Teknik Analisis Data Analisis Bivariat

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen No Variabel Σ Indi Kator Kategori Jawaban Bobot Nilai Kategori Variabel Skor Skala Ukur 1. Kepatuhan penderita TB Paru 6 1. Tidak 2. Ya 1 2 1.Tidak Patuh 2. Patuh 6-8 9-12 Interval 2. Dukungan Keluarga 5 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik 5-6 7-8 9-10 Interval 3. Dorongan Petugas 5 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik 5-6 7-8 9-10 Interval 4. Rasa Tanggung Jawab 5 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik 5-6 7-8 9-10 Interval

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Dependen

Variabel terikat adalah tingkat kesembuhan dalam pengobatan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Dependen No Variabel Jumlah Indikator Skala Ukur Hasil Ukur 1 Tingkat kesembuhan dalam pengobatan 1 Nominal 0 = tidak sembuh 1 = sembuh

3.7. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi logistik ganda pada α = 0,05, dengan alasan variabel terikat merupakan variabel binary dikotomus yang mempunyai 2 kategori, yaitu sembuh dan tidak sembuh. Analisis bivariat menggunakan uji chi square pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Uji Regresi Logistik ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen yang bersifat Universitas Sumatera Utara dikotomus. Tujuannya adalah untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Rumus regresi logistik ganda iXi X X o e z P β β β β + + + + − + = ..... 2 2 1 1 1 1 Keterangan : Pz = Variabel dependen β = Koefisien regresi X = Variabel Independen Yasril, 2009. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Puskesmas Sadabuan berada di Kelurahan Sadabuan wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan dengan luas wilayahnya 76,59 Ha dan merupakan puskesmas induk yang membawahi 10 puskesmas pembantu lainnya yang ada di kecamatan tersebut. Kecamatan Padangsidimpuan Utara memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Hutaimbaru, Sabungan Jae Padangsidimpuan Barat b. Sebelah Selatan : Kelurahan Ujung Padang Padangsidimpuan Selatan c. Sebelah Barat : Wek VI Padangsidimpuan Selatan d. Sebalah Timur : Wek V Padangsidimpuan Selatan Jumlah kelurahan yang terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Utara sebanyak 16 kelurahan yang seluruhnya merupakan wilayah kerja Puskesmas Sadabuan.

4.1.2. Demografis

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sadabuan pada Tahun 2010 mencapai 59.535 jiwa 17.033 kepala keluarga. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29.493 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 30.042 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1. 34 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah jiwa Persentase 1 Laki-laki 29.493 49,54 2 Perempuan 30.042 50,46 Jumlah 59.535 100 Sumber : Profil Puskesmas Sadabuan Tahun 2010 4.1.3. Sumber Daya Kesehatan Perencanaan sumber daya kesehatan meliputi sumber daya tenaga, sarana dan biaya sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan pembangunan kesehatan. Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sadabuan terdiri dari 10 sepuluh puskesmas pembantu. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2. Table 4.2. Puskesmas Pembantu di Wilayah Kerja Puskesmas Sadabuan No Kelurahan Puskesmas Pembantu 1 Wek I Samora Salak 2 Wek II Wek II 3 Wek III Wek III 4 Timbangan Timbangan 5 Panyanggar Panyanggar 6 Batang Ayumi Julu Batang Ayumi Julu 7 Losung Batu Losung Batu 8 Tobat Tobat 9 Bincar Bincar Jumlah 10 Sumber : Profil Puskesmas Sadabuan Tahun 2010 Tenaga kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sadabuan terdiri dari dokter, bidan, perawat dan tenaga lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Table 4.3. Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sadabuan No Tenaga Kesehatan Jumlah 1 Dokter Umum 1 2 Dokter Gigi 1 3 Tenaga Kesmas 1 4 Bidan 25 5 Perawat 15 6 Tenaga Kefarmasian 2 7 Tenaga Gizi 2 8 Tenaga Sanitasi 2 9 Tenaga Teknisi Medis 1 Jumlah 50 Sumber : Profil Puskesmas Sadabuan Tahun 2010

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi: kepatuhan penderita, dukungan keluargaPMO, dorongan petugas, rasa tanggung jawab dan tingkat kesembuhan dalam pengobatan.

