Zakat Produktif LANDASAN TEORI

27 h. Akan lebih efektif bila program pengembangan masyarakat pada awalnya memperoleh bantuan dan dukungan pemerintah. Selain itu sumber-sumber dari organisasi sukarela non-pemerintah harus dimanfaatkan. Dengan demikian pola-pola pemberdayaaan ekonomi masyarakat bukan sekedar diartikan sebagai keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu kegiatan, melainkan dipahami sebagai kontribusi mereka dalam setiap tahapan yang mesti dilalui oleh suatu program kerja pemberdayaan ekonomi masyarakat. 47

B. Zakat Produktif

a. Pengertian Zakat Produktif

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu Al-Barakatu keberkahan, Al-Namaa pertumbuhan dan perkembangan, Ath-Thaharatu kesucian, dan Ash-Shalahu keberesan. 48 Secara istilah zakat adalah bahwa zakat itu merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkannya kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. 49 47 Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat Wirausaha”, Jakarta: CV. Pustaka Amri,2005, h.55. 48 Mahmud Yunus, “Kamus Arab-Indonesia”, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjema Pentafsiran Al-Qur ’an, 1973, h.156. 49 Didin Hafidhuddin, “Zakat dalam Perekonomian Modern”,Jakarta: Gema Insani,2002, h.7. 28 Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat at-Taubah:103 ْمَُِ ٌنَكَس َكَتوَلَص َنِإ ْمِهْيَلَع ِلَصَو اَِِ ْمِهيِكَزُ تَو ْمُهُرِهَطُت ًةَقَدَص ْمَِِِوْمَأ ْنِم ْذُخ ٌميِلَع ٌعيََِ ُهَللاَو Artinya: “Ambillah sebahagian dari harta mereka menjadi sedekah, supaya dengannya engkau membersihkan mereka dan mensucikan mereka dan doakanlah untuk mereka, sesungguhnya doamu itu menjadi ketenteraman bagi mereka. Dan ingatlah Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.” QS. AT-Taubah: 103 Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi pemerataan karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan golongan miskin, mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin. Jadi dengan adanya fungsi ganda zakat, Kesenjangan sosial yang dihadapi seperti kapitalisme maupun sosialisme dengan sendirinya akan terkikis. 29 Umat Islam merupakan umat yang mulia, umat yang dipilih Allah untuk mengemban risalah, agar mereka menjadi khalifah dimuka bumi. Tugas umat Islam mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram, dan sejahtera. Oleh karena itu, Islam seharusnya menjadi rahmat bagi seluruh alam. Tetapi kenyataannya umat Islam masih jauh dari kondisi ideal, karean belum optimal dalam mengelola potensi yang ada. Bila seluruh potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah, dikembangkan secara baik, dipadukan potensi aqidah Islamiyah tentu akan lebih optimal. Maka kesadaran beragama dan ukhuah Islamiyah kaum muslimin akan semakin meningkat maka kesulitan ekonomi akan semakin sedikit. Salah satu sisi ajaran Islam yang harus ditangani secara serius menyangkut penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak, dan shadaqah. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya dizaman keemasan Islam. 50 Sedangkan produktif berasal dari bahasa inggris productive yang berarti banyak menghasilkan. Secara umum produktif productive berarti banyak menghasilkan karya atau barang. Produktif juga berarti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil. 51 50 Lili Bariadi dan Muhammad Zen, “Zakat Wirausaha”, Jakarta: CV. Pustaka Amri,2005, h.6-7. 51 Anwar - Desi, “Kamus Lengkap I Milliard”, Surabaya: Amelia,2003, h.291. 