyarakat, merupakan hak warga sekitar untuk memperoleh manfaat dari kehadiran perusahaan terhadap peningkatan taraf hidup mereka. Dari sudut pandang perusahaan, CSR merupakan proses internalisasi faktor-faktor eksternal yang merujuk
kepada Triple Bottom Line (3P) yakni People, Planet, dan Profit. Perusahaan yang
baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).23
22
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), cet ke-2, h. 20.
23
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 227.
(30)
2. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility
Sebagai acuan dalam menerapkan CSR dapat merujuk pada prinsip-prinsip dasar CSR sebagaimana dinyatakan oleh salah seorang pakar CSR dari University of Bath Inggris yaitu Alyson Warhurst. Dimana pada tahun 1998 beliau menjelaskan
bahwa ada enam belas prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan CSR yaitu:24
a. Prioritas Perusahaan. Perusahaan harus menjadikan tanggung jawab sosial
sebagai prioritas tertinggi dan penentu utama dalam pembangunan berkelanjutan. Sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan, program, dan praktik dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dengan cara lebih bertanggung jawab secara sosial.
b. Manajemen Terpadu. Manajer sebagai pengendali dan pengambil keputusan
harus mampu mengintegrasikan setiap kebijakan dan program dalam aktivitas bisnisnya, sebagai salah satu unsur dalam fungsi manajemen.
c. Proses Perbaikan. Setiap kebijakan, program, dan kinerja sosial harus dilakukan
evaluasi secara berkesinambungan didasarkan atas temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara global.
d. Pendidikan Karyawan. Karyawan sebagai stakeholders primer harus ditingkatkan
kemampuan dan keahliannya, oleh karena itu perusahaan harus memotivasi mereka melalui program pendidikan dan pelatihan.
24
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Fascho Publishing, 2007), h.39.
(31)
19
e. Pengkajian. Perusahaan sebelum melakukan sekecil apapun suatu kegiatan harus
terlebih dahulu melakukan kajian mengenai dampak sosialnya. Kegiatan ini tidak saja dilakukan pada saat memulai suatu kegiatan, tapi juga pada saat sebelum mengakhiri atau menutup suatu kegiatan.
f. Produk dan Jasa. Suatu perusahaan harus senantiasa berusaha mengembangkan
suatu produk dan jasa yang tidak mempunyai dampak negatif secara sosial.
g. Informasi Publik. Memberikan informasi dan bila perlu mengadakan pendidikan
terhadap konsumen, distributor, dan masyarakat umum tentang penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan atas suatu produk barang dan/atau jasa.
h. Fasilitas dan Operasi. Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan
fasilitas serta menjalankan kegiatan dengan mempertimbangkan temuan yang berkaitan dengan dampak sosial dari suatu kegiatan perusahaan.
i. Penelitian. Melakukan dan/atau mendukung suatu riset atas dampak sosial dari
penggunaan bahan baku, produk, proses, emisi, dan limbah yang dihasilkan sehubungan dengan kegiatan usaha. Penelitian itu sendiri dilakukan dalam upaya mengurangi daan/atau meniadakan dampak negatif kegiatan dimaksud.
j. Prinsip Pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran dan/atau penggunaan
atas produk barang atau jasa yang sejalan dengan hasil penelitian mutakhir. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
k. Kontraktor dan Pemasok. Mendorong kontraktor dan pemasok untuk
(32)
baik yang telah maupun yang akan melakukannya. Bila perlu menjadikan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari suatu persyaratan dalam kegiatan usahanya.
l. Siaga Menghadapi Darurat. Perusahaan harus menyusun dan merumuskan
rencana dalam menghadapi keadaan darurat. Dan bila terjadi keadaan berbahaya perusahaan harus bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang, dan komunitas lokal.
m. Transfer Best Practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer bisnis
praktis sepanjang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
n. Memberikan Sumbangan. Sumbangan ini ditujukan untuk pengembangan usaha
bersama, kebijakan publik, dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen serta lembaga pendidikan yang akan membantu meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial.
o. Keterbukaan (disclosure). Menumbuh kembangkan budaya keterbukaan dan
dialogis dalam lingkungan perusahaan dan dengan unsur publik. Selain itu perusahaan harus mampu mengantisipasi dan memberikan respons terhadap risiko potensial yang mungkin muncul, dan dampak negatif dari operasi, produk, limbah, dan jasa.
p. Pencapaian dan Pelaporan. Melakukan evaluasi atas hasil kinerja sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria perusahaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta
(33)
21
menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham, pekerja, dan publik.
3. Implementasi Corporate Social Responsibility
Dalam Implementasinya, ada empat model atau pola tanggung jawab sosial
perusahaan yang diterapkan di Indonesia, yaitu:25
a. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial
secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat
seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi
bagian dari tugas pejabat public relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin, atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
c. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab
sosial perusahaan melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non
25
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.106
(34)
pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah pembangunan.
Dari keempat model diatas, model yang banyak dijalankan selama tahun 2001 adalah model ketiga, yakni perusahaan bermitra dengan organisasi sosial atau lembaga lain.
