Profil BAZIS DKI Jakarta Sejarah dan perkembangan BAZIS DKI Jakarta

41

BAB III PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT Di BAZIS DKI JAKARTA

A. Profil BAZIS DKI Jakarta

BAZIS DKI Jakarta lahir tahun 1968. Tugas pokoknya yaitu menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah ZIS sesuai dengan ketentuan syari’ah 66 dan perundang- undangan. Jakarta sebagai kota metropolitan dihadapkan pada persoalan kemiskinan yang kompleks dan pelik. Dalam penangulanggannya membutuhkan banyak pihak untuk ikut serta berpartisipasi secara aktif. Disinilah eksistensi BAZIS DKI Jakarta benar-benar dirasakan masyarakat. BAZIS DKI Jakarta juga menyadari bahwa dana ZIS bukan hanya pemenuhan hasrat sesaat yang tidak berdampak pada perubahan status dhuafa. Oleh karena itu, kebijakan pendayagunaan dana ZIS diprioritaskan bagi peningkatan kualitas SDM dalam bentuk beasiswa pendidikan, keterampilan, peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa. Sebagai lembaga pengelolaan dana umat, BAZIS DKI Jakarta menempatkan diri sebagai lembaga yang berusaha secara konsisten teguh memegang amanah, akuntabel-kredibel, transparan, dan didukung oleh tenaga-tenaga profesional, manajemen modern serta teknologi informasi yang baik. Untuk menjamin terwujudnya prinsip-prinsip tersebut, BAZIS 66 Menurut bahasa syari’ah berarti jalan yang lurus, sedangkan menurut istilah berarti peraturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia, berupa hukum-hukum yang disampaikan oleh Rasul-Nya, baik yang berhubungan iktikad keyakinan maupun yang berhubungan dengan ibadah dan muamalat. Dr.H.Summuran Harahap, “Waqaf Uang Dan Prospek Ekonominya Di Indonesia”, Jakarta: CV.Sari Marissa, 2012, h.8. 41 42 DKI Jakarta senantiasa memberikan pertanggung jawaban kepada dewan pertimbangan, komisi pengawasan, DPRD dan masyarkat secara umum serta diaudit oleh auditor independen. 67