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah penderita TB paru BTA positif yang tercatat di formulir TB-01 pada Bulan Juni sampai Desember Tahun 2010. Berdasarkan pengumpulan data di lapangan, diperoleh gambaran karakteristik responden secara umum menurut kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa umur responden yang terbanyak terdapat pada kelompok umur dewasa awal, yaitu 40 tahun sebanyak 27 responden 61,4. Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 26 responden 59,1 berjenis Universitas Sumatera Utara kelamin laki-laki sedangkan 18 responden 40,9 berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden terbanyak berpendidikan tamat SLTAsederajat yaitu 23 responden 52,3. Berdasarkan pekerjaan, sebanyak 25 responden 56,8 memiliki pekerjaan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan No Variabel f

1. Umur Tahun

Umur dewasa awal 40 Tahun Umur dewasa madya 40-60 Tahun 27 17 61,4 38,6 Jumlah 44 100 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 26 18 59,1 40,9 Jumlah 44 100 3. Pendidikan Tamat SDSederajat Tamat SLTPSederajat Tamat SLTASederajat Tamat AkademiPerguruan Tinggi 4 12 23 5 9,1 27,3 52,3 11,3 Jumlah 44 100 4. Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 25 19 56,8 43,2 Jumlah 44 100 4.2.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Kepatuhan Penderita Berdasarkan hasil penelitian mengenai kepatuhan penderita, dapat diketahui bahwa ada 33 responden 75 yang minum obat setiap hari pada pengobatan tahap awal 2 bulan. Distribusi responden yang menyatakan minum obat sesuai dosis yang ditentukan yaitu sebanyak 33 responden 75 dan ada 11 responden 25 yang tidak minum obat sesuai dosis yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara Distribusi responden yang menyatakan teratur berobat ke puskesmas sesuai kesepakatan dengan petugas, yaitu sebanyak 18 responden 40,9. Responden terbanyak yang menyatakan mematuhi jadwal pemeriksaan dahak yang telah ditentukan yaitu 19 responden 43,2. Responden yang menyatakan minum obat tiga kali seminggu pada pengobatan tahap lanjutan 4 bulan, yaitu sebanyak 20 responden 45,5. Distribusi responden yang mengikuti petunjuk dan anjuran petugas kesehatan dalam pengobatan, yaitu sebanyak 21 responden 47,7. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Penderita No Kepatuhan Penderita f 1 Pengobatan tahap awal 2 bulan, minum obat setiap hari a. Ya b. Tidak 33 11 75 25 Jumlah 44 100 2 Minum obat sesuai dosis yang ditentukan a. Ya b. Tidak 33 11 75 25 Jumlah 44 100 3 Teratur berobat ke puskesmas sesuai kesepakatan dengan petugas a. Ya b. Tidak 18 26 40,9 59,1 Jumlah 44 100 4 Mematuhi jadwal pemeriksaan dahak yang telah ditentukan a. Ya b. Tidak 19 25 43,2 56,8 Jumlah 44 100 5 Pengobatan tahap lanjutan 4 bulan, minum obat 3x seminggu a. Ya b. Tidak 20 24 45,5 54,5 Jumlah 44 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Lanjutan 6 Selalu mengikuti petunjuk dan anjuran petugas kesehatan dalam pengobatan a. Ya b. Tidak 21 23 47,7 52,3 Jumlah 44 100 Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa responden terbanyak berada dalam kategori tidak patuh yaitu 24 responden 54,5 dan kategori patuh yaitu 20 responden 45,5. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kepatuhan Penderita No Kategori Kepatuhan Penderita f 1 2 Patuh Tidak Patuh 20 24 45,5 54,5 Jumlah 44 100