Tabel 2.1 Karakteristik dan tahap-tahap tanggung jawab sosial perusahaan
Tahapan Charity Philantrophy Corporate
Citizenship
Motivasi Agama, tradisi,
adat
Norma, etika dan hukum universal, redistribusi
kekayaan
Pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan ketertiban sosial
Misi Mengatasi masalah
sesaat
Mencari dan
mengatasi akar
masalah
Memberikan
kontribusi kepada masyarakat
Pengelolaan Jangka pendek,
menyelesaikan masalah sesaat Terencana, terorganisir, terprogram Terinternalisasi
dalam kebijakan
perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan (dana
abdi), profesional
Keterlibatan dalam pendanaan
(35)
23
Penerima Manfaat Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas
dan perusahaan
Kontribusi Hibah sosial Hibah
pembangunan
Hibah dan
keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama
Sumber: Zaidi, 2003
Mengenai tujuh prinsip tanggung jawab sosial dalam ISO 26000, sebagai standar penerapan tanggung jawab sosial, maka implementasi menabung pohon
berlandaskan kepada prinsip:26
a. Akuntabilitas; terkait tanggung jawab perusahaan terhadap efek yang
ditimbulkan CSR pada lingkungan dan masyarakat serta menjadi akuntabel terhadap efek tersebut.
b. Transparansi; terkait pengorganisasi tanggung jawab sosial perusahaan harus
transparan dalam pengambilan keputusan serta aktivitas terkait komunitas dan lingkungan. Organisasi harus mengkomunikasikan peraturan, keputusan, serta aktivitasnya.
c. Perilaku etis; terkait sikap yang harus dimiliki dalam aktivitas perusahaan dalam
tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu kejujuran, kesamaan, dan integritas.
d. Respek terhadap kebutuhan stakeholders; terkait bagaimana organisasi
menghargai, mempertimbangkan dan merespon kepentingan setiap stakeholder
yang ada dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.
26
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 233.
(36)
e. Respek terhadap peraturan hukum; terkait bahwa setiap tanggung jawab sosial perusahaan harus mengikuti hukum yang berlaku sebagai dasar dari kegiatan bisnis dalam alur tanggung jawab sosial.
f. Respek terhadap norma perilaku internasional; terkait kegiatan CSR yang
dilakukan tidak boleh melewati norma yang ada di dunia Internasional.
g. Respek terhadap HAM; terkait kegiatan CSR, maka harus menghargai HAM
serta mengakui dan menyadari pentingnya HAM.
Memahami begitu luasnya cakupan ruang lingkup CSR, masing-masing perusahaan mempunyai karakter dan kondisi yang berbeda-beda. Kondisi ini akan berdampak pada implementasi CSR yang berbeda pula. Namun secara komprehensif
dapat dikelompokkan atas enam bidang, yaitu:27
a. Bidang Ekonomi. Dapat dirumuskan sebagai kewajiban untuk berperan serta
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, bukan hanya internal, akan tetapi juga eksternal.
b. Bidang Politik. Para manajer dan seluruh karyawan suatu organisasi adalah
warga suatu masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana warga lainnya. Oleh karen itu mereka mempunyai kewajiban di bidang politik seperti turut menjaga stabilitas politik di masyarakat.
27
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(37)
25
c. Bidang Sosial. Perusahaan mempunyai kewajiban di bidang sosial yang
mencakup berbagai aspek, seperti tanggung jawab untuk turut serta memajukan kegiatan pendidikan pada semua jenjang.
d. Bidang Legal. Logika dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara
menyatakan bahwa ketaatan pada berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesungguhnya bukan hanya merupakan salah satu tanggung jawab sosial seseorang tetapi merupakan keharusan mutlak. Dengan ketaatan itu tertib sosial dapat terpelihara dan keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang dapat diwujudkan.
e. Bidang Etika. Norma moral dan etika dianggap baik apabila diterima oleh
masyarakat. Dan kondisi ini pun berlaku dalam dunia perusahaan, karena perusahaan merupakan anggota dari suatu komunitas yang dalam artifisial sama dengan manusia sendiri.
f. Diskresi (kebebasan mengambil keputusan). Berkaitan dengan kebijakan yang
diambil oleh pihak manajemen dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan, termasuk dalam pengambilan keputusan tentang kewajiban sosial yang akan ditunaikannya.
B. Teori Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan (empowerment) dapat didefinisikan sebagai proses maupun
(38)
yang terorganisir dan ditujukan untuk meningkatkan kekuasaan, kapasitas, atau kemampuan personal, interpersonal atau politik sehingga individu, keluarga atau masyarakat mampu melakukan tindakan guna memperbaiki situasi-situasi yang mempengaruhi kehidupannya. Sebagai sebuah hasil, pemberdayaan menunjuk pada tercapainya sebuah keadaan, yakni keberdayaan atau keberkuasaan yang mencakup state of mind, seperti perasaan berharga dan mampu mengontrol kehidupannya, reallocation of power yang dihasilkan dari pemodifikasian struktur sosial.
Dengan demikian, baik proses maupun tujuan, pemberdayaan mencakup tidak hanya peningkatan kemampuan seseorang atau sekelompok orang melainkan pula perubahan sistem dan struktur sosial. Pemberdayaan tidak hanya mencakup peningkatan kemampuan dalam bidang ekonomi misalnya pendapatan, melainkan pula kemampuan dalam bidang sosial-politik misalnya menyatakan aspirasi, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, menjangkau sumber-sumber kemasyarakatan dan pelayanan sosial.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan terencana kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangkau dan memobilisasi sumber, berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
(39)
27
Meskipun pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau kelas masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki
karakteristik lemah atau rentan dalam aspek:28
a. Fisik: orang dengan kecacatan dan kemampuan khusus
b. Psikologis: orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri
c. Finansial: orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal, dan aset yang
mampu menopang kehidupannya.
d. Struktural: orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya,
gender, etnis, orientasi seksual, pilihan politiknya.
e. Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha,
perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah tersebut memiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan disini bukan saja dalam arti fisik dan ekonomi melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial.
Dari beberapa pengertian tentang pemberdayaan dapat disimpulkan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus ada juga kegiatan-kegiatan penyediaan sumberdaya, penyediaan kesempatan, pembekalan pengetahuan dan keterampilan, semua itu dapat dikatakan bertujuan ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti tujuan
28
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.110.
(40)
untuk individu dan keluarga yang diberdayakan yaitu meningkatkan kapasitas individu dan komunitas guna menentukan masa depan mereka. Ke luar berarti tujuan untuk cakupan yang lebih luas yaitu masyarakat, yaitu dengan berpartisipasinya individu dan keluarga tersebut dalam mempengaruhi kehidupan komunitas sehingga masyarakat mempunyai kemampuan dan kemandirian.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu teknik dari pengembangan masyarakat, yang juga menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sosial. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, dapat dijelaskan bahwa yang pokok bagi pemberdayaan adalah kemauan untuk menantang otoritas formal dan melepaskan diri dari ketergantungan pada mereka yang berkuasa. Oleh karena itu pemberdayaan
masyarakat tidak dapat dijalankan ditengah masyarakat yang tidak
menginginkannya.29
C. Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai etika bisnis perusahaan, yang diimplementasikan sebagai suatu kebijakan dan program telah memberikan dampak pada masyarakat sekitar, baik secara ekonomi, sosial, dan politik. CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan yang didasari pada tiga prinsip dasar yang dikenal
dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P (profit, people dan planet) yang
dipopulerkan oleh John Elkington tahun 1997 melalui bukunya berjudul “Cannibals
29
Arief Subhan, Yusro Kilun, Islam yang Berpihak: Filantropi Islam dan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: DakwahPress, 2007), h. 61.
(41)
29
with forks, the Triple Line of Twentieth Century Business”.30Triple Bottom Line-nya menjelaskan bahwa idealnya kebijakan dan program CSR merupakan suatu bentuk pembelajaran partisipatif yang diharapkan mampu menjadi sarana pemberdayaan (empowerment) masyarakat. Oleh karena itu, program CSR dibangun atas dasar untuk memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.
Implementasi program CSR perusahaan telah menyebabkan perubahan serta berdampak pada aspek ekologi, struktur sosial, kultur masyarakat, taraf hidup
masyarakat, penilaian masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap karakteristik
CSR, dan sinergitas kebijakan dan program keempat realitas tersebut selanjutnya
mengkonstruksikan persepsi masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap CSR
perusahaan. Perubahan, dampak, dan persepsi tersebut secara konseptual dapat
memberikan “umpan balik” (feed back) untuk memformulasikan kembali kebijakan
dan program CSR perusahaan.31 Implementasi dari program CSR yang tepat sasaran
bisa berdampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat lapisan bawah.
D. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perspektif Pemberdayaan Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diimplementasikan perusahaan dalam perspektif pemberdayaan didisain
berlandaskan pada “the empowerment is road to participation”. Kebijakan ini merupakan suatu upaya pemberdayaan yang diharapkan mampu menumbuh dan
30
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam:Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 209
31
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 254.
(42)
meningkatkan tidak hanya partisipasi masyarakat tetapi lebih dari itu, menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi multipihak. Proses-proses pemberdayaan dalam CSR ini menggunakan pola-pola partisipasi terkini, bahwa tatakelola yang baik dalam
program pembangunan menunjukkan pergeseran tipe partisipasi dari “community
participation” bergeser ke stakeholders participation”.
Partisipasi masyarakat aktivitas CSR adalah suatu proses aktif dan inisiatif yang diambil oleh warga komunitas itu sendiri, dibimbing melalui cara mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses (kelembagaan dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
Dengan demikian, proses pemberdayaan masyarakat dapat dimaknai sebagai usaha untuk pengembangan, kemandirian, keswadayaan dan memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan. Pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain.32
32
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 236.
(43)
31
E. Review Studi Terdahulu
Penulis merujuk beberapa sumber sebagai dasar pada penelitian, diantaranya:
Jurnal Manusia dan Lingkungan vol.20 no.1 tahun 2013 oleh Partini yang berjudul CSR dan Pemberdayaan Masyarakat (Studi Implementasi CSR-PTBA di Muara Enim, Sumatera Selatan. Jurnal ini berisi tentang program CSR-PTBA dan hasil dari kebijakan PTBA yang mampu memberdayakan masyarakat dengan memberikan hak milik atas tanah dan bangunan serta pendukung yang lengkap untuk
kepentingan umum. Berdasarkan hasil analisa, dapat ditemukan adanya best practices
dari kebijakan PTBA yang mampu memberdayakan masyarakat dengan memberikan hak milik atas tanah dan bangunan serta sarana pendukung yang lengkap untuk kepentingan umum. Dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap PTBA, PSLH-UGM melakukan penelitian, memediasi dan mensosialisasikannya, sehingga tidak muncul konflik kepentingan dan tidak terjadi konflik yang manifest.
