BAB I PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang Masalah
Setiap hari semua orang selalu berbicara dan berkomunikasi. Setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang
selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Faktor kedekatan atau proximity bisa menyatakan dua orang yang mempunyai hubungan erat.
Dalam komunikasi antar pribadi, apabila tujuan komunikator untuk megubah sikap, pendapat dan tingkah laku komunikan dapat tercapai, maka
komunikasi antar pribadi disebut efektif. Komunikasi antar pribadi tidak akan terlepas dari kehidupan
sehari-hari baik di rumah, tempat bekerja dan di masyarakat luas. Khususnya Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara merupakan suatu Lembaga Pemerintahan Indonesia yang Independent, Otonom dan
Non Partisan yang terbentuk dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum.
Memiliki 46 orang pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan memiliki perbedaan lain seperti suku, ras, agama dan lain-
lain. Dalam mensukseskan tujuan dari Sekretariat Komisi Pemilihan
Umum Provinsi Sumatera Utara, dibutuhkan pegawai yang solid antara
Universitas Sumatera Utara
satu dengan yang lainnya. Suasana yang tercipta di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara juga harus dijaga
keharmonisannya, agar efektifitas kerja tidak terganggu hanya karena terjadinya kesalahpahaman antara sesama pegawai karena komunikasi
antar pribadi yang kurang baik. Terlebih pada waktu dekat ini Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara akan melaksanakan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2008. Karena akan semakin dekatnya waktu pemilihan maka akan dibutuhkan peningkatan
efektivitas kerja yang baik, sehingga secara tidak langsung dibutuhkan juga komunikasi yang baik antar pribadi pada seluruh pegawai Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara
pada Tahun 2004 yang lalu juga memiliki catatan sukses dalam melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia untuk Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Namun menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008
yang akan datang, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi
Sumatera Utara, salah satunya adalah perbedaan jumlah penduduk pada Pemilihan Umum yang lalu dengan Pemilihan Kepala Daerah yang akan
dilaksanakan pada Tahun 2008 yang akan datang, serta terdapatnya pemekaran Daerah yang terjadi di KabupatenKota dan permasalahan
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu maka penulis merasa tertarik untuk meneliti Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang
efektivitas kerja pegawainya menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara ini
melakukan Pilkada yang sukses, aman dan jauh dari kerusuhan. Dibutuhkan tim yang solid untuk mensukseskan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 dan komunikasi yang baik antar pribadi pegawai yang satu dengan yang lainnya. Efektivitas kerja
tidak terganggu dan Pilkada dapat berjalan dengan semestinya.
.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Sejauhmanakah hubungan Komunikasi Antar Pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan
Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008? ”.
.3 Pembatasan masalah
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana gambaran ragam identitaskarakteristik pegawai usia, jenis kelamin, pendidikan, dll.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana pelaksanaan waktu, cara, dan isi pesan informasi yang
disampaikan pimpinan dalam komunikasi antar pribadi kepada pegawai.
3. Bagaimana kesan, efek dan berapa besar bobot terpaan komunikasi
antar pribadi terhadap efektivitas kerja pegawai.
.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
.4.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menemukan, mengetahui keterangan, data faktual yang
terkait dengan komunikasi antar pribadi di lingkungan Sekretariat KPU Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui dan membahas ragam identitas responden dan
kaitannya dengan terpaan komunikasi antar pribadi. 3.
Untuk mengetahui, mencari, mengungkapkan dan membahas pelaksanaan, waktu, cara, dan isi pesan yang disampaikan
pimpinan kepada pegawai dalam komunikasi antar pribadi. 4.
Untuk mengetahui dan mengungkapkan ragam kesan terhadap terpaan pesan pada komunikasi antar pribadi yang mempengaruhi
pegawai menjalankan tugasnya secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara Akademis:
1. Menguji seberapa besar kemampuan mahasiswa untuk
menerapkan serta mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat selama masa perkuliahan di USU.
2. Penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU
khususnya jurusan ilmu komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
3. Sebagai bahan studi banding bagi mahasiswa jurusan
komunikasi yang meneliti mengenai teori komunikasi antar pribadi.
b. Secara Praktis 1.
Memberi masukan kepada pimpinan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara agar
mengetahui efek komunikasi antar pribadi terhadap efektivitas kerja pegawai.
2. Memberi masukan kepada pimpinan Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan frekuensi komunikasi antar pribadi dengan
pegawai dalam menunjang efektivitas kerja. 3.
Dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
.5 Kerangka Teori
Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu, dengan teori ini kita dapat membaca kenyataan empiris yang terjadi disekitar
kita. Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berfikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Untuk itu perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang dapat
menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas Nawawi,
1995:39. Dengan adanya kerangka teori, maka peneliti akan mempunyai
landasan untuk menentukan tujuan arah penelitiannya. Kerangka teori membantu peneliti dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk
hipotesis-hipotesis selanjutnya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah: Teori Komunikasi, Komunikasi Antar
Pribadi, Teori Komunikasi Organisasi dan Teori Efektivitas Kerja.
.5.1 Komunikasi
Istilah komunikasi sebenarnya berasal dari bahasa latin “communication” dan berasal dari kata communis yang berarti sama.
Yang dimaksud sama disini adalah sama makna. Komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan Effendi,
1992:9.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi dan
sarana untuk mencapai tujuan. Sehingga dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi sangat penting artinya, karena tanpa komunikasi tidak mungkin suatu organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi antara orang-orang yang ada di dalamnya. Sedangkan di dalam organisasi
diperlukan adanya informasi dari para orang yang terkait di dalamnya, baik itu dari atasan maupun dari bawahan yang tergabung dalam
organisasi tersebut.
Menurut Effendy Onong U 1992:5 komunikasi adalah proses
penyampaian pesan seseorang kepada orang lain, untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik
langsung maupun tidak langsung melalui media. Dari keseluruhan defenisi yang di kemukakan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa komunikasi itu sangatlah penting artinya karena komunikasi memadukan fungsi-fungsi manajemen. Secara
khusus komunikasi diperlakukan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan Perusahaan, menyusun rencana dalam
mencapai tujuan, mengorganisir sumber daya manusia dan sumber daya lain, serta sumber-sumber yang diperlukan dalam menggapai
tujuan yang ingin di tuju perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
.5.2 Komunikasi Antar Pribadi
Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat
bekerja, organisasi sosial dan lain sebagainya. Semua ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan di
dalam lingkungan, namun frekwensi pertemuan, jenis relasi mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka tetapi juga terletak pada seberapa
jauh keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Proses mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan
psikologis antara manusia yang memiliki pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang
tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial.
Menurut Effendy Onong U 1992:35, Komunikasi Antar
Pribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung
secara berhadapan muka face to face, bisa juga melalui sebuah medium, contohnya telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini
ialah sifatnya yang dua arah atau timbal balik two way traffic communication. Dalam komunikasi antar pribadi komunikator dan
komunikan saling berganti fungsi.
Universitas Sumatera Utara
Sukses atau tidaknya sebuah komunikasi antar pribadi banyak tergantung pada kualitas konsep diri yaitu positif atau negatif. Sebagai
peminat komunikasi, sebaiknya kita mampu mengidentifikasi tanda- tanda konsep diri yang positif dan negatif.
Dari pengertian komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa komunikasi antar pribadi dapat tercapai dengan
baik apabila komunikasi yang dilakukan secara langsung, bergantung pada proses penyampaian pesan dan seberapa jauh interaksi
keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Begitu juga komunikasi antar pribadi yang dilakukan
antara atasan dengan bawahan, komunikasi antar pribadi tersebut harus mampu menarik perhatian komunikan sehingga terjadi umpan balik
kepada komunikator baik yang dilakukan atasan maupun bawahan, maka dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai
dengan baik yaitu efektivitas kerja pegawai perusahaan tersebut. .5.3
Teori Self Disclosure
Teori self disclosure sering juga disebut teori “Johari Window”
atau Jendela Johari Liliweri, 1997:49. Para pakar psikologi
menganggap bahwa model teoritis yang dia ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara
manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Terbuka Diketahui diri sendiri dan orang lain
Buta Tidak diketahui diri sendiri dan
orang lain tahu Tersembunyi
Diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain
Tidak dikenal Tidak diketahui diri sendiri dan
orang lain
Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu
mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain.