4.2.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Dukungan KeluargaPMO

Berdasarkan hasil penelitian mengenai dukungan keluargaPMO, dapat diketahui sebanyak 15 responden 34,1 menyatakan bahwa selama menjalani pengobatan, keluargaPMO selalu mengawasi minum obat dan memberikan dorongan agar minum obat secara teratur. Distribusi responden yang menyatakan bahwa selama menjalani pengobatan, keluargaPMO menganjurkan kepada responden agar istirahat dan makan makanan bergizi untuk membantu proses pengobatan, yaitu sebanyak 16 responden atau sebesar 36,4. Hasil distribusi responden yang menyatakan bahwa selama pengobatan, keluargaPMO tetap memberikan bantuan kepada responden yaitu sebanyak 25 responden 56,8. Mayoritas responden yang menyatakan keluargaPMO pernah mengingatkan responden untuk berobat atau periksa ulang dahak pada waktu yang Universitas Sumatera Utara telah ditentukan selama menjalani pengobatan, yaitu sebanyak 25 responden 56,8. Sebagian besar responden 61,4 menyatakan bahwa selama menjalani pengobatan, anggota keluarga tidak pernah menggantikan mereka untuk mengambil obat ke puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga PMO No Dukungan KeluargaPMO f 1 Keluarga selalu mengawasi minum obat dan memberikan dorongan agar minum obat secara teratur a. Ya b. Tidak 15 29 34,1 65,9 Jumlah 44 100 2 Selama menjalani pengobatan, keluarga menganjurkan untuk istirahat dan makan makanan bergizi a. Ya b. Tidak 16 28 36,4 63,6 Jumlah 44 100 3 Selama pengobatan, keluarga tetap memberikan bantuan a. Ya b. Tidak 25 19 56,8 43,2 Jumlah 44 100 4 KeluargaPMO pernah mengingatkan untuk berobat atau periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan a. Ya b. Tidak 25 19 56,8 43,2 Jumlah 44 100 5 Selama pengobatan, anggota keluarga pernah menggantikan responden mengambil obat ke puskesmas a. Ya b. Tidak 17 27 38,6 61,4 Jumlah 44 100 Hasil penelitian, menunjukkan bahwa 10 responden 22,7 menerima dukungan keluarga dalam kategori baik, kategori sedang sebanyak 19 responden 43,2, dan kategori buruk sebanyak 15 responden 34,1. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Dukungan Keluarga PMO No Kategori Dukungan KeluargaPMO f 1 2 3 Baik Sedang Buruk 10 19 15 22,7 43,2 34,1 Jumlah 44 100

4.2.4. Deskripsi Responden Berdasarkan Dorongan Petugas Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai dorongan petugas kesehatan kepada responden, dapat diketahui sebanyak 22 responden 50 menyatakan bahwa petugas pernah memberikan penyuluhan tentang TB. Distribusi responden yang menyatakan bahwa petugas pernah menanyakan keadaankemajuan mereka selama pengobatan yaitu sebesar 65,9. Distribusi responden yang menyatakan bahwa petugas pernah mengingatkan akibat bila tidak minum obat secara teratur sebanyak 26 responden 59,1. Sebagian besar responden 65,9 menyatakan bahwa petugas pernah menganjurkan minum obat secara teratur. Distribusi responden yang menyatakan bahwa selama pengobatan, petugas pernah menjelaskan tentang jadwal minum obat yaitu sebanyak 30 responden 68,2. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Dorongan Petugas Kesehatan No Dorongan Petugas Kesehatan f 1 Memberikan penyuluhan tentang TB a. Ya b. Tidak 22 22 50 50 Jumlah 44 100 2 Menanyakan keadaankemajuan responden a. Ya b. Tidak 29 15 65,9 34,1 Jumlah 44 100 3 Mengingatkan akibat bila tidak minum obat secara teratur a. Ya b. Tidak 26 18 59,1 40,9 Jumlah 44 100 4 Menganjurkan saudara supaya minum obat secara teratur a. Ya b. Tidak 29 15 65,9 34,1 Jumlah 44 100 5 Menjelaskan tentang jadwal minum obat a. Ya b. Tidak 30 14 68,2 31,8 Jumlah 44 100 Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa sebagian besar dorongan petugas kesehatan yang diterima responden berada pada kategori baik yaitu sebanyak 19 responden 43,2, kategori sedang sebanyak 18 responden 40,9 dan kategori buruk sebanyak 7 responden 15,9. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Kategori Dorongan Petugas Kesehatan No Kategori Dorongan Petugas Kesehatan f 1 2 3 Baik Sedang Buruk 19 18 7 43,2 40,9 15,9 Jumlah 44 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.5. Deskripsi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 27 responden 61,4 menyatakan bahwa minum obat selama 6 bulan merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi demi mencapai kesembuhan. Mayoritas responden yang menyatakan wajib periksa dahak atau foto rontgen sesuai indikasi yaitu sebanyak 26 responden 59,1. Responden yang menyatakan meskipun terdapat efek samping yang ditimbulkan selama minum OAT, responden harus tetap melaksanakan terapi pengobatan TB Paru sesuai dengan ketentuan yaitu sebanyak 19 responden 43,2 . Responden yang menyatakan berkewajiban sembuh agar tidak menularkan penyakitnya terhadap anggota keluarga yang lain sebanyak 27 responden 61,4. Distribusi responden yang menyatakan perlu memberikan informasi atau pengalaman kepada keluarga supaya tidak menderita TB sebanyak 24 responden 54,5. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab No Rasa Tanggung Jawab f 1 Wajib meminum obat selama 6 bulan a. Ya b. Tidak 27 17 61,4 38,6 Jumlah 44 100 2 Wajib periksa dahak atau photo rontgen sesuai indikasi a. Ya b. Tidak 26 18 59,1 40,9 Jumlah 44 100 3 Meskipun terdapat efek samping yang ditimbulkan selama minum OAT harus tetap melaksanakan terapi pengobatan TB Paru sesuai dengan ketentuan a. Ya b. Tidak 19 25 43,2 56,8 Jumlah 44 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Lanjutan 4 Wajib sembuh agar tidak menularkan penyakit terhadap anggota keluarga yang lain a. Ya b. Tidak 27 17 61,4 38,6 Jumlah 44 100 5 Wajib sembuh agar tidak menularkan penyakit terhadap anggota keluarga yang lain a. Ya b. Tidak 24 20 54,5 45,5 Jumlah 44 100 Hasil penelitian, menunjukkan bahwa motivasi responden berupa rasa tanggung jawab dalam kategori baik yaitu sebanyak 15 responden 34,1, dalam kategori sedang yaitu sebanyak 15 responden 34,1 dan dalam kategori buruk sebanyak 14 responden 31,8. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Distribusi Kategori Rasa Tanggung Jawab No Kategori Rasa Tanggung Jawab f 1 2 3 Baik Sedang Buruk 15 15 14 34,1 34,1 31,8 Jumlah 44 100

4.2.6. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Kesembuhan Pengobatan

Berdasarkan tingkat kesembuhan dalam pengobatan TB paru, diketahui bahwa terbanyak responden tidak sembuh yaitu 28 responden 63,6 dan selebihnya sembuh yaitu 16 responden 36,4. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kesembuhan Pengobatan No Tingkat Kesembuhan Pengobatan f 1 2 Sembuh Tidak Sembuh 16 28 36,4 63,6 Jumlah 44 100 Universitas Sumatera Utara

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas meliputi kepatuhan dan motivasi penderita dukungan keluargaPMO, dorongan petugas dan rasa tanggung jawab dengan variabel terikat tingkat kesembuhan dalam pengobatan TB paru dengan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan α = 0.05, sebagai berikut : Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa dari 20 responden yang berada dalam kategori patuh, sebesar 75 sembuh dalam pengobatan TB paru dan dari 24 responden berada dalam kategori tidak patuh, sebesar 4,2 sembuh. Hasil uji chi square, menunjukkan bahwa variabel kepatuhan memiliki hubungan secara signifikan dengan tingkat kesembuhan dalam pengobatan TB paru karena nilai p 0,000 0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Hubungan Kepatuhan Penderita dengan Tingkat Kesembuhan Kepatuhan Penderita Tingkat Kesembuhan Total p value Sembuh Tidak Sembuh f f f Patuh 15 75 5 25 20 100 0,000 Tidak Patuh 1 4,2 23 95,8 24 100 Total 16 36,4 8 63,6 44 100 Hasil analisis, diketahui bahwa sebanyak 10 responden yang termasuk dalam kategori dukungan keluargaPMO baik, sebesar 80 sembuh dalam pengobatan TB paru. Hasil uji chi square, menunjukkan bahwa variabel dukungan keluargaPMO memiliki hubungan secara signifikan dengan tingkat kesembuhan pengobatan TB paru karena nilai p 0,005 0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Hubungan Dukungan KeluargaPMO dengan Tingkat Kesembuhan Dukungan Keluarga PMO Tingkat Kesembuhan Total p value Sembuh Tidak Sembuh f f f Baik 8 80 2 20 10 100 0,005 Sedang 4 21,1 15 78,9 19 100 Buruk 4 26,7 11 73,3 15 100 Total 16 36,4 28 63,6 44 100 Hasil analisis, diketahui bahwa sebanyak 19 responden menerima dorongan petugas kesehatan dalam kategori baik, sebesar 57,9 sembuh dalam pengobatan TB paru. Sebanyak 18 responden berada dalam kategori sedang, sebesar 22,2 sembuh dalam pengobatan dan sebanyak 7 responden berada dalam kategori buruk, sebesar 14,3 sembuh dalam pengobatan TB paru. Hasil uji chi square menunjukkan variabel dorongan petugas kesehatan memiliki hubungan secara signifikan dengan tingkat kesembuhan pengobatan TB paru karena nilai p 0,033 0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Hubungan Dorongan Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kesembuhan Dorongan Petugas Kesehatan Tingkat Kesembuhan Total p value Sembuh Tidak Sembuh f f f Baik 11 57,9 8 42,1 19 100 0,033 Sedang 4 22,2 14 77,8 18 100 Buruk 1 14,3 6 85,7 7 100 Total 16 36,4 28 63,6 44 100 Hasil analisis, diketahui bahwa sebanyak 15 responden memiliki rasa tanggung jawab yang baik dalam berobat, sebesar 86,7 sembuh dalam pengobatan TB paru. Hasil uji chi square, menunjukkan bahwa variabel rasa tanggung jawab Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan secara signifikan dengan tingkat kesembuhan pengobatan TB paru karena nilai p 0,000 0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17. Hubungan Rasa Tanggung Jawab dengan Tingkat Kesembuhan Rasa Tanggung Jawab Tingkat Kesembuhan Total p value Sembuh Tidak Sembuh F f f Baik 13 86,7 2 13,3 15 100 0,000 Sedang 2 13,3 13 86,7 15 100 Buruk 1 7,1 13 92,9 14 100 Total 16 36,4 28 63,6 44 100 4.4. Analisis Multivariat Berdasarkan hasil uji bivariat, diketahui bahwa variabel kepatuhan penderita dan motivasi dukungan keluargaPMO, dorongan petugas dan rasa tanggung jawab dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi logistik ganda karena nilai p 0,25. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model terbaik dalam menentukan determinan tingkat kesembuhan TB paru. Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara bersama-sama yang dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Kepatuhan Penderita, Dukungan KeluargaPMO, Dorongan Petugas Kesehatan dan Rasa Tanggung Jawab dengan Tingkat Kesembuhan Variabel B p value Exp B Kepatuhan Penderita 3.408 0,015 30,202 Dukungan KeluargaPMO 0.568 0,483 1,765 Dorongan Petugas Kesehatan 0.297 0,743 1,346 Rasa Tanggung Jawab 1.993 0,022 7,340 Constant -12.149 0,059 0,000 -2 log-likelihood= 20,811 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji statistik di atas, diketahui bahwa variabel kepatuhan penderita p=0,015 dan rasa tanggung jawab p=0,022 memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesembuhan pengobatan TB paru karena nilai p 0,05. Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada Tabel 4.18 di atas, diperoleh model persamaan uji regresi sebagai berikut: 2 993 , 1 1 408 , 3 149 , 12 ..... 2 2 1 1 1 1 1 1 X X iXi X X o e z P e z P + + − − + + + + − + = + = β β β β Keterangan : Pz = tingkat kesembuhan dalam pengobatan TB paru β = konstanta X1 = kepatuhan penderita X2 = rasa tanggung jawab

4.5. Hasil Wawancara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru Di Poli Paru Rumah Sakit Haji Medan 2012

4 85 65

Hubungan Dukungan Keluarga Dan Karakteristik Penderita Tb Paru Dengan Kesembuhan Pada Pengobatan Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan

3 51 102

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN KEPATUHAN MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Dengan Kepatuhan Menjalani Program Pengobatan Pada Penderita TB Paru di BBKPM Surakarta.

0 0 15

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

1 1 16

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 2

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 8

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 1 26

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 1 3

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 32

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Peran Keluarga dengan Tingkat Kesembuhan pada Penderita TB Paru di Balai Pengobatan Penya

0 0 11