Tesis dari Hasan Asy’ari, SH yang berjudul Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai modal sosial pada PT NEWMONT tahun 2009 Universitas Diponegoro Semarang Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana.
Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif , yaitu data sekunder yang berupa
teori, definisi dan substansinya dari berbagai literatur, dan peraturan perundang-undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi lapangan, kemudian dianalisis dengan undang-undang, teori dan pendapat pakar yang
(44)
relevan, sehingga didapat kesimpulan tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan yang berkaitan dengan pengentasan masalah-masalah sosial
kemasyarakatan. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya, PT Newmont melakukan kegiatan-kegiatan Pembangunan Masyarakat yaitu pendidikan, Infrastruktur, Perbaikan Kesehatan, Pendidikan Kejuruan dan Pengembangan Bisnis, Program Pertanian dan Perikanan, Program Perbaikan Habitat Laut Minahasa.
Skripsi dari Sri Subekti Sunaryo yang berjudul Konsep dan Strategi Corporate
Social Responsibility (CSR) PT Takaful Indonesia tahun 2009 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Berdasarkan hasil analisa, konsep dan strategi CSR PT. Takaful Indonesia melalui unit sosial perusahaan yaitu Yayasan Amanah Takaful (YAT)
mengimplementasikan CSR berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, dan Ushul Fiqh sebagai
pedoman implementasi CSR. Adapun strategi CSR PT. Takaful Indonesia dalam penerapan programnya yaitu pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial dengan kegiatan-kegiatan dari tahun 2004 hingga 2008.
Skripsi dari Dessy Dwi Mulyani yang berjudul Implementasi Program Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Pemberdayaan UMKM pada Bank Mandiri tahun 2011 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisa,
(45)
33
bahwa program CSR Bank Mandiri telah dilaksanakan dan dijalankan dengan baik sesuai dengan peraturan menteri dan dokumen-dokumen terkait yang ada. Adapun kelemahan Bank Mandiri dalam menjalankan program CSR yaitu kurangnya SDM yang ada dalam hal jumlah staf PKBL dan adanya tingkat kemacetan pengembalian pinjaman yang masih sangat tinggi.
Berbeda dengan sebelumnya, pada penelitian ini akan membahas tentang
implementasi alokasi dari Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan
asuransi. Metode yang digunakan adalah kualitatif kemudian dikembangkan dengan deskriptif analisis. Alat ukur untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari kegiatan CSR yang diimplementasikan menggunakan analisis SWOT. Hasil analisa dari penelitian ini adalah implementasi CSR yang dilakukan oleh PT Tugu Pratama Indonesia yang dialokasikan dalam program pendidikan dan non pendidikan lebih banyak berkontribusi dalam bidang non pendidikan, dan pola alokasi yang diterapkan PT Tugu Pratama Indonesia adalah secara langsung dan bermitra dengan pihak lain.
(46)
34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang dihasilkan berupa data kualitatif yang dikembangkan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan objek
yang diteliti.33 Catatan deskriptif berupa deskripsi atau gambaran rinci tentang lokasi,
situasi, kejadian atau peristiwa atau apapun yang diamati peneliti.34 Format deskriptif
kualitatif pada penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus ini memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena dan memungkinkan studi ini dapat mendalam dan demikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini.
Ciri-ciri studi kasus adalah sebagai berikut:
1. Studi kasus bukan suatu metode penelitian, melainkan suatu bentuk studi
(penelitian) tentang masalah yang khusus.
33
Ronny Kountur, Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2005), cet-3, h. 105.
34
Nusa Putera, Penelitian Kualitatif: proses dan aplikasi, (Jakarta: PT Indeks, 2012) cet-2, h. 122.
(47)
35
2. Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal atau suatu kelompok, seperti suatu
kelas dan kelompok profesional.
3. Masalah yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau kompleks.
4. Tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman yang mendalam tentang suatu
kasus, atau dapat dikatakan untuk memahami makna data bukan sekedar deskripsi suatu fenomena.
5. Studi kasus tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi, walaupun studi kasus
dapat dilakukan terhadap beberapa kasus.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,
dengan menggunakan berbagai bentuk data kualitatif.35 Dengan pendekatan kualitatif
ini penulis harap dapat menggambarkan bagaimana implementasi CSR dengan program-program yang dilakukan dalam upaya pemberdayaan terhadap masyarakat
muslim.36
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan berbagai sumber data. Penggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci dan komprehensif yang menyangkut objek yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai validitas (kredibilitas) dan reliabilitas (konsistensi) penelitian. Dengan adanya berbagai sumber
35
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara: 2013), h. 131.
36
(48)
data tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya. Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak, dan dokumen.