Asumsi Johari bahwa kalau setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat
berhubungan dengan orang lain. Proses komunikasi antar pribadi akan datang berlangsung
dengan baik bila pribadi-pribadi yang terlibat didalam proses komunikasi antar pribadi tersebut saling memiliki keterbukaan. Atau
dalam bahasa lain komunikasi antar pribadi tidak akan berjalan dengan baik bila masing-masing orang yang terlibat saling menutup diri.
.5.4 Komunikasi Organisasi
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi organisasi. Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam
manajemen organisasi, Soekanto dan Handoko T. Hani 1991:117
Universitas Sumatera Utara
berpendapat bahwa organisasi sangat memerlukan informasi, dengan berkembangnya organisasi maka kebutuhan akan informasi juga akan
bertambah. Oleh karena itu seorang pimpinan dalam suatu perusahaan harus memperlihatkan bahwa hal ini merupakan hal yang penting
dalam kelancaran jalannya organisasi atau perusahaan.
Dalam Muhammad Arni 1995:67 komunikasi organisasi
adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang pasti atau yang selalu berubah. Sehingga arus pesan dalam jaringan komunikasi yang bersifat formal atau non formal
sangat mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal dan informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial. Komunikasi yang dilakukan lebih kepada komunikasi antar anggotanya secara individual.
.5.5 Efektivitas Kerja
Sebelum penulis menjelaskan tentang efektivitas kerja, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu pengertian efektivitas.
Universitas Sumatera Utara
Gibson 1995:25 dalam hal ini membagi keefektifan individu
adalah: kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap , dan motivasi: sedangkan keefektifan kelompok dipengaruhi oleh kepaduan,
kepemimpinan, struktur, status dan norma: terakhir keefektifan organisasi dipengaruhi oleh teknologi, pilihan strategis, struktur,
proses dan budaya.
Emerson Handayaningrat, 1993:88 mengatakan efektivitas
merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membina efektivitas kerja
tersebut beberapa analisis organisasi berusaha menandai hal-hal yang menonjol walaupun sebenarnya jika dijejerkan terdapat deretan
panjang hal-hal yang dapat menjadi kriteria evaluasi dan efektivitas
kerja tersebut, namun berdasarkan pendapat Sterrs 1985:46 kriteria
yang paling banyak dipakai adalah: 1.
Kemampuan menyesuaikan diri keluwesan 2.
Produktivitas 3.
Kemampuan berlaba 4.
Pencarian sumber daya Dari semua defenisi yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa
sesuatu itu dikatakan efektif, apabila telah dapat mencapai sasaran atau tujuan dari yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain,
penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini bahwa seseorang itu dapat dikatakan bekerja dengan efektif, sangat tergantung pada saat tugas itu dapat diselesaikan
dengan baik.
.6 Kerangka Konsep
Nawawi 1995 : 37, mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan
setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan
kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka ada
beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan menjadi: 1. Variabel Bebas atau Independen Variabel X
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah komunikasi antar pribadi
antara pimpinan dengan bawahan. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:
- Cara berkomunikasi yang dilakukan pimpinan
- Isi pesan yang pimpinan komunikasi pada bawahan
- Waktu berkomunikasi yang dilakukan pimpinan
2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel Y
Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas X. Dalam penelitian ini variabel terikat Y adalah peningkatan efektivitas
Universitas Sumatera Utara
kerja pegawai. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:
- Keseriusan kerja
- Disiplin kerja
- Partisipasi kerja
- Mutu kerja
- Semangat kerja
3. Variabel Antara atau intervening variabel Z Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel
terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas X dan variabel terikat Y. Dalam penelitian
ini variabel antara Z adalah Karakteristik Sosial Responden . Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:
- Umur
- Kelamin
- Agama
- Tingkat Pendidikan
- Lamanya Bekerja
- Golongan Jabatan
.7 Model Teoritis
Variabel Bebas X Kegiatan Komunikasi
Antar Pribadi Variabel Terikat Y
Efektivitas Kerja Pegawai
Variabel Bebas Z Karakteristik
Responden
Universitas Sumatera Utara
.8 Operasional Variabel
VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL
1. Variabel Bebas X
Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi
1. Frekwensi tatap muka
2. Pertemuan formal melalui:
Rapat Pleno, Rapat Intern, Diskusi
3. Konsultasi tentang masalah
pekerjaan, saran pekerjaan. 4.