30 Pengertian produktif dalam hal ini, kata yang disifati yaitu kata zakat. Sehingga zakat produktif yang artinya zakat dimana dalam pendistribusiannya bersifat produktif yang merupakan lawan dari konsumtif. Lebih jelasnya zakat produktif adalah pendayagunaan secara produktif, yang pendistribusiannya lebih kepada bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam pengertian lebih luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara. Cara pemberian yang tepat guna, efektif manfaatnya dengan sistem yang serba guna dan produktif, sesuai dengan pesan syari’at dan peran serta fungsi sosial ekonomi dari zakat. Zakat produktif dengan demikian adalah zakat dimana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para Mustahik tidak dihabiskan, akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus. Penyaluran zakat secara produktif ini pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Dikemukakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW telah memberikan zakat kepadanya lalu menyuruhnya untuk dikembangkan atau dishadaqahkan lagi. 52 Landasan awal pengelolaan zakat produktif adalah bagaimana dana zakat tidak habis dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari, teteapi 52 http:www.pias-ktb.com201202263-zakat-produktif.html oleh Hakam Ahmed EJ.Chudrie, diakses Tanggal 06 Maret 2015 Jam 12:10 WIB. 31 lebih dipergunakan untuk melancarkan usahanya. Bukankah Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita sebagaimana terdapat dalam hadist beliau yang dir iwayatkan oleh Imam Bukhari: “Tidak ada sesuatu makanan yang lebih baik bagi seseorang melainkan apa yang dihasilkan dari karya tangannya sendiri.” Disamping itu ada pepatah mengatakan “Berikanlah kail, bukan ikannya.” Oleh sebab itu, modal usaha yang digulirkan dari dana zakat diharapkan menjadi kail yang mampu menangkap ikan-ikan yang tersedia di alam. 53 Dengan modal penyaluran dana zakat diharapkan Mustahik dapan lebih berproduktif dan mampu meningkatkan perekonomian sehari- harinya secara mandiri. Zakat Terbagi Menjadi Dua: Zakat Harta dan Zakat Fitrah Zakat terdiri dari zakat harta dan zakat fitrah. Yang dimaksud dengan zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dan dalam jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan harta dan dikeluarkan pada saat hari raya idul fitri. 54 Penulis akan membatasi pembahasan ini tentang zakat harta saja. ketika sampai pada nisabnya disyaratkan adanya kelebihan dari kebutuhan dasar dan kehidupan umat Islam, seperti makanan, pakaian, 53 http:www.pias-ktb.com201202263-zakat-produktif.html oleh Hakam Ahmed EJ.Chudrie, diakses Tanggal 06 Maret 2015 Jam 12:32 WIB. 54 M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ”, Jakarta: UI-Press,1988, h.42. 32 tempat tinggal, alat transportasi dan alat-alat yang membantu profesi serta produksi, dan disyaratkan lewatnya masa satu tahun dimulai dari awal kepemilikan penuh pada barang-barang tersebut. Zakat harta memiliki tiga segi : 55 1. Segi Ibadah: pada sisi ini niat untuk memberi menurut para ulama, dan amal bertujuan untuk melaksanakan perintah Allah. 2. Segi Sosial: saling memberi antar sesama umat muslim, yang kaya dapat memberikan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan, sehingga mereka dapat terbantu. Kemudian fakir miskin mempunyai hak atas zakat tersebut. Begitu juga Amil, mereka yang mempunyai banyak hutang, Muallaf, para budak, Fisabilillah dan Ibnu Sabil. 3. Segi Ekonomi: inilah yang akan penulis bahas lebih detail pada pembahasan ini. Segi ekonomi merupakan sisi pelengkap dari zakat. Walaupun masalah ekonomi merupakan pembahasan yang sudah sering dilakukan dalam usaha mengembangkan keuangan, tetapi kajian ekonomi zakat sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, peran zakat yang sebenarnya belum pernah terwujud pada kehidupan masyarakat, baik dari kegiatan pendayagunaan harta yang diambil dari harta zakat dan macam-macamnya maupun pengumpulan harta zakat dari tingkatan-tingkatan masyarakat dan membagikannya kepada kelompok yang berhak. Sebenarnya dari sini masyarakat dapat bergerak dengan srikulasi keuangan tersebut, baik segi 55 Abdul Al- Hamid Mahmud, “Ekonomi Zakat”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006, h.3-4. 33 keuangan maupun kemanusiaan untuk menuju ke kemajuan yang sebenarnya. Hal itu dapat dicapai hanya dengan menunaikan satu kewajiban, yaitu membayar zakat. Allah Maha Benar ketika mengatakan “ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka ….” QS.AT- Taubah: 103 Berdasarkan ayat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa zakat merupakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

b. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat ialah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat- syarat tertentu. 56 Zakat dalam AL- Qur’an disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain: َنِإ ِهّللا َد ِع ُوُدََِ ٍَْْخ ْنِم مُكِسُفنَأ ْاوُمِدَقُ ت اَمَو َةاَكَزلا ْاوُتآَو َةَاَصلا ْاوُميِقَأَو ٌِْصَب َنوُلَمْعَ ت اَِِ َهّللا Artinya: “Dan dirikanlah oleh kamu akan sembahyang dan tunaikanlah zakat; dan apa jua yang kamu dahulukan dari kebaikan untuk diri kamu, tentulah kamu akan mendapat balasan pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah sentiasa Melihat segala yang kamu kerjakan.” QS. AL-Baqarah: 110 ِباَقِرلا َِِو ْمُهُ بوُلُ ق ِةَفَلَؤُمْلاَو اَهْ يَلَع َنِلِمَعْلاَو ِنِكَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتَقَدَصلا اَََِإ 56 M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ”, Jakarta: UI-Press,1988, h.31. 34 ٌميِكَح ٌميِلَع ُهَللاَو ِهَللا ْنِم ًةَضيِرَف ِليِبَسلا ِنْبِاَو ِهَللا ِليِبَس َِِو َنِمِرَغْلاَو Artinya: “Sesungguhnya sedekah-sedekah zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil yang menguruskannya , dan orang-orang muallaf yang dijinakkan hatinya, dan untuk hamba- hamba yang hendak memerdekakan dirinya, dan orang-orang yang berhutang, dan untuk dibelanjakan pada jalan Allah, dan orang-orang musafir yang keputusan dalam perjalanan. Ketetapan hukum yang sedemikian itu ialah sebagai satu ketetapan yang datangnya dari Allah. Dan ingatlah Allah Maha Mengetahui, lagi Maha B ijaksana.” QS. AT-Taubah: 60 ِتَيء ْْا ُلِصَفُ نَو ِنيِدلا ِِ ْمُكُنَوْخِإَف َةوَكَزلا اْوَ تاءَو َةوَلَصلا اوُماَقَأَو اوُباَت ْنِإَف َنوُمَلْعَ ي ٍمْوَقِل Artinya: “Dan jika mereka bertobat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, maka berarti mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” QS. AT-Taubah: 11 Dari uraian nash di atas dapat dipahami mengenai kewajiban mengeluarkan zakat. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti shalat, puasa, dan haji, ini telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al- Qur’an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang.

c. Tujuan dan Hikmah zakat produktif

Yang dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini sasaran praktisinya, tujuan tersebut sebagai berikut: 57 a Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan. 57 M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ” , Jakarta: UI-Press,1988, h.40. 35 b Membentangkan dan membina tali persudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. c Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. d Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang. Zakat sebagai lembaga Islam mengandung hikmah yang bersifat rohaniah dan filosofis. Hikmah itu digambarkan dalam ayat Al- Qur’an salah satunya, dalam QS. Al-Baqarah: 261 yang artinya “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.” Di antara hikamh-hikmah dari menafkahkan hartanya yaitu: 58 a Mensyukuri karunia dari illahi, menumbuh suburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri, serta dosa. b Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan. c Mewujudkan solidaritas, kasih sayang antara sesama manusia. d Menifestasi kegotongroyongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa. e Mengurangi ke fakir miskinan yang merupakan masalah sosial. 58 M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Waqaf ” , Jakarta: UI-Press,1988, h.41. 36 f Membina dan mengembangkan stabilitasi sosial. g Salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial. Banyak sekali hikamh yang terkandung dalam melaksanakan ibadah zakat. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, vertikal dan horizontal. Artinya secara vertikal, zakat sebagai ibadah dan wujud ketaqwaan dan kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas nikmat berupa harta yang diberikan Allah kepadanya serta untuk membersihakan dan mensucikan diri dan hartanya itu. Dalam konteks inilah zakat bertujuan untuk menata hubungan seorang hamba dengan Tuhannya sebagai pemberi rezeki. Sedangkan secara horizontal, dengan zakat dapat mewujudkan rasa keadilan sosial dan kasih sayang diantara pihak yang mampu dengan pihak yang tidak mampu dan dapat memperkecil problema kesenjangan sosial serta ekonomi umat. Dalam konteks ini zakat diharapkan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial diantara kehidupan umat manusia. 59

C. Pendayagunaan Dana Zakat