Dalam menyusun skripsi ini penulis akan menggunakan 2 jenis sumber data, yaitu:
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang didapatkan langsung dari hasil wawancara kepada pihak PT Tugu Pratama Indonesia yang ditujukan kepada divisi yang berwenang dan berkaitan langsung dengan masalah yang dibahas yaitu Divisi Corporate Secretary Group.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku serta sumber lain yang berkaitan dengan penyusunan skripsi ini.
Agar sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan (Field Research), merupakan data primer yang didapatkan
dari PT Tugu Pratama Indonesia. Dengan menggunakan metode ini penulis mendapatkan data dan informasi langsung dari PT Tugu Pratama Indonesia
(49)
37
mengenai alokasi CSR PT Tugu Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat.
b. Dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
dokumen dan rekaman. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen. Penggalian studi dokumentasi dapat menjadi pelengkap bagi proses penelitian kualitatif. Dokumen sebagai sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama untuk menguji, menafsirkan, dan bahkan untuk meramalkan. Alasan kenapa studi dokumen berguna bagi penelitian kualitatif, yaitu karena merupakan sumber yang stabil dan kaya, berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, berguna dan sesuai karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks, relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.37
Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data atau laporan yang diperoleh dari PT Tugu Pratama Indonesia yang terkait dengan CSR dan laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
a. Penelitian kepustakaan (library research), merupakan data sekunder yang
mendukung data primer. Penulis akan melakukan penelitian terhadap literatur
37
(50)
yang terkait dengan masalah dalam penulisan skripsi ini. Literatur ini bisa berupa buku, internet, surat kabar, majalah, dan lain-lain yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas dalam penulisan ini.
b. Wawancara (Interview), merupakan suatu bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.38.
wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Dalam penelitian ini peneliti langsung mewawancarai CSR Specialist Corporate Secretary yaitu Bapak Suliansyah mengenai kegiatan CSR yang dilakukan dan yang terkait terhadap upaya pemberdayaan masyarakat.
C. Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Tugu Pratama Indonesia yang bertempat di Lantai 3 Wisma Tugu 1 Jl. H.R. Rasuna Said, Kav C 8-9 Jakarta, Indonesia 12920. Relevansi metodologis, mengapa perusahaan ini dipilih karena PT Tugu Pratama Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi yang telah melakukan tanggung jawab perusahaannya, serta adanya kegiatan yang
38
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif¸ (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) h. 180.
(51)
39
menunjang pemberdayaan bagi masyarakat sehingga cukup representatif untuk meneliti CSR dari perusahaan ini terutama dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.
D. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah menggunakan “pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.
E. Analisa Data
Analisa data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari
pola atau tema, dengan maksud untuk memahami maknanya.39 Artinya, semua
analisa data kualitatif akan mencakup penelusuran data dan didapatkan melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola yang dikaji oleh peneliti.
Analisa data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya, memilih, dan mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesiskannya, mencari pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain. dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis
39
(52)
deskriptif, yaitu penelitian untuk memberikan penjelasan mengenai karakteristik suatu populasi atau fenomena tertentu, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul
secara apas adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.40
F. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengts dan
Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan
ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. 41 Dengan menggunakan
40
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006) h. 274.
41
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 18.
(53)
41
analisis ini dimaksudkan agar dapat diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya.42
42 Gumbira Sa’id,
Manajemen Strategi Perspektif Syariah, (Jakarta: PT. Khairul Bayaan, 2003), h. 33.
(54)
42 BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil PT Tugu Pratama Indonesia
1. Sejarah Singkat PT Tugu Pratama Indonesia
PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia yang resmi berdiri pada 25 November 1981. Pada awal masa berdirinya, PT Tugu Pratama Indonesia memfokuskan bisnis pada pemberian pertanggungan risiko yang terjadi di industri minyak dan gas nasional, terutama perlindungan asuransi atas aset yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) selaku induk usaha.
Dengan pengalaman lebih dari 32 tahun, dan didukungan struktur keuangan yang solid, tenaga ahli yang profesional, serta jaringan baik dalam dan luar negeri yang kokoh, kini PT Tugu Pratama Indonesia bertransformasi menjadi salah satu pemain terdepan di bisnis asuransi minyak dan gas. PT Tugu Pratama Indonesia menangani sejumlah klien besar, baik dalam maupun luar negeri, khususnya PT Pertamina (Persero) dan afiliasinya serta para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hingga
berbagai korporasi besar yang memiliki high business portofolio.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia usaha, PT Tugu Pratama Indonesia menjawab tantangan pasar dengan melebarkan bisnis ke ranah asuransi non
(55)
43
yang berbasis bisnis konvensional maupun syariah. Beragam produk asuransi umum dirancang guna memenuhi kebutuhan pasar akan perlindungan asuransi yang smenyeluruh, seperti asuransi penerbangan, asuransi kredit, asuransi kebakaran & properti, asuransi pengangkutan dan rangka kapal, asuransi kendaraan, hingga asuransi kesehatan. Sehingga kini, klien PT Tugu Pratama Indonesia mulai merambah dari berbagai sektor.
Keberhasilan PT Tugu Pratama Indonesia dalam menjadi salah satu pemain utama di industri asuransi umum tidak dapat terlepas dari empat faktor utama, yaitu :
1. Financial Strength. Kekuatan permodalan yang solid dengan strategi investasi
yang komprehensif menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki PT Tugu Pratama Indonesia.
2. First Security. PT Tugu Pratama Indonesia memiliki dukungan retensi dan
reasuransi yang memiliki reputasi baik.
3. Reliable. Pengalaman selama lebih dari 30 tahun menjadikan PT Tugu Pratama
Indonesia sebagai perusahaan asuransi yang tepercaya dalam memberikan pertanggungan atas suatu risiko.
4. Expertise. PT Tugu Pratama Indonesia memiliki tenaga ahli yang profesional dan
berpengalaman yang mendukung upaya perusahaan dalam menjadi perusahaan asuransi terdepan di Indonesia sekaligus mewujudkan misi perusahaan untuk diakui sebagai perusahaan asuransi dan manajemen risiko terkemuka berkelas dunia.
(56)
Di sisi lain, PT Tugu Pratama Indonesia juga terus memperkuat bisnis lokal. Saat ini, operasionalisasi PT Tugu Pratama Indonesia didukung oleh beberapa kantor cabang yang berlokasi di Surabaya, Bandung, Medan, dan Balikpapan. Sinergi diantara jaringan kantor cabang yang dimiliki diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan dalam memberikan layanan terbaik kepada klien baik dari lingkungan bisnis Pertamina Group maupun Non Pertamina.
2. Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia
Gambar 4. 1. Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia
(57)
45
3. Visi dan Misi CSR PT Tugu Pratama Indonesia
a. Visi
“Menjadi Perusahaan Asuransi yang memiliki kepedulian sosial tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya dalam upaya menunjang pertumbuhan ekonomi
nasional berkelanjutan”
b. Misi
1. Melaksanakan komitmen korporat atas Corporate Social Responsibility (CSR) /
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan (Stakeholders) untuk mendukung pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan.
2. Melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian sosial serta lingkungan
untuk sebuah peran serta aktif dalam pembangunan masyarakat Indonesia yang berkelanjutan.
3. Membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku
kepentingan (Stakeholders) untuk mendukung pencapaian tujuan korporasi terutama dalam membangun citra dan reputasi korporasi.
4. Maksud dan Tujuan CSR PT Tugu Pratama Indonesia43
Selain menjadi komitmen yang menjiwai jalannya perusahaan, secara lebih mendetail strategi CSR ikut mendukung pencapaian tujuan perusahaan dalam hal:
43
Direksi PT Tugu Pratama Indonesia, Surat Keputusan tentang Kebijakan Strategi Program Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama Indonesia, Jakarta: 30 Agustus 2013
(58)
1. Mewujudkan tanggung jawab sosial dan etika perusahaan dalam rangka peran serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan
2. Memperkuat merek produk perusahaan dan menciptakan nilai kompetitif di
tengan persaingan industri asuransi
3. Memperkuat positivitas citra maupun reputasi perusahaan
4. Meminimalisir dampak negatif perusahaan
5. Membantu mengelola risiko perusahaan, maupun mengurangi pengeluaran akibat
risiko atau konflik yang timbul dari jalannya perusahaan
6. Memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkembang, baik secara
pengetahuan maupun tingkat ekonomi
7. Memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan keterampilan agar
mampu menjadi individu yang mandiri
B. Kontribusi CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam Pemberdayaan Masyarakat
Program CSR PT Tugu Pratama Indonesia sudah dilaksanakan sejak tahun 1990, pada saat itu belum dinamakan CSR namun, hanya sebagai bentuk kepedulian dari perusahaan kepada masyarakat sekitar. PT Tugu Pratama Indonesia selalu berupaya untuk memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat atas dasar kepedulian. PT
Tugu Pratama Indonesia mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai
(59)
47
bentuk kegiatan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, baik di daerah pedesaan maupun masyarakat kota.
Besarnya dana CSR yang dikeluarkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia dalam
hal ini diatur oleh Divisi Corporate Secretary Group dan besaran dananya tidak
dianggarkan berapa persen dari keuntungan, namun dilihat dari anggaran PT Tugu Pratama Indonesia dalam bentuk program CSR yang akan dilakukan setahun
mendatang.44 Penanggung jawab atas serangkaian aktivitas CSR yang dilakukan
perusahaan adalah Corporate Secretary Group. Sebagai bentuk komitmen terhadap
kemajuan masyarakat dan lingkungan, PT Tugu Pratama Indonesia telah menyiapkan anggaran khusus yang mendukung pelaksanaan program CSR.
Sejak tahun 2012 sampai dengan 2014, PT Tugu Pratama Indonesia telah melakukan program CSR sebanyak 26 program. Penulis telah membagi program tersebut kedalam 2 kategori yaitu program pendidikan dan non pendidikan. Program CSR dalam bidang pendidikan terdapat 6 program, sedangkan untuk program non pendidikan seperti kesehatan dan bantuan dana terdapat 20 program.
Program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam bidang pendidikan yaitu:
1. Beasiswa pendidikan STIMRA Diploma 3 dan kesempatan magang kerja di PT
Tugu Pratama Indonesia
2. Dukungan aktivitas pendidikan dan kebudayaan nasional yang dilakukan
beberapa universitas
44
Wawancara Pribadi dengan Suliansyah. CSR Specialist PT Tugu Pratama Indonesia. Jakarta, 28 Mei 2015.