B. Sejarah dan perkembangan BAZIS DKI Jakarta

BAZIS DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengelola zakat resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin No. Cb. 1481868 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta. 68 Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI Jakarta, wacana tentang perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan professional terus bergelora di kalangan masyarakat muslim. Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama berkumpul di Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su’aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy. Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi: 1. Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan tata usaha yang baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat. 67 Brosur BAZIS DKI Jakarta, “Zakat Membawa Berkah”, Jakarta: BAZIS DKI Jakarta. 68 http:Bazisdki.go.idpageindexprofil-bazis diakses Tanggal 17 Februari Jam 21:30 43 2. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara Isra’ Mi’raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu menyerukan secara langsung pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, ia juga menyatakan kesediannya untuk menjadi Amil tingkat nasional. Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto mengeluarkan Surat Perintah No. 07POIN101968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha penerimaan zakat secara nasional. Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarakan Surat Edaran No. B. 133PRES111968 yang menyerukan kepada pejabatinstansi untuk membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan Presiden dalam wilayah atau lingkup kerja masing-masing. Seruan Presiden ini kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin dengan mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb. 1481868 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov. DKI Jakarta secara resmi berdiri. Berdasarkan 44 keputusan tersebut, maka susunan organisasi BAZ dibentuk mulai tingkat Provinsi DKI Jakarta hingga tingkat kelurahan, tugas utamanya adalah mengumpulkan zakat di wilayah DKI Jakarta dan penyalurannya terutama ditujukan kepada fakir miskin. 69 Sejak berdiri dan tahun 1968 hingga tahun 1973, Badan Amil Zakat BAZ DKI Jakarta telah berjalan dengan cukup baik. Hanya saja pada aspek penghimpunan zakat yang tertihat belum optimal. Jumlah dana zakat yang terhimpun masih jauh dan potensi ZIS yang dapat digali dari masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada penghimpunan dana zakat saja. 70 Oleh sebab itu, untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya permasalahan zakat di Provinsi DKI Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada 1973 melalui keputusan No. D.IIIB14673 tertanggal 22 Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan InfaqShadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS. Dengan demikian, pengelolaan dan pengumpulan harta masyarakat menjadi lebih luas, karena tidak hanya mencakup zakat, akan tetapi lebih dan itu, mengelola dan mengumpulkan infaqshadaqah serta amal sosial masyarakat yang lain. 71 Adapun perkembangan yang terjadi pada BAZIS DKI Jakarta dimulai pada tahun 1999, sejak keluarnya Undang-undang Republik 69 Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 2006, h.11-13. 70 http:Bazisdki.go.idpageindexsejarah-bazis diakses Tanggal 17 Februari Jam 22:15 71 BAZIS DKI.,op.cit.h.10. 45 Indonesia No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, babak baru BAZIS Provinsi DKI Jakarta dimulai. Lembaga ini terus melaju dengan pesat. Hal ini terlihat dari jumlah penghimpunan ZIS yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun 6 tahun yang lalu misalnya, terkumpul ZIS berturut-turut Rp. 8,4 milyar 2000, Rp. 9,4 milyar 2001, Rp. 11,5 milyar 2002, Rp. 14,1 milyar 2003, dan Rp. 16,2 milyar 2004. Bahkan pada tahun 2005 BAZIS berhasil mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp. 18,4 milyar. 72 Dan data terbaru 3 tahun terakhir yaitu Pada tahun 2011 terkumpul dana ZIS sebesar Rp. 64,7 milyar, 73 pada tahun 2012 perolehan ZIS sebesar Rp 81,4 milyar, dan pada tahun 2013 naik menjadi Rp 97,7 milyar, itu artinya perolehan ZIS meningkat setiap tahunnya. 74 Disamping perolehan tersebut diatas oleh BAZIS DKI Jakarta, untuk meningkatkan performance-nya beberapa hal yang dibenahi yaitu; melakukan rekayasa terhadap manajemen organisasi, manajemen keuangan dan sistem informasi manajemen. Dalam hal manajemen organisasi ditetapkan dewan pertimbangan, komisi pengawasan, dan badan pelaksana. Dengan tiga formasi ini proses pelaksanaan penghimpunan dan pendistribusian ZIS BAZIS DKI Jakarta berjalan dengan penuh pertimbangan dan pengawasan. Tidak ketinggalan, teknologi informasi pun dijamah. Dengan 72 Tim Penyusun, “Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta”, Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 2006, h.18. 73 http:www.republik.co.idberitaramadhankabar-ramadhan120801m81oog-bazis-dki- Jakarta-salurkan-santunan-rp-18-miliar diakses Tanggal 17 Februari 2015 Jam 22:45. 74 http:bazisdki.go.idpostdetailramadhan diakses Tanggal 17 Februari 2015 Jam 23:22. 46 mengedepankan akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi, BAZIS DKI Jakarta membuat sitem online. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengakses informasi BAZIS DKI Jakarta dengan mudah. Baik yang berkaitan dengan informasi penghimpunan ZIS maupun pendistribusiannya. Inilah spirit dari tujuan pelayanan yang termaktub dalam Surat Keputusan Gubernur No. 121 Tahun 2002. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pasca lahirnya undang-undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 BAZIS DKI Jakarta meningkat dengan pesat. 75 Dengan lahirnya Undang-Undang zakat, surat keputusan pemerintah, dan rekomendasi dari lembaga yang memberikan perhatian pada BAZIS DKI Jakarta yaitu Economic Management SEM Institute, upaya pembenahan BAZIS DKI Jakarta agar menjadi lembaga yang professional, akuntabel, kredibel, dan transparan terus-menerus dilakukan. Termasuk di dalamnya masalah sumber daya manusia. Jadi saat ini dunia perzakatan sudah berkembang dengan pesat, dan BAZIS DKI Jakarta menjadi salah satu lembaga yang berhasil menarik perhatian berbagai kalangan yang concern dengan dunia perzakatan. 76

C. Visi dan Misi BAZIS DKI Jakarta