Keterbukaan 5.
Dukungan 2.
Variabel Terikat Y Tingkat Efektivitas
Kerja 1.
Keseriusan kerja 2.
Disiplin kerja 3.
Partisipasi kerja 4.
Mutu kerja 5.
Semangat kerja 3.
Variabel Antara Z Karakteristik sosial
Responden 1.
Umur 2.
Kelamin 3.
Agama 4.
Tingkat Pendidikan 5.
Lamanya Bekerja 6.
Golongan Jabatan
Universitas Sumatera Utara
.9 Defenisi Operasional
Defenisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi
operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu
informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan
menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1989 : 46.
Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas X -
Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi: Komunikasi yang dilakukan oleh Pimpinan kepada Pegawainya
ataupun sebaliknya secara langsung untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai.
- Frekwensi tatap muka:
Jumlah Kuantitas komunikasi antar pribadi yang terjadi.
- Pertemuan Formal:
Pertemuan resmi yang di pimpin oleh Pimpinan Rapat guna memecahkan suatu masalah atau untuk membuat suatu keputusan
bersama. -
Konsultasi tentang masalah pekerjaan, saran pekerjaan:
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan pegawai yang lebih bersifat pribadi dan dilakukan untuk memecahkan masalah
yang berhubungan dengan pekerjaan. -
Keterbukaan: Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuka diri, menyatakan
tentang keadaan diri sendiri sehubungan dengan kegiatan komunikasi.
- Dukungan:
Suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk berkomunikasi tanpa merasa suatu tekanan atau ketakutan atas kritik yang
ditujukan kepadanya. 2.
Variabel Terikat Y -
Efektivitas Kerja: Suatu kegiatan dalam meningkatkan keterampilan dan kerajinan di
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. -
Keseriusan kerja: Sikap untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan
tidak mengabaikan peraturan yang berlaku. -
Disiplin kerja: Sikap dan tingkah laku dalam menaati dan mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan secara sadar pada lingkungan pekerjaan guna mencapai tujuan yang lebih baik.
- Partisipasi kerja:
Universitas Sumatera Utara
Keikutsertaan para pegawai dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi.
- Mutu kerja:
Suatu hasil yang di berikan oleh seorang pekerja di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.
- Semangat kerja:
Suatu hasil yang diberikan oleh seseorang di dalam melakukan
aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.
3. Variabel Bebas Z
- Umur: Umur seseorang dimana responden dijadikan samperl yaitu
pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara
- Kelamin: Yaitu identitas para pegawai Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang terbagi dalam pria dan wanita.
- Agama: Yaitu kepercayaan yang dianut oleh pegawai Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. -
Tingkat Pendidikan: Yaitu jenjang pendidikan yang dimilikinya pada saat bekerja di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi
Sumatera Utara. -
Lamanya Bekerja: Yaitu seberapa lama pegawai tersebut bekerja di lingkungan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
- Golongan Jabatan: Yaitu pada tingkatan golongan apa seorang
pegawai tersebut berada.
.10 Hipotesa
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting yang tidak bisa di tinggalkan, karena hipotesis merupakan instrumen dari teori. Suatu
hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungi antara dua variabel atau lebih.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar
Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan
peningkatan Efektivitas Kerja pegawai. Ha :
Terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS