PENDAHULUAN Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil

BAB I PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari semua orang selalu berbicara dan berkomunikasi. Setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Faktor kedekatan atau proximity bisa menyatakan dua orang yang mempunyai hubungan erat. Dalam komunikasi antar pribadi, apabila tujuan komunikator untuk megubah sikap, pendapat dan tingkah laku komunikan dapat tercapai, maka komunikasi antar pribadi disebut efektif. Komunikasi antar pribadi tidak akan terlepas dari kehidupan sehari-hari baik di rumah, tempat bekerja dan di masyarakat luas. Khususnya Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara merupakan suatu Lembaga Pemerintahan Indonesia yang Independent, Otonom dan Non Partisan yang terbentuk dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum. Memiliki 46 orang pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan memiliki perbedaan lain seperti suku, ras, agama dan lain- lain. Dalam mensukseskan tujuan dari Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara, dibutuhkan pegawai yang solid antara Universitas Sumatera Utara satu dengan yang lainnya. Suasana yang tercipta di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara juga harus dijaga keharmonisannya, agar efektifitas kerja tidak terganggu hanya karena terjadinya kesalahpahaman antara sesama pegawai karena komunikasi antar pribadi yang kurang baik. Terlebih pada waktu dekat ini Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara akan melaksanakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2008. Karena akan semakin dekatnya waktu pemilihan maka akan dibutuhkan peningkatan efektivitas kerja yang baik, sehingga secara tidak langsung dibutuhkan juga komunikasi yang baik antar pribadi pada seluruh pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2004 yang lalu juga memiliki catatan sukses dalam melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Namun menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 yang akan datang, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara, salah satunya adalah perbedaan jumlah penduduk pada Pemilihan Umum yang lalu dengan Pemilihan Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada Tahun 2008 yang akan datang, serta terdapatnya pemekaran Daerah yang terjadi di KabupatenKota dan permasalahan lainnya. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu maka penulis merasa tertarik untuk meneliti Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang efektivitas kerja pegawainya menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara ini melakukan Pilkada yang sukses, aman dan jauh dari kerusuhan. Dibutuhkan tim yang solid untuk mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 dan komunikasi yang baik antar pribadi pegawai yang satu dengan yang lainnya. Efektivitas kerja tidak terganggu dan Pilkada dapat berjalan dengan semestinya. .2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan Komunikasi Antar Pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008? ”. .3 Pembatasan masalah Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran ragam identitaskarakteristik pegawai usia, jenis kelamin, pendidikan, dll. Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimana pelaksanaan waktu, cara, dan isi pesan informasi yang disampaikan pimpinan dalam komunikasi antar pribadi kepada pegawai. 3. Bagaimana kesan, efek dan berapa besar bobot terpaan komunikasi antar pribadi terhadap efektivitas kerja pegawai. .4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .4.1 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menemukan, mengetahui keterangan, data faktual yang terkait dengan komunikasi antar pribadi di lingkungan Sekretariat KPU Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui dan membahas ragam identitas responden dan kaitannya dengan terpaan komunikasi antar pribadi. 3. Untuk mengetahui, mencari, mengungkapkan dan membahas pelaksanaan, waktu, cara, dan isi pesan yang disampaikan pimpinan kepada pegawai dalam komunikasi antar pribadi. 4. Untuk mengetahui dan mengungkapkan ragam kesan terhadap terpaan pesan pada komunikasi antar pribadi yang mempengaruhi pegawai menjalankan tugasnya secara efektif. Universitas Sumatera Utara .4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara Akademis: 1. Menguji seberapa besar kemampuan mahasiswa untuk menerapkan serta mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat selama masa perkuliahan di USU. 2. Penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya jurusan ilmu komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 3. Sebagai bahan studi banding bagi mahasiswa jurusan komunikasi yang meneliti mengenai teori komunikasi antar pribadi. b. Secara Praktis 1. Memberi masukan kepada pimpinan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara agar mengetahui efek komunikasi antar pribadi terhadap efektivitas kerja pegawai. 2. Memberi masukan kepada pimpinan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan frekuensi komunikasi antar pribadi dengan pegawai dalam menunjang efektivitas kerja. 3. Dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis. Universitas Sumatera Utara .5 Kerangka Teori Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu, dengan teori ini kita dapat membaca kenyataan empiris yang terjadi disekitar kita. Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berfikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas Nawawi, 1995:39. Dengan adanya kerangka teori, maka peneliti akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan arah penelitiannya. Kerangka teori membantu peneliti dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk hipotesis-hipotesis selanjutnya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah: Teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Teori Komunikasi Organisasi dan Teori Efektivitas Kerja. .5.1 Komunikasi Istilah komunikasi sebenarnya berasal dari bahasa latin “communication” dan berasal dari kata communis yang berarti sama. Yang dimaksud sama disini adalah sama makna. Komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan Effendi, 1992:9. Universitas Sumatera Utara Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi dan sarana untuk mencapai tujuan. Sehingga dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi sangat penting artinya, karena tanpa komunikasi tidak mungkin suatu organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi antara orang-orang yang ada di dalamnya. Sedangkan di dalam organisasi diperlukan adanya informasi dari para orang yang terkait di dalamnya, baik itu dari atasan maupun dari bawahan yang tergabung dalam organisasi tersebut. Menurut Effendy Onong U 1992:5 komunikasi adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain, untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media. Dari keseluruhan defenisi yang di kemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi itu sangatlah penting artinya karena komunikasi memadukan fungsi-fungsi manajemen. Secara khusus komunikasi diperlakukan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan Perusahaan, menyusun rencana dalam mencapai tujuan, mengorganisir sumber daya manusia dan sumber daya lain, serta sumber-sumber yang diperlukan dalam menggapai tujuan yang ingin di tuju perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara .5.2 Komunikasi Antar Pribadi Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial dan lain sebagainya. Semua ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan di dalam lingkungan, namun frekwensi pertemuan, jenis relasi mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka tetapi juga terletak pada seberapa jauh keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Proses mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antara manusia yang memiliki pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial. Menurut Effendy Onong U 1992:35, Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka face to face, bisa juga melalui sebuah medium, contohnya telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini ialah sifatnya yang dua arah atau timbal balik two way traffic communication. Dalam komunikasi antar pribadi komunikator dan komunikan saling berganti fungsi. Universitas Sumatera Utara Sukses atau tidaknya sebuah komunikasi antar pribadi banyak tergantung pada kualitas konsep diri yaitu positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita mampu mengidentifikasi tanda- tanda konsep diri yang positif dan negatif. Dari pengertian komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa komunikasi antar pribadi dapat tercapai dengan baik apabila komunikasi yang dilakukan secara langsung, bergantung pada proses penyampaian pesan dan seberapa jauh interaksi keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Begitu juga komunikasi antar pribadi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan, komunikasi antar pribadi tersebut harus mampu menarik perhatian komunikan sehingga terjadi umpan balik kepada komunikator baik yang dilakukan atasan maupun bawahan, maka dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai dengan baik yaitu efektivitas kerja pegawai perusahaan tersebut. .5.3 Teori Self Disclosure Teori self disclosure sering juga disebut teori “Johari Window” atau Jendela Johari Liliweri, 1997:49. Para pakar psikologi menganggap bahwa model teoritis yang dia ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Universitas Sumatera Utara Terbuka Diketahui diri sendiri dan orang lain Buta Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain tahu Tersembunyi Diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain Tidak dikenal Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa kalau setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain. Proses komunikasi antar pribadi akan datang berlangsung dengan baik bila pribadi-pribadi yang terlibat didalam proses komunikasi antar pribadi tersebut saling memiliki keterbukaan. Atau dalam bahasa lain komunikasi antar pribadi tidak akan berjalan dengan baik bila masing-masing orang yang terlibat saling menutup diri. .5.4 Komunikasi Organisasi Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi organisasi. Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam manajemen organisasi, Soekanto dan Handoko T. Hani 1991:117 Universitas Sumatera Utara berpendapat bahwa organisasi sangat memerlukan informasi, dengan berkembangnya organisasi maka kebutuhan akan informasi juga akan bertambah. Oleh karena itu seorang pimpinan dalam suatu perusahaan harus memperlihatkan bahwa hal ini merupakan hal yang penting dalam kelancaran jalannya organisasi atau perusahaan. Dalam Muhammad Arni 1995:67 komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang pasti atau yang selalu berubah. Sehingga arus pesan dalam jaringan komunikasi yang bersifat formal atau non formal sangat mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal dan informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Komunikasi yang dilakukan lebih kepada komunikasi antar anggotanya secara individual. .5.5 Efektivitas Kerja Sebelum penulis menjelaskan tentang efektivitas kerja, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu pengertian efektivitas. Universitas Sumatera Utara Gibson 1995:25 dalam hal ini membagi keefektifan individu adalah: kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap , dan motivasi: sedangkan keefektifan kelompok dipengaruhi oleh kepaduan, kepemimpinan, struktur, status dan norma: terakhir keefektifan organisasi dipengaruhi oleh teknologi, pilihan strategis, struktur, proses dan budaya. Emerson Handayaningrat, 1993:88 mengatakan efektivitas merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membina efektivitas kerja tersebut beberapa analisis organisasi berusaha menandai hal-hal yang menonjol walaupun sebenarnya jika dijejerkan terdapat deretan panjang hal-hal yang dapat menjadi kriteria evaluasi dan efektivitas kerja tersebut, namun berdasarkan pendapat Sterrs 1985:46 kriteria yang paling banyak dipakai adalah: 1. Kemampuan menyesuaikan diri keluwesan 2. Produktivitas 3. Kemampuan berlaba 4. Pencarian sumber daya Dari semua defenisi yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu itu dikatakan efektif, apabila telah dapat mencapai sasaran atau tujuan dari yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini bahwa seseorang itu dapat dikatakan bekerja dengan efektif, sangat tergantung pada saat tugas itu dapat diselesaikan dengan baik. .6 Kerangka Konsep Nawawi 1995 : 37, mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka ada beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan menjadi: 1. Variabel Bebas atau Independen Variabel X Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah komunikasi antar pribadi antara pimpinan dengan bawahan. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut: - Cara berkomunikasi yang dilakukan pimpinan - Isi pesan yang pimpinan komunikasi pada bawahan - Waktu berkomunikasi yang dilakukan pimpinan 2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel Y Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas X. Dalam penelitian ini variabel terikat Y adalah peningkatan efektivitas Universitas Sumatera Utara kerja pegawai. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut: - Keseriusan kerja - Disiplin kerja - Partisipasi kerja - Mutu kerja - Semangat kerja 3. Variabel Antara atau intervening variabel Z Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas X dan variabel terikat Y. Dalam penelitian ini variabel antara Z adalah Karakteristik Sosial Responden . Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut: - Umur - Kelamin - Agama - Tingkat Pendidikan - Lamanya Bekerja - Golongan Jabatan .7 Model Teoritis Variabel Bebas X Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi Variabel Terikat Y Efektivitas Kerja Pegawai Variabel Bebas Z Karakteristik Responden Universitas Sumatera Utara .8 Operasional Variabel VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL 1. Variabel Bebas X Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi 1. Frekwensi tatap muka 2. Pertemuan formal melalui: Rapat Pleno, Rapat Intern, Diskusi 3. Konsultasi tentang masalah pekerjaan, saran pekerjaan. 4. Keterbukaan 5. Dukungan 2. Variabel Terikat Y Tingkat Efektivitas Kerja 1. Keseriusan kerja 2. Disiplin kerja 3. Partisipasi kerja 4. Mutu kerja 5. Semangat kerja 3. Variabel Antara Z Karakteristik sosial Responden 1. Umur 2. Kelamin 3. Agama 4. Tingkat Pendidikan 5. Lamanya Bekerja 6. Golongan Jabatan Universitas Sumatera Utara .9 Defenisi Operasional Defenisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1989 : 46. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas X - Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi: Komunikasi yang dilakukan oleh Pimpinan kepada Pegawainya ataupun sebaliknya secara langsung untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai. - Frekwensi tatap muka: Jumlah Kuantitas komunikasi antar pribadi yang terjadi. - Pertemuan Formal: Pertemuan resmi yang di pimpin oleh Pimpinan Rapat guna memecahkan suatu masalah atau untuk membuat suatu keputusan bersama. - Konsultasi tentang masalah pekerjaan, saran pekerjaan: Universitas Sumatera Utara Komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan pegawai yang lebih bersifat pribadi dan dilakukan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. - Keterbukaan: Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuka diri, menyatakan tentang keadaan diri sendiri sehubungan dengan kegiatan komunikasi. - Dukungan: Suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk berkomunikasi tanpa merasa suatu tekanan atau ketakutan atas kritik yang ditujukan kepadanya. 2. Variabel Terikat Y - Efektivitas Kerja: Suatu kegiatan dalam meningkatkan keterampilan dan kerajinan di dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. - Keseriusan kerja: Sikap untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku. - Disiplin kerja: Sikap dan tingkah laku dalam menaati dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan secara sadar pada lingkungan pekerjaan guna mencapai tujuan yang lebih baik. - Partisipasi kerja: Universitas Sumatera Utara Keikutsertaan para pegawai dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi. - Mutu kerja: Suatu hasil yang di berikan oleh seorang pekerja di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya. - Semangat kerja: Suatu hasil yang diberikan oleh seseorang di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya. 3. Variabel Bebas Z - Umur: Umur seseorang dimana responden dijadikan samperl yaitu pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara - Kelamin: Yaitu identitas para pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang terbagi dalam pria dan wanita. - Agama: Yaitu kepercayaan yang dianut oleh pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. - Tingkat Pendidikan: Yaitu jenjang pendidikan yang dimilikinya pada saat bekerja di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. - Lamanya Bekerja: Yaitu seberapa lama pegawai tersebut bekerja di lingkungan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara - Golongan Jabatan: Yaitu pada tingkatan golongan apa seorang pegawai tersebut berada. .10 Hipotesa Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting yang tidak bisa di tinggalkan, karena hipotesis merupakan instrumen dari teori. Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungi antara dua variabel atau lebih. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai. Ha : Terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 94 138

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Iklim Komunikasi dan Efektivitas Kerja Unit Sahiva Universitas Sumatera Utara (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Efektivitas Kerja Unit Sahiva Universitas Sumatera Utara)

2 31 89

Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sum

1 25 116

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

BAB IV PEMBAHASAN A. Muhammadiyah dan Politik - Pengaruh Kebijakan Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 2013 – 2018) - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14

BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara 2.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara - Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 1 29

Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 0 14

Peranan Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

0 0 37