(60)
3. Pembangunan (tahap II) gedung pendidikan (TK & TPA) dan keagamaan (Majelis Taklim, dsb) di daerah Pondok Gede, Jakarta. Untuk pengadaan CSR ini bersinergi dengan PT Pertamina (Persero)
4. Komitmen TPI dalam meningkatkan kualitas anak bangsa dengan memberikan
sumbangan dana untuk mendukung kegiatan Wisuda mahasiswa STIMRA
5. Peresmian Gedung Pendidikan dan Sebaguna Masyarakat, Sukabumi (2011)
Merintis dan membina Kampung Cipeureu, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Sukabumi Jawa Barat, sejak tahun 2003.
6. TPI Mengajar
Memberikan penyuluhan dan pengetahuan asuransi kepada siswa kelas X & XI di 3 Sekolah Menengah Atas.
Adapun program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam bidang Non Pendidikan yaitu :
1. Polis premi Personal Accident yang sudah diadakan semenjak tahun 2008 dan
komitmen terus dilanjutkan sampai awal tahun 2012 untuk Pendakian 7 Puncak Dunia (7 Summits)
2. Dukungan aktivitas penanaman pohon trembesi (Go Green) yang dilaksanakan
oleh APPARINDO
3. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat miskin / Desa Bulakan
(61)
49
4. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat berupa pengadaan Posyandu
Balita & Lansia di Kel Kebon Bawang Tanjung Priok
5. Dukungan Turnamen Catur Terbuka Pertamina Cup
6. Pemberian Dana Bantuan berupa pengembang biakan ikan Lele di Kampung
Apung - Jakarta Barat
7. Pemberian sumbangan dana untuk fasilitas renovasi Perpustakaan Musholla Al-
Mukhlisin
8. Bantuan dana untuk Hewan Qurban yang merupakan rutinitas setiap tahun yang
dilaksanakan bersama dengan Musholla Nururrazaq
9. Bantuan dana untuk Perayaan Natal di Panti Werda bersama TUGU Group
10.Pelaksanaan Acara Khitanan Massal yang juga merupakan rangkaian acara HUT
TPI ke-31 tahun dan bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ)
11.CSR lanjutan untuk Penanaman Pohon Manggis dan Pohon Albasia di Kampung
Tugu Cipeureu
12.“Kampoeng Ternak”, Sukabumi
13.Menjalin kerjasama erat dengan Dompet Dhuafa dalam program bantuan dana
bergulir untuk pemberdayaan Lembaga Pertanian Sehat (padi organik) dan Kampoeng Ternak Domba sejak tahun 2007.7 Summits Expedition
Berkomitmen menjadi insurance provider sponsorship untuk beberapa kegiatan
olah raga maupun patriotisme, antara lain Seven Summits oleh tim Wanadri untuk mengibarkan bendera merah putih di 7 puncak tertinggi dunia selama tahun 2010-2012.
(62)
14.Baksos Idul Adha, Jakarta (2008)
Kegiatan sosial rutin lainnya berupa Baksos Ramadhan, Baksos Idul Adha, pemberian beasiswa pendidikan, dukungan terhadap pembangunan tempat ibadah, dan program-program lainnya.
15.Sumbangan untuk Kampung Apung, Jakarta Barat
Sumbangan untuk Kampung Apung-Jakarta Barat yang ditujukan untuk kegiatan Budidaya Lele Kolam Terpal dan untuk mengoptimalkan potensi lain dari lingkungan yang ada di Kampung Apung.
16.Pemeriksaan Mata & Pemberian Kacamata Gratis
PT. Tugu Pratama Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya untuk pemeriksaan mata dan pemberian 130 buah kacamata gratis bagi 4 Sekolah Dasar di wilayah Menteng Atas Jakarta Selatan
17.Operasi Katarak Gratis
Dalam rangka HUT ke 33 TPI bekerjasama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya mengadakan Operasi Katarak Gratis bagi 107 peserta. Operasi katarak gratis di Rumah Sakit Pertamina Jaya tanggal 6 Desember 2014
18.Buka Puasa Bersama Anak Yatim
19.TPI berkomitmen mendukung kegiatan keagamaan melalui acara buka puasa
bersama dengan anak yatim pada bulan Ramadhan
20.Baksos Idul Adha Tahun 2014 Musholla Nurrurozaq, TPI
(63)
51
Sebagai bentuk konsistensinya dalam rangka ikut berperan dalam memberikan sumbangsih atau bantuan kepada masyarakat, PT Tugu Pratama Indonesia selalu rutin melakukan kegiatan CSR dari tahun ke tahun. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut yakni :
Tahun 2012
1. Beasiswa pendidikan STIMRA Diploma 3 dan kesempatan magang kerja di PT
Tugu Pratama Indonesia
2. Polis premi Personal Accident yang sudah diadakan semenjak tahun 2008 dan
komitmen terus dilanjutkan sampai awal tahun 2012 untuk Pendakian 7 Puncak Dunia (7 Summits)
3. Dukungan aktivitas pendidikan dan kebudayaan nasional yang dilakukan
beberapa universitas
4. Dukungan aktivitas penanaman pohon trembesi (Go Green) yang dilaksanakan
oleh APPARINDO
5. Pembangunan (tahap II) gedung pendidikan (TK & TPA) dan keagamaan
(Majelis Taklim, dsb) di daerah Pondok Gede, Jakarta. Untuk pengadaan CSR ini bersinergi dengan PT Pertamina (Persero)
6. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat miskin / Desa Bulakan
Banten - Jabar yang merupaka kegiatan CSR rutin tiap tahunnya.
7. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat berupa pengadaan Posyandu
(64)
8. Dukungan Turnamen Catur Terbuka Pertamina Cup
9. Pemberian Dana Bantuan berupa pengembang biakan ikan Lele di Kampung
Apung - Jakarta Barat
10.Pemberian sumbangan dana untuk fasilitas renovasi Perpustakaan Musholla Al-
Mukhlisin
11.Bantuan dana untuk Hewan Qurban yang merupakan rutinitas setiap tahun yang
dilaksanakan bersama dengan Musholla Nururrazaq
12.Komitmen TPI dalam meningkatkan kualitas anak bangsa dengan memberikan
sumbangan dana untuk mendukung kegiatan Wisuda mahasiswa STIMRA
13.Bantuan dana untuk Perayaan Natal di Panti Werda bersama TUGU Group
14.Pelaksanaan Acara Khitanan Massal yang juga merupakan rangkaian acara HUT
TPI ke-31 tahun dan bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ)
15.CSR lanjutan untuk Penanaman Pohon Manggis dan Pohon Albasia di Kampung
Tugu Cipeureu
Tahun 2013
1. Peresmian Gedung Pendidikan dan Sebaguna Masyarakat, Sukabumi (2011)
2. Merintis dan membina Kampung Cipeureu, Desa Hegarmanah, Kecamatan
Cicantayan, Sukabumi Jawa Barat, sejak tahun 2003.
(65)
53
Menjalin kerjasama erat dengan Dompet Dhuafa dalam program bantuan dana bergulir untuk pemberdayaan Lembaga Pertanian Sehat (padi organik) dan Kampoeng Ternak Domba sejak tahun 2007.
4. 7 Summits Expedition
Berkomitmen menjadi insurance provider sponsorship untuk beberapa kegiatan
olah raga maupun patriotisme, antara lain Seven Summits oleh tim Wanadri untuk mengibarkan bendera merah putih di 7 puncak tertinggi dunia selama tahun 2010-2012.
5. Baksos Idul Adha, Jakarta (2008)
Kegiatan sosial rutin lainnya berupa Baksos Ramadhan, Baksos Idul Adha, pemberian beasiswa pendidikan, dukungan terhadap pembangunan tempat ibadah, dan program-program lainnya.
6. Sumbangan untuk Kampung Apung, Jakrta Barat
Sumbangan untuk Kampung Apung-Jakarta Barat yang ditujukan untuk kegiatan Budidaya Lele Kolam Terpal dan untuk mengoptimalkan potensi lain dari lingkungan yang ada di Kampung Apung.
Tahun 2014
1. TPI Mengajar
Memberikan penyuluhan dan pengetahuan asuransi kepada siswa kelas X & XI di 3 Sekolah Menengah Atas
(66)
PT. Tugu Pratama Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya untuk pemeriksaan mata dan pemberian 130 buah kacamata gratis bagi 4 Sekolah Dasar di wilayah Menteng Atas Jakarta Selatan
3. Operasi Katarak Gratis
Dalam rangka HUT ke 33 TPI bekerjasama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya mengadakan Opearsi Katarak Gratis bagi 107 peserta. Operasi katarak gratis di Rumah Sakit Pertamina Jaya tanggal 6 Desember 2014
4. Buka Puasa Bersama Anak Yatim
TPI berkomitmen mendukung kegiatan keagamaan melalui acara buka puasa bersama dengan anak yatim pada bulan Ramadhan
5. Baksos Idul Adha Tahun 2014 Musholla Nurrurozaq, TPI
6. Baksos Idul Fitri Tahun 2014 Desa Kertasari, Majalengka
Dari beberapa kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa program-program CSR yang diimplementasikan tidak hanya sebatas di Jakarta saja, namun juga di berbagai wilayah seperti Sukabumi, Banten dan lainnya. Di wilayah Jakarta sendiri, alokasinya juga dilakukan tersebar di beberapa wilayah seperti di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Pemilihan lokasi untuk menempatkan program CSR dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan dan non pendidikan, dialokasikan kepada wilayah dimana lokasi tersebut memang tidak/belum mendapat bantuan dari pemerintah atau pihak lain.
(1)
juga meningkat. Kita pernah melakukan kegiatan semacam kampung binaan dan kita pernah berdampingan dengan dompet dhuafa, dan lain-lain dan ada peternakan domba sehat, pertanian organik, dan itu sebagai jembatan kita terhadap kegiatan CSR yang kita lakukan.
c. Bagaimana sistem pelaporan atau evaluasi dari kegiatan CSR ini? Menggunakan media seperti apa baik internal maupun eksternalnya?
Menggunakan media cetak seperti foto, koran, Dari luar misalnya diliput melalui media cetak seperti koran, berita, elektronik, dan radio. Setiap melakukan kegiatan selalu ada laporannya.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)